TEMPO.CO, Jakarta - Kanker adalah penyakit yang terjadi ketika sel-sel dalam tubuh tumbuh secara tidak normal dan tidak terkendali. Sel-sel kanker ini dapat menyerang jaringan di sekitarnya dan bahkan menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Meskipun ilmu kedokteran telah berkembang pesat, penyebab pasti kanker masih menjadi misteri yang terus diteliti oleh para ilmuwan. Namun, berbagai faktor telah diidentifikasi sebagai pemicu atau peningkat risiko seseorang terkena penyakit ganas ini. Faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi tiga kategori utama.
Setiap sel dalam tubuh manusia memiliki cetak biru genetik yang unik, yang terkandung dalam DNA. Mutasi atau perubahan pada DNA ini dapat menyebabkan sel tumbuh dan berkembang secara tidak normal, menjadi sel kanker. Beberapa jenis kanker memang memiliki komponen genetik yang kuat, artinya seseorang dengan riwayat keluarga kanker tertentu memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit yang sama.
Sindrom genetik
Beberapa kondisi genetik langka, seperti sindrom Lynch dan sindrom Li-Fraumeni, meningkatkan risiko seseorang terkena berbagai jenis kanker.
Onkogen
Gen-gen tertentu yang mengatur pertumbuhan sel, jika mengalami mutasi dapat menjadi onkogen dan memicu pertumbuhan sel kanker.
Gen supresor tumor
Gen-gen ini berfungsi untuk menghambat pertumbuhan sel yang tidak normal. Mutasi pada gen supresor tumor dapat menyebabkan sel kanker tumbuh tanpa terkendali.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan sekitar kita mengandung berbagai zat dan kondisi yang dapat meningkatkan risiko kanker. Beberapa faktor lingkungan yang telah diidentifikasi sebagai penyebab kanker antara lain:
Zat kimia
Paparan zat kimia berbahaya seperti asbestos, benzena, dan formaldehida dapat merusak DNA sel dan memicu pertumbuhan sel kanker. Pekerjaan tertentu yang melibatkan paparan zat kimia berisiko tinggi, seperti pekerja pabrik dan pekerja laboratorium.
Radiasi
Radiasi pengion, seperti sinar X dan radiasi ultraviolet dari matahari, dapat merusak DNA sel. Paparan radiasi dalam dosis tinggi, misalnya dari pengobatan kanker, dapat meningkatkan risiko kanker sekunder.
Virus
Beberapa jenis virus, seperti virus hepatitis B dan C (untuk kanker hati), human papillomavirus (HPV) (untuk kanker serviks), serta virus Epstein-Barr (untuk lymphoma), dapat memicu perubahan genetik pada sel dan menyebabkan kanker.
3. Faktor Gaya Hidup
Gaya hidup yang tidak sehat juga merupakan faktor risiko yang signifikan untuk berbagai jenis kanker. Beberapa kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko kanker meliputi:
Merokok
Merokok adalah penyebab utama kanker paru-paru dan juga meningkatkan risiko berbagai jenis kanker lainnya, seperti kanker mulut, tenggorokan, esofagus, kandung kemih, dan pankreas.
Konsumsi alkohol berlebihan
Alkohol dapat merusak hati dan meningkatkan risiko kanker hati, mulut, tenggorokan, dan esofagus.
Kurang aktivitas fisik
Kurang olahraga dapat meningkatkan risiko obesitas, yang dikaitkan dengan berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara, usus besar, dan endometrium.
Pola makan tidak sehat
Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan garam, serta rendah serat, buah-buahan, dan sayuran, dapat meningkatkan risiko kanker.
Obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara, usus besar, dan prostat.
Berbagai Penganan Kanker
Kemoterapi
Obat kemoterapi bekerja dengan cara membunuh sel yang cepat membelah diri, termasuk sel kanker. Sayangnya, obat ini juga dapat merusak sel sehat yang membelah cepat, seperti sel rambut dan sel darah. Pemberian obat kemoterapi dapat diberikan melalui berbagai cara, seperti oral, intravena, atau langsung ke tumor. Efek sampingnya adalah mual, muntah, rambut rontok, kelelahan, dan penurunan jumlah sel darah.
Terapi Target
Obat terapi target dirancang untuk menargetkan sel kanker secara spesifik dengan memanfaatkan perubahan genetik atau protein tertentu pada sel kanker. Contohnya adalah obat yang menghambat reseptor HER2 pada kanker payudara. Efek samping lebih sedikit dibandingkan kemoterapi karena lebih selektif.
Imunoterapi
Imunoterapi membantu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan menyerang sel kanker. Terdapat beberapa jenis imunoterapi, seperti Inhibitor checkpoint yang menghambat protein yang mencegah sistem kekebalan tubuh menyerang sel kanker. Sel T CAR, merupakan Sel T yang telah dimodifikasi untuk mengenali dan membunuh sel kanker.
Hormon Terapi
Obat hormon digunakan untuk mengobati kanker yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon, seperti kanker payudara dan kanker prostat. Obat ini bekerja dengan cara memblokir atau mengurangi produksi hormon yang merangsang pertumbuhan sel kanker.
Terapi Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal adalah protein yang dibuat di laboratorium untuk menempel pada sel kanker dan membunuhnya atau menandai sel kanker agar lebih mudah diserang oleh sistem kekebalan tubuh.
Seringkali, pengobatan kanker melibatkan kombinasi beberapa jenis obat atau terapi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengobatan dan mengurangi resistensi sel kanker terhadap obat.
Pilihan Editor: BRIN Kembamngkan Decy-13 untuk Diagnosis Penyankit Kanker dan TBC