TEMPO Interaktif, Jakarta - Minum teh memang nikmat. Tetapi minum teh bersamaan saat mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi atau suplemen besi malah kurang memberi manfaat.
"Teh ini menghambat penyerapan besi, makanya jangan minum bersamaan," ujar Profesor Dr Djajadiman Gatot SpA (K) dalam Seminar Action Iron Deficiency Anemia, di Gedung Prodia, Rabu (13/4).
Karena akan menghambat penyerapan besi itulah, ia menyarankan memberi jarak saat minum teh dengan suplemen besi. Guru Besar Fakultas Kedokteran UI itu menyarankan jarak minum teh dan suplemen besi setidaknya dalam tiga jam. Hal inipun berlaku pada anak-anak balita yang sedang mendapat tambahan suplemen besi.
Selain teh, Dr Djaja juga menjelaskan beberapa jenis makanan yang mengandung fitat, seperti kacang polong dan kacang kedele.
Zat besi banyak terdapat beberapa makanan seperti daging merah, hati, tiram, ikan, susu. Makanan inilah yang dianjurkan untuk menyuplai zat besi di tubuh. Selain itu untuk menyediakan zat besi, dianjurkan untuk mengkonsumsi sayur-sayuran.
Pada acara ini Dr Djaja mengemukakan saat ini prevalensi balita (0-5 tahun) di Indonesia mengalami Anemia Defisiensi Besi (ADB) mencapai 45 persen. WHO menyarankan negara dengan prevalensi yang tinggi diperbolehkan untuk memberikan suplementasi besi tanpa uji tapis terlebih dulu. Suplementasi besi bisa mulai diberikan saat anak masih bayi dengan dosis yang ditentukan. Supelementasi pun pun masih bisa diberikan hingga anak mencapai usia remaja.
Kekurangan zat besi sejak di kandungan hingga-2 tahun ini akan mengganggu perkembangan cabang dan sambungan antara sel-sel otak. Selain itu dalam jangka panjang akan menggangu kecerdasan dan perilaku anak.
DIAN YULIASTUTI