Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Stres Bisa Memicu Demensia, Cegah Sejak Dini dengan Cara Ini

image-gnews
Ilustrasi pekerja perempuan stres. Shutterstock
Ilustrasi pekerja perempuan stres. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Stres yang muncul akibat masalah yang datang dan pergi seperti kematian buah hati, perceraian, pemecatan dapat mengurangi kinerja otak setidaknya selama empat tahun. Demikian penemuan sekelompok peneliti yang dipresentasikan di konferensi Alzheimer tingkat Internasional di London, Inggris, belum lama ini.

Baca: Ogah Pikun di Masa Tua? Jangan Malas Berolahraga

Teori yang saat ini tengah diuji oleh para peneliti dari University of Southampton menunjukkan bahwa stres dapat memicu inflamasi. Lama-kelamaan terjadi peningkatan risiko demensia.

Sebanyak 1.300 orang berusia rata-rata 50 tahun diteliti performa kesehatan otaknya  berdasarkan kemampuan mengingat dan menjawab pertanyaan. Studi yang dilakukan tersebut tidak bertujuan untuk melihat apakah ada risiko demensia atau tidak. Sebab, para peneliti berpendapat bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi meningkatnya risiko demensia pada seseorang.

Studi tersebut juga tidak dapat menunjukkan hubungan langsung antara stres dengan peningkatan risiko demensia. Namun pengalaman yang menyebabkan seseorang mengalami stres dapat berdampak pada kinerja (fungsi) otak, yang di kemudian hari dapat mengakibatkan demensia.

Sementara itu, studi lain yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Wisconsin School of Medicine, menemukan bahwa keturunan Afrika Amerika cenderung lebih sering mengalami stres dibanding dengan etnis lain. Alasannya, kemampuan mengingat mereka di bawah rata-rata (sangat buruk) sebab kebanyakan dari mereka tinggal di lingkungan yang kurang memadai.

Pengalaman stres umumnya dipengaruhi oleh pendidikan, keuangan, masalah kesehatan dan trauma psikis. Studi lain yang juga dipresentasikan dalam konferensi tersebut menunjukkan bukti bahwa stres yang dialami sejak usia dini dan lokasi dimana seseorang tinggal dapat memengaruhi peningkatan risiko demensia (per individu).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Sulit untuk membedakan kondisi seperti cemas dan depresi, keduanya ikut berkontribusi dalam peningkatan risiko demensia di kemudian hari. Meski demikian, penemuan-penemuan yang ada saat ini mengindikasikan bahwa orang-orang yang hidup di lingkungan kurang memadai dan kerap mengalami stres harus dirangkul dan didukung,” jelas Dr Doug Brown, pimpinan peneliti dan pengembangan Alzheimer Society.

Setidaknya ada 850.000 orang di Inggris yang mengidap demensia. Kebanyakan dari mereka berusia 65 tahun, namun 42.000 diantaranya mengalami demensia di usia muda.

Dr Carol Routledge, pimpinan peneliti di Alzheimer’s Research di Inggris mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan ada sejumlah faktor berbeda yang terlibat dalam hubungan antara stres dan menurunnya daya ingat seseorang. Dr Routledge menambahkan bahwa otak merupakan organ yang sangat rumit untuk dapat diteliti.

“Masalah yang dialami, yang menimbulkan stres berdampak pada kinerja (fungsi) otak dalam beberapa dekade kemudian. Oleh sebab itu, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk dapat mengetahui pemahaman (hubungan) antara stres dengan kesehatan otak,” ujar Dr Routledge.

Adapun tip mencegah demensia sejak dini antara lain:
1. Latihan fisik (olahraga), setidaknya 30 menit, lima kali seminggu.
2. Jangan merokok, atau berhenti merokok jika saat ini masih merokok.
3. Konsumsi makanan sehat, seperti minyak ikan, buah, sayur serta batasi pengonsumsian daging dan gula.
4. Batasi jumlah alkohol (minuman) yang masuk ke dalam tubuh.
5. Rutin memeriksa kondisi kesehatan untuk mengetahui apakah tekanan darah, kolesterol dan diabetes masih dalam tahap aman atau tidak.
6. Jaga berat badan untuk mengurangi risiko terserang diabetes tipe 2, stroke dan jantung.
7. Olahraga otak dengan bermain puzzle, menjawab teka-teki silang atau mempelajari hal baru.
8. Ikut terlibat kegiatan sosial agar tetap aktif bergerak.



BBC NEWS | ESKANISA RAMADIANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

14 jam lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

2 hari lalu

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Foto: Unsplash.com/Diana Polekhina
Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

2 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

2 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

5 hari lalu

Ilustrasi sakit punggung. Freepik.com/Gpointstudio
Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

Stres sebabkan sakit punggung bisa terjadi lantaran tubuh Anda mengalami reaksi kimia sebagai respons terhadap stres.


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

7 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.


Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

8 hari lalu

Ilustrasi cek kesehatan (Pixabay,com)
Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

Kenaikan berat badan seringkali diikuti dengan kenaikan kolesterol karena pola konsumsi yang berlebihan saat berlibur panjang dan menu Lebaran 2024.


Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

9 hari lalu

Ilustrasi liburan (Pixabay.com)
Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

Ternyata terdapat berbagai faktor psikologis dan eksternal yang dapat membuat waktu terasa semakin cepat berlalu selama liburan.


10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

9 hari lalu

Ilustrasi pria makan sehat atau sayur. shutterstock.com
10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

Peradangan bisa memicu berbagai penyakit kronis bila didiamkan, seperti penyakit jantung dan kanker. Namun, ada cara untuk mencegahnya.


Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

9 hari lalu

Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

Tindakan ini dipandang sebagai cara untuk meluapkan rasa sakit dan stres psikologis hingga mengembalikan rasa tenang.