Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

12 Minggu Makan Menu Mentah, Gula Turun 2 Persen  

Editor

Heru Triyono

image-gnews
Warga memeriksa tekanan gula darah saat pengobatan gratis dikawasan Jembatan Lima, Jakarta, Minggu (8/5). Bakti sosial kesehatan masyarakat ini diikuti 500 orang yang kurang mampu. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Warga memeriksa tekanan gula darah saat pengobatan gratis dikawasan Jembatan Lima, Jakarta, Minggu (8/5). Bakti sosial kesehatan masyarakat ini diikuti 500 orang yang kurang mampu. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Imbauan makan sayur dan buah tidak pernah bosan diucapkan para guru sejak sekolah dasar hingga lulus kuliah sekali pun. Teorinya selalu sama, buah dan sayur adalah makanan sehat yang dapat mencegah berbagai macam penyakit. Teori ini tidak terbantahkan. Sayangnya, teori ini tidak sejalan dengan cepatnya penyebaran penyakit akibat gaya hidup, seperti diabetes melitus tipe 2.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2007 menyebutkan angka kejadian penderita diabetes tipe 2 mencapai 5,7 persen dari total jumlah seluruh penduduk Indonesia atau sekitar 14,3 juta jiwa. Jumlah ini adalah angka yang diperoleh dari pasien diabetes yang melapor. Namun, pihak yang tidak melapor bisa jadi lebih banyak.

Dokter spesialis gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Tan Shot Yen, dalam disertasinya menyebutkan salah satu perubahan gaya hidup yang menyebabkan meningkatnya angka diabetes adalah cara manusia mengkonsumsi makanannya.

"Pergeseran pangan pokok dari bentuk bulir utuh menjadi rafinasi (diolah dengan cara dihaluskan) sebagai akibat proses pengolahan pangan mutakhir menyebabkan gangguan metabolik, antara lain diabetes melitus tipe 2," demikian ditulis Tan Shot Yen dalam naskah disertasi yang dibacakan dalam sidang doktoralnya. Hal itu ia sampaikan di Auditorium Senat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Selasa, 4 Maret 2013.

Dokter Tan meyakini menurunnya asupan sayur dan buah serta kebiasaan memilih makanan olahan menjadi salah satu penyebab seseorang terkena diabetes. Hambatan dalam mengkonsumsi sayur dan buah bukan hanya karena kesadaran seseorang mengenai manfaatnya, tetapi juga soal kebiasaan, rasa, porsi, dan cara pengolahannya.

"Kebanyakan orang mempunyai hambatan dalam mengkonsumsi sayur karena tidak tahu bagaimana mengolahnya bersama lauk untuk dapat dinikmati,” ujar Tan. Melalui disertasinya, Tan coba memperkenalkan beberapa menu olahan sayur kreatif dan porsi pastinya yang bisa dicoba, serta manfaat yang langsung bisa dirasakan selama 12 minggu.

Salah satu manfaatnya adalah perbaikan HbA1c (indikator gula darah selama tiga bulan) pada orang-orang yang mencoba menu Tan. Gula darah orang-orang yang memiliki diabetes tipe 2 ini turun sebanyak 2 persen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

CHETA NILAWATY

Topik terhangat:
Kampanye 2014 | Jokowi Nyapres | Malaysia Airlines | Pemilu 2014 | Kasus Century

Baca juga:

Unibraw Luncurkan Alat Deteksi Dini Penyakit Gula
Lensa Kontak Pengontrol Gula Darah

Penyakit Gusi Tingkatkan Kadar Gula Darah

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

22 jam lalu

Ilustrasi perempuan olahraga di gym. Foto: Freepik.com/Jcomp
Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.


Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

5 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

12 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

14 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

14 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

21 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

22 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

22 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

23 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

23 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang