TEMPO.CO, Jakarta - Pandangan Dewi Rina soal keju sudah berubah. Ia sudah tidak kalap seperti dulu ketika melihat salah satu makanan favoritnya itu terhidang. Diet tanpa obat menjadi jalan ninjanya untuk bisa terus sehat hingga tua nanti. "Aku tuh dulu suka sekali keju, tapi sekarang biasa saja," kata wanita 46 tahun ini kepada Tempo pada 1 Agustus 2024.
Dewi Rina mengaku saat ini ia lebih ahli menahan nafsu makannya. Maklum, selama 2 tahun terakhir, ia sengaja menurunkan berat badan dan mengatur pola makannya demi meningkatkan kesehatan di masa tua.
Baca juga:
Isu diet dan menurunkan berat badan sempat menjadi perbincangan di tengah masyarakat setelah selebgram Ella Nanda Sari Hasibuan meninggal dunia karena melakukan layanan sedot lemak di sebuah salon kecantikan di Depok pada pertengahan Juli 2024. Sebenarnya ada banyak pilihan bagi masyarakat yang ingin menurunkan berat badan. Solusinya bisa dengan tindakan seperti sedot lemak yang diawasi dokter, atau bahkan diet sehat tanpa obat-obatan.
Dewi Rina menceritakan perjalannya melakukan diet sehat dengan kunci utama mengatur pola makannya. Semua berawal dari rasa kagetnya melihat berat badannya yang nyaris 80 kilogram pada 2022. "2 kilogram lagi aku 80 kilogram. Kaki aku juga sudah sakit. Aku mikir, kalau nggak buru-buru taubat, (berat badan) aku bisa sampai 100 kilogram nih," katanya yang takut bila tidak bisa berjalan bila alami obesitas.
Intermittent Fasting
Ia pun langsung mengatur pola makannya menggunakan program diet Intermittent fasting. Intermittent fasting (IF) adalah pengaturan pola makan dengan cara berpuasa, yaitu menggunakan jeda waktu untuk bisa mengonsumsi makanan. Umumnya dilakukan dalam waktu 16 jam berpuasa, dan 8 jam untuk mengkonsumsi makanan.
Jadi ia mencoba mengurangi jumlah jam makan sehingga tidak banyak yang akan dia konsumsi. "Aku hanya boleh makan antara pukul 10.30 pagi hingga 17.00. Selebihnya, aku minum air hangat saja," katanya.
Dewi Rina mencari tahu berbagai informasi gizi itu di internet. Ia sering membaca berbagai informasi dari para ahli gizi di dunia maya, atau mengikuti para influlencer terpercaya yang sudah berhasil menurunkan berat badan. Pegawai swasta ini pun rajin mencari tahu berbagai makanan dan minuman yang boleh dan sebaiknya dihindari saat ingin menurunkan berat badan.
Dari hasil riset intensnya, ia berhenti mengkonsumsi gorengan, tidak lagi makan makanan berminyak, sangat menghindari gula, dan stop makan makanan berbahan dasar terigu. "Ternyata berdampak banget," katanya.
Sebagai gantinya, ia lebih banyak mengkonsumsi karbohidrat kompleks seperti ubi, singkong, jagung. Untuk tambahan serat dan gula, ia lebih banyak konsumsi buah potong. "Buah potong ya, jangan jus. Karena kalau jus sudah banyak gulanya," katanya.
Buah biasanya ia konsumsi sesaat setelah ia membuka 'jendela' makannya. Untuk mengawali waktu makan, Dewi Rina biasanya akan mengkonsumsi pepaya atau alpukat tanpa gula dan susu. Menurutnya, kedua buah itu cukup ramah di kantong, enak dan juga baik manfaatnya. Lain waktu, ia juga tidak lupa mengkonsumsi protein. Ia masih mengkonsumsi ayam, ikan atau sedikit daging.
Yang menjadi perhatian utamanya saat mengkonsumsi protein adalah soal cara pengolahan proteinnya. "Kalau tidak dibakar, ditumis, kukus atau ditaruh di air fryer. Yang penting tidak digoreng," katanya yang juga tidak lupa makan banyak sayur.
Ia pun mengaku masih mengkonsumsi santan. Namun kuantitasnya sangat jarang, yaitu 2 pekan sekali. Tak jarang, ia mengubah minyak untuk tumisannya dengan air demi mengurangi konsumsi minyak goreng.