TEMPO.CO, Jakarta - Hipertensi masih menjadi momok bagi masyarakat Indonesia. Menurut Survei InaSH(Indonesian Society of Hypertension) pada Mei 2017, Indonesia berada di urutan ke empat sebagai pengumpul data terbanyak terkait masalah hipertensi. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan pengontrolan penyakit hipertensi di Indonesia masih harus ditingkatkan.
Upaya termudah yang bisa dilakukan adalah mengukur tekanan darah secara rutin di rumah. InaSH, dalam konferensi pers acara The 12th Annual Scientific Meeting of Indonesian Society of Hypertension pada 22 Februari 2018 di Jakarta, mengkampanyekan metode CERAMAH, yaitu Cek Tekanan Darah di Rumah. Melalui kampanye ini masyarakat diajak untuk lebih peduli melakukan pengecekan tekanan darah secara benar di rumah.
Ketua InaSH, Yuda Turana, mengungkapkan fakta terkait kampanye CERAMAH, "Hasilnya, mengecek tekanan darah sendiri dengan cara yang benar di rumah lebih akurat dibanding Anda cek di klinik."
Baca juga:
SNMPTN 2018 Dibuka : 4 Hal Ini Bantu Anak Tentukan Pilihan
Lempari Pelakor dengan Uang, Wajarkah Ungkapan Emosi Bu Dendy?
Sylvester Stallone Masih Hidup, Ini 2 Rahasia Bugarnya
Tentunya, Yuda melanjutkan, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pengecekan tersebut. Mulai dari pemeriksa, yang diperiksa, hingga alat pengecekan.
1. Persiapan Pasien
Sebelum pengecekan, pasien usahakan tubuh dengan posisi duduk selama 2-5 menit. Pasien juga diminta untuk tidak sarapan sebelum melakukan cek tekanan darah. Selain itu, pasien juga tidak disarankan untuk minum kopi. "Jangan konsumsi obat sebelum pengecekan," kata Yuda.
Merokok dan mengkonsumsi alkohol tentunya sangat dilarang untuk pasien yang hendak melakukan pengecekan darah sendiri. Dalam 30 menit terakhir, pasien juga tidak dibolehkan untuk berolahraga saat melakukan pengecekan. "Pasien perlu buang air kecil terlebih dahulu, karena bisa mempengaruhui ukuran tekanan darah," katanya.
2. Persiapan yang mengukur (keluarga, teman, pasangan)
Saat pertama kali mengukur, lakukan di kedua sisi lengan. Setelah itu, lakukan pengecekan kembali pada sisi yang ukuran tekanannya lebih tinggi, “Lakukan pengulangan minimal dua kali. Lebih baik lakukan pengecekan pada bagian lengan,” ucap Yuda.
3. Alat ukur tekanan darah
“Alat ukur tekanan darah itu sendiri umumnya ada tiga jenis, yang pakai jarum, pakai air raksa dan juga yang digital. Namun, seiring perkembangan, pemakaian jarum sudah tidak direkomendasikan. Begitu pula dengan pemakaian air raksa, dianggap mencemari lingkungan. Maka, alat ukur tekanan darah yang paling dianjurkan adalah jenis digital,” Yuda menjelaskan. Yang terpenting adalah gunakan alat pengukuran yang sudah tervalidasi. Dan, Yuda melanjutkan, lebih baik gunakan alat ukur yang menggunakan manset dan dililitkan pada lengan (brachial blood pressure).
Dengan melakukan pengecekan tekanan darah di rumah secara rutin, akan meningkatkan kesadaran serta melibatkan masyarakat secara aktif dalam hal penanganan penyakit. Karena, selain hipertensi umumnya tidak memiliki gejala yang pasti, hipertensi juga menjadi pemicu timbulnya penyakit-penyakit lain seperti, gagal ginjal atau diabetes. Oleh karena itu, lakukan sedini mungkin rutinitas pengecekan tekanan darah di rumah untuk meminimalisir risiko penyakit Anda.