INFO SEHAT - Atresia duodenum adalah kelainan bawaan, berupa terputusnya kontinuitas saluran duodenum, atau sumbatan pada bagian duodenum, yang menyebabkan makanan dan cairan lambung tidak dapat masuk ke saluran pencernaan di bawahnya.
Duodenum disebut juga usus dua belas jari, adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung, dan menghubungkan lambung dengan bagian usus halus yang disebut yeyunum. Saluran pencernaan manusia normalnya tersambung mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, duodenum, usus halus, usus besar hingga ke anus.
Atresia duodenum merupakan salah satu penyebab tersering obstruksi saluran cerna, dengan frekuensi 1 dari 5000-10.000 kelahiran hidup bayi. Lebih dari 50 persen kasus disertai dengan kelainan bawaan lain, dan 30 persen diantaranya disertai dengan kelainan trisomi 21 atau down syndrome.
Kondisi atresia duodenum dapat didiagnosa pada saat janin, dengan menggunakan USG. Pada 30persen-65persen ibu hamil dengan kondisi janin menderita atresia duodenum, akan didapatkan air ketuban yang jumlahnya lebih dari normal, atau disebut juga polihidramnion. Dari USG, pada 44persen kasus dapat ditemukan adanya gambaran “double bubble”, yaitu suatu gambaran yang memperlihatkan kondisi lambung dan duodenum yang membesar karena adanya sumbatan di satu bagian duodenum janin.
Bayi yang lahir dengan atresia duodenum, akan mengalami muntah berulang, dengan muntah yang berwarna kehijauan. Bayi tidak dapat minum, karena adanya sumbatan pada duodenum tersebut. Perut bayi tidak terlihat kembung atau terlihat kembung hanya pada bagian atasnya. Untuk membantu penegakan diagnosis, dapat dibuat rontgen perut, yang akan memperlihatkan adanya “double bubble”.
Bayi dengan atresia duodenum harus dipuasakan, dipasang selang lambung, diberikan cairan infus serta dipersiapkan untuk menjalani pembedahan oleh dokter bedah anak. pasien juga memerlukan pembedahan untuk menyambung bagian duodenum sebelum dan setelah sumbatan, agar kontinuitas saluran duodenum kembali normal. Dengan demikian cairan serta makanan dari lambung dapat masuk ke usus halus setelahnya. Penanganan yang komprehensif oleh dokter bedah anak, dokter perinatologi, anestesi dan perawat diperlukan untuk menangani kasus atresia duodenum.
(dr. Tri Hening Rahayatri, Sp.BA.- RS Premier Jatinegara)