TEMPO.CO, Jakarta - Tubuh ideal adalah idaman semua orang, baik pria dan wanita. Berbagai cara pun dilakukan orang, salah satunya dengan dengan diet ketosis, atau lebih terkenal dengan diet keto.
Ahli Gizi dari Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Diana F. Suganda mengatakan cara kerja diet ini ialah mengurangi asupan karbohidrat sebagai penghasil energi. Karena kurang karbohidrat tubuh mencari sumber energi lain seperti lemak hati yang dipecah menjadi sumber energi. “Jadi mereka tidak makan nasi, mi, pasta, kue. Akhirnya mereka memanfaatkan lemak menjadi sumber energi mereka. Bahkan tubuh akan adaptasi sumber energi baru dari lemak yang ada di hati, bukan dari glukosa yang berasal dari karbohidrat,” kata Diana saat ditemui dalam acara ‘Menyambut Hari Gizi Nasional’, di Senopati, Jakarta Selatan, Rabu 17 Januari 2018. Baca: 3 Area Kesehatan Prioritas pada 2018, Kesehatan Usus
Bahkan menurut Diana penggunaan lemak yang akhirnya diubah menjadi energi meningkat menjadi 60 persen. Menurut Diana, tubuh secara normal membutuhkan karbohidrat yang nantinya akan mengeluarkan insulin. Insulin itu akan mengubah glukosa pada karbohidrat sel dalam darah yang akan menjadi energi. Energi digunakan manusia untuk melakukan berbagai aktivitas. Tanpa adanya karbohidrat, maka energi dihasilkan dari lemak cadangan yang ada di dalam tubuh. “Bila lemak menjadi sumber energi, maka penurunan lemak di tubuh akan lebih cepat," katanya.
Cadangan lemak pada pelaku diet keto ini akan dipecah dan mengalir dalam darah mereka. Kondisi ini mengakibatkan kadar lemak dalam darah pada tubuh pelaku diet keto akan tinggi. "Hal ini mengkhawatirkan, karena lemak dalam darah akan menimbulkan plak yang akan menempel di saluran darah seluruh tubuh. Bila plak itu terus menumpuk, maka akan berefek penyumbatan saluran darah dan menimbulkan penyakit kardiovaskular seperti jantung koroner, stroke, hingga serangan jantung," kata Diana. Baca: Sering Mimpi Buruk? Lakukan Ini agar Cemas Hilang
Diana mengatakan beberapa pelaku diet keto mengerti sebaiknya mengkonsumsi lemak sehat yang berasal dari alpukat, kacang-kacangan, atau minyak kelapa murni. Tapi tidak jarang mereka salah persepsi, sehingga lebih suka memakan lemak jenuh seperti kulit ayam saja atau santan. belum ditambah lagi kebiasaan mereka makan gorengan," kata Diana.
Diana mengatakan diet keto tidak bisa menjadi pilihan diet jangka panjang. Ia mengatakan bila terlalu lama darah mengandung lemak jahat karena tidak ada karbohidrat dalam tubuh, maka penyakit pun akan datang. Baca: Sophia Latjuba Pilih Diet Vegan, Apa Itu?
Ia menjelaskan, sebenarnya diet keto sendiri dikembangkan untuk pasien anak epilepsi. Menurut Diana, para pasien epilepsi akan kambuh bila ada serangan di otak mereka. Rangsangan serangan itu ada karena kadar glukosa yang terlalu tinggi. Untuk mengurangi serangan itu, maka dokter penemu diet keto akan menyarankan agar pasien memakan makanan rendah kalori. "Hal ini untuk mencegah kejang dan penyakit di otak. Anjuran ini malah digunakan untuk orang yang ingin diet demi menguruskan badan," katanya.