TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit kardiovaskular adalah kondisi yang memengaruhi struktur atau fungsi jantung, seperti irama jantung abnormal atau aritmia, penyakit aorta dna sindrom marfan, penyakit jantung bawaan, penyempitan arteri, dan lain-lain seputar penyakit jantung lainnya.
Dikutip dari WebMD, untuk mencegah penyakit kardiovaskular maka penanganan dan pemberian obat yang paling banyak diresepkan ialah dengan obat statin. Obat statin mampu membantu mencegah penyakit kardiovaskular sehingga pasien bisa hidup lebih lama dan lebih sehat.
Selain itu, dalam unair.ac.id strategi pengobatan untuk menurunkan kolesterol (kasus hiperlipidemia) pada anak dikembangkan dengan pemberian obat golonga: statin, asam empedu (questran), fibrat, asam nikotinat dan ezetimib. Di antara obat tersebut, golongan statin telah direkomendasikan sebagai pengobatan utama (lini pertama) untuk hiperlipidemia terutama untu familial hypercholesterolemia (FH) dan ditoleransi dengan baik pada anak.
Obat statin mempunyai beberapa keunggulan, yaitu terdapat efek pleitropik disamping efek penurunan kolesterol. Efek pleitropik ini berupa antiradang/antiinflamasi, antioksidan, imunomodulator, antiproliferasi, stabilisasi plak di pembuluh darah dan pencegahan terhadap agregasi platelet/trombosit.
Dalam sirkulasi sistemik, statin dapat berkaita dengan albumin dalam jumlah yang bervariasi berdasarkan karakteristik obatnya sehingga mempengaruhi parameter volume distribusi dan waktu paruh obat. Dari hasil penelitian terkait efektivitas dan keamanan pada anak menunjukkan bahwa obat golongan statin secara bermakna bisa mengurangi kadar LDL-C sebesar 35 persen setelah pemberian enam bulan.
Obat statin juga telah terbukti memiliki efek positif pada lipida atergonik penting lainnya, khusunya apoB, VLDL, apoA1, HDL-C, TC, dan TG. Begitu pula dengan studi keamanannya, juga telah diteliti secara luas, salah satunya menyangkut efek sampin pada anak dan remaja yang menerima pengobatan statin dan dilaporkan tidak memiliki efek samping yang membahayakan.
Efek samping paling umum terjadi pada pasien dewasa adalah nyeri dan kelemahan otot, rhabdomiolisis dan gangguan fungsi hati, sehingga perlu dipantau bersama dengan efek samping lainnya. Interaksi obat yang banyak terjadi bila golongan statin diminum bersamaan dengan obat lain yaitu obat yang menghambat sitokrom P450 3A4 seperti makrolida, pemblok HIV-protease, pemblok kanal kalsium, antijamur, dan siklosporin.
Akibat dari interaksi tersebut adalah menimbulkan peningkatan kadar statin dalam darah dan meningkatkan risiko toksisitas dari statin sehingga perlu kewaspadaan bila diberikan secara bersamaan. Beberapa penelitian juga membuktikan bahwa penggunaan statin harus dibatasi untuk anak dengan risiko penyakit jantung ateroklerotik. Namun, penggunaan statin ini telah disetujui untuk digunakan pada anak usia 8 tahun ke atas untuk pravasatin. Sedangkan untuk atorvastatin, fluvastatin, lovastatin, rosuvastatin, dan simvastatin digunakan pada anak usia 10 tahun ke atas.
Selanjutnya, dikutip dari WebMD, obat statin bekerja dengan cara menjaga kadar kolesterol dalam tubuh. Jika seseorang tidak mampu menjaga kadar kolesterolnya, maka dokter akan meresepkan statin. Dengan menurunkan kadar kolesterol LDL, hal ini bisa mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.
Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa pasien yang mengonsumsi statin bisa hidup lebih lama daripada mereka yang memiliki kolesterol tinggi yang tidak mengatasinya. Namun, jika tubuh mengalami intoleransi statin maka pengobatan statin tidak bisa diberikan. Intoleransi statin terjadi ketika Anda alergi terhadap obat atau mengalami efek samping negatif yang lebih besar daripada manfaatnya.
Pada umumnya, tes akan menunjukkan bahwa Anda mengalami penurunan fungsi hati atau otot. Dalam beberapa kasus, Anda mungkin dapat mentoleransi statin dalam dosis rendah. Sedangkan dalam kasus lain, Anda tidak bisa mentoleransi statin sama sekali. Tanda-tanda intoleransi statin ialah, jika pengobatan statin diberikan maka Anda mengalami nyeri otot, rasa sakit, kelemahan, dan kram. Jika mengalami salah satu gejala tersebut, segera konsultasikan ke dokter.
Pilihan editor: Pakar Sebut Perlunya Variasi Olahraga Agar Manfaatnya Lebih Maksimal