5. Membanding-bandingkan
Terus-menerus membandingkan pendapatan atau harta kita dengan orang lain adalah "salah satu alasan Amerika tidak segembira orang di negara lain," ujar Dawn Buse, PhD, psikolog kesehatan di Montefiore Medical Center, New York. Buse. Membanding-bandingkan kekayaan akan membuat Anda selalu merasa tidak puas dan cenderung berpikir tak rasional sebab hubungan antara pendapatan dan kebahagiaan sebenarnya jauh lebih lemah daripada yang kita pikirkan. Oleh sebab itu, berfokus pada rasa bersyukur untuk apa yang Anda miliki. Penelitian telah menunjukkan bahwa latihan sederhana, seperti menjaga "jurnal rasa syukur" berhubungan dengan kepuasan yang lebih besar, optimisme, dan kebahagiaan.
6. Pemikiran obsesif
Berpikir obsesif akan mempercepat pernapasan dan denyut jantung dan tubuh akan melepaskan hormon stres adrenalin dan kortisol. Semua ini berpengaruh pada kesehatan fisik dan emosional Anda. Belajarlah untuk mengenali pikiran Anda dan latihlah diri untuk menghindari obsesif. Tarik napas dalam-dalam. "Letakkan karet gelang di pergelangan tangan Anda sebagai pengingat dan setiap kali Anda merenungkan, menariknya kembali sedikit," saran Buse. "Ini adalah pengingat untuk berhenti merenungkan dan mengubah melatih pikiran Anda."
7. Memendam amarah
Kemarahan dan frustrasi adalah reaksi normal terhadap tantangan hidup yang tak terelakkan. Namun, ketika Anda menekan perasaan mereka dan membiarkan dendam dan keluhan memburuk, hal itu bisa menjadi bumerang. Beberapa studi, pada kenyataannya, telah menemukan bahwa kemarahan yang ditekan berhubungan dengan gejala depresi. Jadi, sangat penting untuk mengekspresikan emosi negatif, tetapi hanya dalam cara yang tepat. Jika Anda dapat mengkomunikasikan kemarahan Anda dalam cara yang tegas tapi tenang, kemungkinan Anda akan merasa lebih baik sesudahnya. Jika itu bukan pilihan, Anda terbaik mungkin hanya membiarkannya pergi: Penelitian menunjukkan tindakan memaafkan memberikan manfaat kesehatan mental.
8. Terlalu banyak bekerja
Ketika keseimbangan kerja kita rusak, kita cenderung akan merasa stres dan itu dapat meningkatkan risiko kesehatan mental yang serius. Sebuah studi dari pegawai sipil Inggris tahun 2011 menemukan bahwa jam kerja lebih dari 11 jam per hari memiliki risiko depresi lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan bekerja 7 sampai 8 jam per hari. Untuk menghindari hal itu, pikirkan baik-baik tentang nilai-nilai dan prioritas Anda. Selain itu, Anda juga perlu menyisihkan waktu untuk keluarga, teman, dan hobi. "Kedengarannya agak lucu untuk merencanakan untuk bersenang-senang atau relaksasi, tetapi membuat waktu dilindungi benar-benar penting," kata Buse.
9. Tidak kemana-mana