Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berikut Alasan Anda Tak Boleh Sepelekan Alergi  

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Kerrie Armitage (28) menderita alergi akibat dicium suaminya. dailystar.co.uk
Kerrie Armitage (28) menderita alergi akibat dicium suaminya. dailystar.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Isnaini masih sulit melupakan kejadian yang menimpa dirinya saat ia mengalami alergi debu yang sangat parah. Kala itu matanya terasa gelap, nafasnya sesak, dan rasanya seperti mau mati.

Ia memang mengidap alergi debu sejak kecil, tapi tak pernah separah itu. Isnaini biasanya hanya bersin-bersin. Isnaini langsung dilarikan ke rumah sakit dan mendapat perawatan intensif.

"Suami saya juga punya riwayat alergi. Kedua anak saya pun punya 'bakat' alergi. Alergi memang sepele, tapi mematikan," ujar perempuan berusia 29 tahun ini.

Sampai saat ini, banyak masyarakat yang masih menyepelekan alergi pada anak. Padahal jika dibiarkan, alergi tidak hanya mengganggu kualitas hidup anak, tetapi juga nyawanya.

Hasil kajian International Study of Asthma and Allergies in Childhood, semakin banyak anak-anak yang terkena alergi, termasuk di Asia Pasifik. Bahkan di Tanah Air, angka kejadian penyakit alergi semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Ketua Divisi Alergi Imunologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr dr Zakiudin Munasir SpA(K) mengatakan alergi merupakan reaksi yang menyimpang terhadap berbagai rangsangan dari luar tubuh, misalnya terhadap makanan, debu, obat-obatan, dan sebagainya.

"Penyakit alergi hanya mengenai anak yang mempunyai bakat alergi yang disebut atopik," kata Zaki dalam diskusi media "Morinaga Allergy Week".

Alergi diturunkan oleh salah satu atau kedua orang tuanya. Alergi juga dapat terjadi pada bayi yang terpapar asap rokok sejak dalam kandungan, terpapar polusi, dan tidak mendapatkan ASI.

Setiap tahun, prevalensi alergi meningkat terutama di kota besar. Jika kedua orang tua tidak memiliki riwayat alergi, maka persentase potensi anak terkena alergi sebanyak 5%-15%.

Kemudian jika saudara kandungnya memiliki riwayat alergi, maka anak tersebut mempunyai persentase potensi alergi sebesar 25%-30%.

Jika salah satu orang tua memiliki riwayat alergi, maka persentase potensi anak terkena alergi sebesar 20%-40%.

"Selanjutnya, jika kedua orang tuanya memiliki riwayat alergi, maka potensi anak mengidap alergi 60%-80%".

Alergi makanan merupakan salah satu masalah alergi yang umumnya terjadi pada anak. Hampir semua makanan pada dasarnya dapat menimbulkan alergi. "Tapi setiap makanan mempunyai derajat alergen berbeda."

Hasil uji kulit yang dilakukan oleh Poli Alergi-Imunologi bagian IKA FKUI-RSCM pada 69 anak yang menderita asma karena alergi, sebagian besar alergi karena kepiting (45,31%), udang kecil (37,53%), dan cokelat (26,56%).

Alergi makanan bisa diobati dan dicegah dengan menghilangkan makanan penyebab alergi, mengganti makanan yang senilai untuk mencegah kekurangan nutrisi, pemberian ASI ekslusif, menghindari asap rokok saat hamil dan menyusui, serta mengkonsumsi probiotik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berisiko tinggi

Ahli dari Rumah Sakit Henry Ford Dr Christine Cole Johnson menyebut bayi yang dilahirkan melalui operasi caesar berisiko tinggi menderita alergi dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan secara normal. Paparan bakteri pada jalan lahir adalah faktor yang berpengaruh besar pada sistem kekebalan bayi.

Saat ini berbagai penyakit alergi seperti asma, rhinitis, dan alergi makanan diderita 40% dari total populasi dunia.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan prevalensi asma akan mencapai 400 juta orang pada 2025 dan sekitar 50% di antaranya diperkirakan menderita alergi makanan.

Sementara Badan Alergi Dunia atau World Allergy Organization (WAO) memperkirakan bahwa 1,9%-4,9% anak-anak di dunia menderita alergi protein susu sapi.

Ketua Unit Kerja Koordinasi Alergi Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof DR Dr Budi Setiabudiawan SpA(K) M.Kes mengatakan penyakit yang timbul akibat alergi sering tidak dikenali gejalanya, tapi bisa ditangani secara medis. "Orang tua harus mengenali gejala alergi pada anaknya," kata Budi.

Data dari Diagnosis dan Tata Laksana Alergi Susu Sapi rekomendasi IDAI pada 2014, menunjukkan bahwa satu dari 13 anak menderita alergi susu sapi. "Meskipun sering ditemui alergi tidak bisa diketahui dengan kasat mata."

Budi menjelaskan alergi susu sapi merupakan suatu reaksi yang tidak diinginkan yang diperantarai secara imunologis terhadap protein susu sapi.

Alergi tersebut berkaitan dengan reaksi hipersensitivitas tipe I yang diperantarai oleh antibodi imunoglobulin E (IgE mediated). Juga diakibatkan oleh reaksi imunologis yang tidak diperantarai oleh IgE ataupun proses gabungan antara keduanya (non-IgE mediated).

Gejala yang terjadi pada 30 menit pertama setelah mengonsumsi susu adalah ruam kulit, dermatitis atopik, muntah, nyeri perut, angioderma, rinokonjungtivitis, bronkospasme, dan anafilaksis.

Selain itu, pada tiga jam pertama, yakni kolik, enterokolitis, anemia, dan gagal tumbuh. "Gejala akibat alergi susu sapi itu berdampak pada sistem pencernaan, kulit dan pernafasan," kata Budi.

Jalan keluar, bagi anak yang alergi terhadap susu sapi adalah dengan menggantinya dengan susu kedelai, yang aman dan efektif bagi anak.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

1 hari lalu

Ilustrasi anak alergi. fearlessparent.org
Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

Ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi terjadinya alergi pada anak selain alergen, termasuk ras dan keturunan.


Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

1 hari lalu

Ilustrasi anak alergi. communitytable.parade.com
Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

Kenali empat gejala khas rinitis alergi yang terlihat pada anak, yakni bersin berulang, hidung gatal, hidung meler, dan hidung tersumbat.


Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

17 hari lalu

Kacang salah satu penyebab alergi (pixabay.com)
Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

Dokter anak serta pakar alergi dan imunologi di California mengungkapkan beberapa fakta menarik tentang alergi kacang. Simak faktanya.


Alergi Bisa Picu Anak Sering Sakit, Ini Kata Guru Besar FK Unair

37 hari lalu

Ilustrasi anak alergi. communitytable.parade.com
Alergi Bisa Picu Anak Sering Sakit, Ini Kata Guru Besar FK Unair

Guru Besar FK Unair mengatakan anak sering jatuh sakit bisa jadi karena alergi terhadap sesuatu yang belum diketahui orang tua.


5 Penyebab Mata Merah, Alergi sampai Infeksi

44 hari lalu

Ilustrasi mata gatal atau mata merah. shutterstock.com
5 Penyebab Mata Merah, Alergi sampai Infeksi

Ketika mata mengalami iritasi, pembuluh darah halus di bagian putih mata membengkak. Saat terjadi, maka tampaklah mata merah.


Sering Lelah dan Rambut Rontok, Gejala Penyakit Autoimun

58 hari lalu

Ilustrasi rambut rontok.
Sering Lelah dan Rambut Rontok, Gejala Penyakit Autoimun

Pemilik riwayat keluarga alergi atau autoimun berisiko lebih tinggi mengalami penyakit autoimun. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.


6 Efek Samping Makan Telur Setiap Hari

9 Februari 2024

Ilustrasi Telur Rebus
6 Efek Samping Makan Telur Setiap Hari

Terlalu sering mengonsumsi telur bisa berdampak buruk bagi kesehatan.


Gejala Alergi Tungau Debu yang Disalahartikan sebagai Flu

30 Januari 2024

Ilustrasi orang bersin. shutterstock.com
Gejala Alergi Tungau Debu yang Disalahartikan sebagai Flu

Tak sedikit orang yang menyalahartikan alergi tungau debu sebagai flu karena gejalanya yang mirip, selain menyebabkan masalah di kulit.


Jangan Takut Anak Alergi saat Diberi MPASI, Simak Saran Dokter

27 Januari 2024

 Ilustrasi bayi makan MPASI (pixabay.com)
Jangan Takut Anak Alergi saat Diberi MPASI, Simak Saran Dokter

Orang tua tak perlu takut terjadi alergi saat memberi protein hewani sebagai MPASI pada bayi. Ini yang perlu dilakukan menurut dokter anak.


Bedakan Alergi dan Intoleransi Makanan pada Anak agar Tak Kurang Gizi

24 Januari 2024

Ilustrasi anak makan. Pixabay.com/EdMontez
Bedakan Alergi dan Intoleransi Makanan pada Anak agar Tak Kurang Gizi

Para ibu diminta tak menyamakan alergi dan intoleransi pada anak karena meski mirip, keduanya berbeda, agar anak tidak kurang gizi.