INFO SEHAT - Jangan anggap enteng masalah peyakit hati. Jika kondisinya berat bisa berakibat gagal hati. Pada kondisi ini hati tidak dapat lagi mengkompensasi fungsinya yang semakin menurun, sehingga bila tidak dilakukan tindakan, maka pasien dapat meninggal.
Indikasi perlunya operasi cangkok hati pada anak adalah adanya gagal hati yang menyebabkan kemungkinan hidup seorang anak kurang dari dua tahun lagi. Cangkok hati juga bisa dilakukan jika gagal hati menyebabkan terganggunya tumbuh kembang anak.
Kondisi si kecil juga seperti atresia bilier, sering menyebabkan yang bersangkutan memerlukan transplantasi atau cangkok hati. Atresia bilier, yaitu kelainan bawaan pada anak berupa saluran empedu yang tidak normal, yang menyebabkan cairan empedu yang diproduksi hati tidak dapat digunakan tubuh. Pasien dengan atresia bilier akan terlihat kuning semenjak dari usia awal. Penyakit lain yang menyebabkan kondisi gagal hati seperti kolestasis, acute hepatic necrosis, penyakit metabolik, tumor dan sebagainya.
Pada operasi cangkok hati, hati anak yang telah rusak diangkat seluruhnya, lalu digantikan dengan sebagian hati dari donor. Donor hati dapat berasal dari Donation after brain death (DBD), yaitu donor dari seorang yang dinyatakan telah mati batang otak. Orang tersebut masih dapat bernafas karena bantuan mesin pernafasan (ventilator) namun secara kedokteran yang bersangkutan telah dinyatakan meninggal. Bila organ yang lain masih baik, maka organ tersebut dapat didonorkan, dengan persetujuan keluarga.
Ada dua jenis donor. Pertama, Donation after cardiac death (DCD), yaitu donor dari seseorang yang telah mengalami henti napas dan jantung. Kedua, Living donor liver transplantation (LDLT). Yaitu donor hati dari seorang yang sehat dan memenuhi syarat sebagai pendonor. Pengambilan sebagian hati donor dilakukan secara operasi, bersamaan dengan operasi pencangkokan hati.
Di Indonesia saat ini operasi transplantasi yang dapat dilakukan mengingat etika, sosial agama dan peraturan yang berlaku adalah operasi dari donor hidup (living donor liver transplantation).
Orang yang ideal sebagai donor adalah seseorang yang sehat secara fisik, mental dan psikologis, bersedia mendonorkan sebagian hatinya. Donor juga sebaiknya memiliki hubungan darah dengan pasien, dan mengerti risiko operasi yang dihadapinya. Seorang pendonor sebaiknya tidak memiliki penyakit hati, terutama penyakit hati berat seperti hepatitis aktif, HBsAg positif, perlemakan hati dan sebagainya. Pendonor juga disarankan memiliki berat badan yang tidak berlebih.
Operasi cangkok hati merupakan suatu operasi besar, memerlukan kerjasama yang sangat baik antara tim yang terlatih, memerlukan persiapan yang detail dan akurat dan memerlukan fasilitas kesehatan yang lengkap, sehingga dapat dikerjakan dengan baik. Proses pemilihan donor dan resipien (orang yang akan dicangkok hati) melalui beberapa tahap. Persiapan untuk operasi cangkok hati bahkan memerlukan waktu lebih dari satu bulan.
Operasi transplantasi hati pertama kali di dunia dikerjakan di Amerika Serikat pada 1963. Di Indonesia sendiri operasi ini sudah dapat dilakukan, mulai 2006. Namun prosedur ini hanya dapat dilakukan di beberapa Rumah Sakit besar saja. Biaya operasi transplantasi hati sangat besar, namun pemerintah Indonesia telah banyak memberikan bantuan operasi ini.
Pasca operasi cangkok hati, pasien harus kontrol secara rutin. Karena hati yang dicangkokan berasal dari organ orang lain, maka pasien harus meminum obat seumur hidup untuk mencegah terjadinya penolakan tubuh terhadap organ yang dicangkokan. Dengan semakin berkembangnya ilmu kedokteran di Indonesia, diharapkan operasi transplantasi hati ini akan menjadi suatu prosedur operasi yang semakin sering dilakukan untuk menolong anak dengan gagal hati.
(Dr.Tri Hening Rahayatri Sp.B, Sp.BA - RS Premier Jatinegara)