TEMPO.CO, Jakarta - Dilansir dari CNA Lifestyle, penelitian terbaru dari Singapura yang melibatkan lebih dari 13.000 peserta menunjukkan bahwa makan buah yang lebih tinggi pada usia paruh baya dapat mengurangi risiko depresi di masa tua.
Studi ini menemukan bahwa orang yang mengonsumsi setidaknya tiga porsi buah sehari memiliki kemungkinan 21 persen lebih rendah untuk mengalami depresi terkait penuaan dibandingkan mereka yang mengonsumsi kurang dari satu porsi per hari.
Penelitian yang dipimpin oleh Profesor Koh Woon Puay dari Healthy Longevity Translational Research Programme di NUS Yong Loo Lin School of Medicine ini menyarankan agar mengonsumsi satu hingga dua porsi buah setelah setiap kali makan dapat membantu mengurangi risiko depresi. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam edisi Juni The Journal of Nutrition, Health and Aging.
Penelitian ini meneliti 14 jenis buah yang umum dikonsumsi di Singapura, termasuk jeruk, pisang, pepaya, semangka, apel, dan melon. Menariknya, konsumsi lebih banyak sayuran tidak memberikan manfaat yang signifikan dalam mengurangi risiko depresi, meskipun telah dianalisis 25 jenis sayuran seperti bayam, brokoli, dan tomat.
Menurut Profesor Koh, meskipun studi-studi sebelumnya telah meneliti hubungan antara konsumsi buah dan sayuran dengan risiko depresi, hasilnya sering kali tidak konsisten, terutama di populasi Barat. Penelitian ini adalah studi berbasis populasi terbesar yang dilakukan di Asia untuk mengeksplorasi hubungan tersebut.
Masalah Depresi di Singapura
Depresi adalah masalah kesehatan mental yang umum di Singapura. Menurut Dr. Lim Boon Leng, seorang psikiater di Gleneagles Hospital, sekitar satu dari 16 orang Singapura pernah mengalami depresi sepanjang hidup mereka. Dr. Lim mencatat bahwa pada usia paruh baya, risiko depresi dapat meningkat karena munculnya penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Penyakit kronis ini sering kali memicu perubahan gaya hidup yang signifikan, yang dapat menyebabkan isolasi sosial dan penurunan kualitas hidup, yang pada akhirnya meningkatkan risiko depresi.
Meskipun hubungan antara mikronutrien dalam buah dan depresi belum sepenuhnya dipahami, diduga bahwa buah yang kaya akan antioksidan dan nutrisi anti-inflamasi seperti Vitamin C, karotenoid, dan flavonoid dapat membantu mengurangi stres oksidatif dan peradangan di dalam tubuh, dua jalur yang diketahui dapat menyebabkan neurodegenerasi dan depresi.
Menurut ahli gizi Jaclyn Reutens dari Aptima Nutrition, tiga dari empat orang Singapura tidak memenuhi asupan buah yang disarankan. Oleh karena itu, meningkatkan konsumsi buah dapat membantu mencegah kerusakan lebih lanjut akibat stres oksidatif, yang tidak hanya mengurangi risiko depresi, tetapi juga bermanfaat dalam mengurangi risiko penyakit kronis lainnya seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan beberapa jenis kanker.
Studi ini menyarankan untuk mengonsumsi tiga porsi buah per hari untuk mengurangi risiko depresi, meskipun pedoman kesehatan saat ini merekomendasikan dua porsi per hari untuk mencegah penyakit kardiovaskular dan kanker.
Meskipun ada kekhawatiran tentang asupan gula alami yang lebih tinggi dari buah, penelitian ini menunjukkan bahwa antioksidan dalam buah dapat menyeimbangkan efek buruk gula terhadap risiko depresi. Namun, temuan ini masih perlu divalidasi lebih lanjut melalui studi besar lainnya.
Untuk memaksimalkan manfaat nutrisi, Reutens merekomendasikan mengonsumsi buah segar daripada jus, karena jus cenderung kehilangan Vitamin C akibat paparan udara. Potongan buah segar, beku, atau kalengan juga masih mengandung serat dan nutrisi yang diperlukan, meskipun nutrisi terbaik diperoleh dari sumber alami.
Waktu terbaik untuk mengonsumsi buah adalah segera setelah makan, karena nutrisi dalam buah dapat lebih mudah diserap oleh tubuh saat dikombinasikan dengan makanan yang mengandung lemak sehat. Meskipun demikian, mengonsumsi buah sebagai camilan juga bermanfaat.
Meskipun sayuran kaya akan mikronutrien, metode persiapan dan konsumsi sayuran yang sering dimasak dapat mengurangi ketersediaan dan efektivitas nutrisi dalam mengurangi risiko depresi. Oleh karena itu, untuk mendapatkan manfaat maksimal dari sayuran, disarankan untuk mengonsumsi campuran sayuran mentah dan dimasak dengan ringan.
Dengan temuan ini, semakin jelas bahwa meningkatkan konsumsi buah pada usia paruh baya dapat menjadi strategi yang efektif dalam mencegah depresi dan menjaga kesehatan mental di usia tua.
Pilihan Editor: Hindari Empat Cara Makan Buah Ini Jika Ingin Dapat Manfaat Maksimal