Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kanker Ini Pembunuh No 1 pada Pria dan Wanita

image-gnews
Ilustrasi wanita sakit. Shutterstock.com
Ilustrasi wanita sakit. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Data Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Paru Persahabatan menyebutkan angka kasus baru kanker paru meningkat lebih dari 5 kali lipat dalam 10 tahun terakhir, dan sebagian besar penderita datang pada stadium lanjut .

Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan Elisna Syahruddin dari RSUP Persahabatan Jakarta, mengatakan penderita kasus baru kanker paru yang berobat di RSUP Persahabatan 648 orang per tahun berdasarkan data 2015. “Jadi sehari bisa menangani sekitar 3-4 pasien baru,” kata Elisna di Penang Bistro Jakarta, Jumat, 10 Februari 2017.

Baca juga:Ini Dia 2 Jurus Ampuh Usir Nyeri Punggung

Ia mengatakan penderita kanker paru yang berobat rata-rata sudah dalam kondisi stadium lanjut. “Kalau sudah begitu, biasanya tinggal “menghitung hari.” Karena kanker paru ini “terbaik”, kata dia tersenyum. Yaitu sebagai pembunuh nomor 1, dengan tingkat kematian 22/100 ribu orang.

Tingkat kematian 22/100 ribu orang itu berdasarkan data Global Cancer 2012 lalu. Adapun pada setiap kasus baru penderita kanker paru adalah 26/100 ribu orang.

“Jadi benar-benar mereka yang terkena kanker paru ini jarang yang panjang umur,” ditambahkan dr Niken Wastu Palupi, MKM, Kepala Sub Direktorat Pengendalian Penyakit Kanker Departeman Kesehatan, di tempat yang sama. Dan kanker paru ini menjadi pembunuh nomor 1 pada pria dan wanita.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Niken menuturkan kanker paru yang masuk dalam kelompok penyakit kanker sejak 2015 silam masuk dalam beban penyakit keempat masyarakat terbesar Indonesia. Pembiayaan pemerintah lewat BPJS menelan biaya sekitar Rp 2,6 triliun pada 2016 untuk pengobatan kanker. “Urutan ketiga di BPJS.”

Jumlah tersebut terus meningkat dibandingkan ada 2015, Rp 22, 2 triliun dan 2014, Rp 1,5 triliun.

MARTHA WARTA SILABAN

Baca juga :
Meskipun Sehat, Ciuman Juga Bisa Jadi Sumber Penyakit Loh
Rokok Elektronik Itu Berbahaya atau Tidak? Ini Penelitiannya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

6 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

15 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

15 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.


BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

33 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan metode terapi penyakit kanker paru menggunakan material nanopartikel.


Pemeriksaan Kanker Paru dengan EFGR, Cek Kelebihannya

52 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Pemeriksaan Kanker Paru dengan EFGR, Cek Kelebihannya

Pakar mengatakan pemeriksaan mutasi EGFR merupakan jenis yang dilakukan untuk kanker paru untuk menentukan pengobatan yang tepat.


Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

53 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

Gejala kanker paru bisa tak disadari karena sering mirip penyakit lain, bahkan tak ada gejala sama sekali. Karena itu, penting melakukan skrining.


Dari Tauge sampai Tomat, Makanan yang Disebut Bisa Menangkal Kanker

55 hari lalu

Tumis Tauge Ikan Asin. youtube.com
Dari Tauge sampai Tomat, Makanan yang Disebut Bisa Menangkal Kanker

Pakar gizi menyebut enam makanan yang bisa membantu menurunkan risiko kanker dan mayoritas mudah ditemukan dengan harga murah.


Pulmonolog Ingatkan Merokok Penyebab 85 Persen Kasus Kanker Paru

25 Februari 2024

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Pulmonolog Ingatkan Merokok Penyebab 85 Persen Kasus Kanker Paru

Menurut WHO, sekitar 85 persen kanker paru berhubungan dengan kebiasaan merokok. Simak saran pakar pulmonologi.


Pakar Sarankan Skrining Awal untuk Permudah Pengobatan Kanker

6 Februari 2024

Ilustrasi mamogram. Wikipedia.org
Pakar Sarankan Skrining Awal untuk Permudah Pengobatan Kanker

Skrining awal dikatakan spesialis onkologi radiasi dapat meningkatkan angka kesembuhan serta mengontrol efek samping pengobatan kanker.


Tak Bisa Lagi Pakai Obat Rumahan, Kapan Waktunya Batuk Perlu Diperiksa ke Dokter?

16 Januari 2024

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
Tak Bisa Lagi Pakai Obat Rumahan, Kapan Waktunya Batuk Perlu Diperiksa ke Dokter?

Batuk sebenarnya wajar saja tapi bila gejala semakin parah atau terjadi lama, akibatnya bisa mengiritasi paru-paru. Kapan perlu ke dokter?