TEMPO.CO , Jakarta: Selain dijual ke seluruh Indonesia, minyak gosok Cap Tawon buatan PT Tawon Jaya Makassar juga diekspor ke Singapura, Hong Kong, Malaysia, Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda. Saban bulan, produksinya mencapai 300 ribu botol. "Racikan awalnya tetap dipertahankan hingga sekarang," kata Eddy Mattualy, Direktur Utama PT Tawon Jaya Makassar, saat ditemui Tempo di rumahnya, pekan lalu.
Racikannya terdiri dari rupa-rupa minyak. Selain minyak kelapa, minyak kayu putih, cengkeh, daun lada, jahe, kunyit, dan bawang, juga ada minyak sereh, minyak lawang, lengkuas, temulawak, dan daun sirih. Semua bahan dimasak, diekstrak, lalu disaring. Klaim khasiatnya sebanyak unsur yang dicampurkan. Misalnya menyembuhkan bengkak, mengobati berbagai macam luka, pegal, nyeri, sakit kepala, gatal akibat gigitan serangga, serta cocok untuk pijat atau urut sehari-hari.
Minyak ini sudah diuji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Itu sebabnya, dalam produk minyak Cap Tawon tertulis POM TR sebagai bukti teregistrasi sebagai obat tradisional. "Sejauh ini minyak obat tradisional tidak bermasalah," kata Bahdar Johan, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen BPOM.
Meski demikian, soal khasiat yang diklaim oleh perusahaan Eddy, belum ada yang mengujinya secara medis. Menurut dokter Siswanto, Ketua Komisi Nasional Saintifikasi Jamu di Kementerian Kesehatan, kebanyakan prinsip kerja minyak gosok adalah menghangatkan tubuh sehingga merangsang sirkulasi darah. Rasa hangat didapat, antara lain dari efek penggunaan kayu putih.
Minyak kayu putih memang terkandung dalam banyak minyak gosok, termasuk Cap Tawon. Hasil penyulingan daun dan ranting tanaman kayu putih ini, selain menghangatkan, juga mengandung eukaliptol. Zat inilah yang berkhasiat melemaskan otot dan mencegah perut kembung. Itu mengapa minyak ini—bersama dengan minyak kelapa dan minyak adas—dicampurkan ke dalam minyak telon (telu berarti tiga dalam bahasa Jawa).
Yang menarik, pengobatan dengan menggosokkan ke kulit diadaptasi oleh pengobatan modern. Olesan di kulit terbukti diserap tubuh dan lebih aman dibanding obat minum, yang terkadang memicu masalah di organ pencernaan.
Kementerian Kesehatan mendorong obat tradisional, termasuk yang berbentuk minyak, agar tetap eksis. Produk ini dikategorikan sebagai jamu. Bukti khasiatnya mengacu pada penggunaan secara empiris dan turun-temurun. Namun, agar khasiatnya bisa dijelaskan, upaya mencari bukti ilmiah tentang manfaat dan keamanan jamu perlu dilakukan. Sebab itulah, pada 2010, dibentuk Komisi Nasional Saintifikasi Jamu. "Soal khasiat, kita rasional saja, enggak usah berlebihan," kata Siswanto.
DWI WIYANA | ANANDA TERESIA | IRMAWATI
Terpopuler:
Kebanyakan Asupan Gula, Ganggu Proses Belajar Anak
Plus-Minus Konsultasi Kesehatan Online
Bakteri Diduga Penyebab Obesitas
Lily Yulianti Luncurkan Buku Kumpulan Cerpen
Agar Si Kurus Terhindar dari Osteoporosis
Para Perokok Alami Gangguan Tidur