TEMPO.CO, Jakarta - Data Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Paru Persahabatan menyebutkan angka kasus baru kanker paru meningkat lebih dari 5 kali lipat dalam 10 tahun terakhir, dan sebagian besar penderita datang pada stadium lanjut .
Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan Elisna Syahruddin dari RSUP Persahabatan Jakarta, mengatakan penderita kasus baru kanker paru yang berobat di RSUP Persahabatan 648 orang per tahun berdasarkan data 2015. “Jadi sehari bisa menangani sekitar 3-4 pasien baru,” kata Elisna di Penang Bistro Jakarta, Jumat, 10 Februari 2017.
Baca juga:Ini Dia 2 Jurus Ampuh Usir Nyeri Punggung
Ia mengatakan penderita kanker paru yang berobat rata-rata sudah dalam kondisi stadium lanjut. “Kalau sudah begitu, biasanya tinggal “menghitung hari.” Karena kanker paru ini “terbaik”, kata dia tersenyum. Yaitu sebagai pembunuh nomor 1, dengan tingkat kematian 22/100 ribu orang.
Tingkat kematian 22/100 ribu orang itu berdasarkan data Global Cancer 2012 lalu. Adapun pada setiap kasus baru penderita kanker paru adalah 26/100 ribu orang.
“Jadi benar-benar mereka yang terkena kanker paru ini jarang yang panjang umur,” ditambahkan dr Niken Wastu Palupi, MKM, Kepala Sub Direktorat Pengendalian Penyakit Kanker Departeman Kesehatan, di tempat yang sama. Dan kanker paru ini menjadi pembunuh nomor 1 pada pria dan wanita.
Niken menuturkan kanker paru yang masuk dalam kelompok penyakit kanker sejak 2015 silam masuk dalam beban penyakit keempat masyarakat terbesar Indonesia. Pembiayaan pemerintah lewat BPJS menelan biaya sekitar Rp 2,6 triliun pada 2016 untuk pengobatan kanker. “Urutan ketiga di BPJS.”
Jumlah tersebut terus meningkat dibandingkan ada 2015, Rp 22, 2 triliun dan 2014, Rp 1,5 triliun.
MARTHA WARTA SILABAN
Baca juga :
Meskipun Sehat, Ciuman Juga Bisa Jadi Sumber Penyakit Loh
Rokok Elektronik Itu Berbahaya atau Tidak? Ini Penelitiannya