Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Andika Kerispatih Meninggal, Cek Trik Tangkal Stroke di Usia Muda

image-gnews
Ilustrasi praktek dokter online. socialmediaclub.org
Ilustrasi praktek dokter online. socialmediaclub.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berita kepergian bassist Kerispatih, Andika Putrasahadewa atau yang lebih dikenal sebagai Andika Kerispatih, untuk selamanya cukup mengejutkan beberapa pihak. Dikabarkan, Andika ditemukan tidak sadarkan diri di kediamannya dan dinyatakan meninggal pada 10 April 2018 kemarin. Selain riwayat penyakit diabetes dan jantung yang dideritanya, diberitakan Andika sebelumnya juga telah menerima perawatan intensif terkait gejala stroke ringan yang dialaminya.

Memiliki stroke pada usia muda mungkin masih hal yang mengejutkan bagi sebagian orang. Saat dihubungi TEMPO.CO pada 10 April 2018, dokter spesialis saraf, Yuda Tarana, mengungkapkan bahwa saat ini penyakit stroke yang terjadi pada usia muda sudah sering terjadi.

Lalu, apakah usia mempengaruhi perawatan pasien stroke yang akan dilakukan? Menurut Yuda, tidak ada perbedaan dalam tindakan medis yang akan dilakukan terkait usia pasien stroke.

Baca: Andika Kerispatih Meninggal, Kenapa Pria Lebih Rentan Stroke?

Secara umum stroke dibagi menjadi dua jenis. Ada stroke sumbatan dan stroke pendarahan. Pada stroke pendarahan misalnya, ucap Yuda, tindakan medis yang dilakukan adalah operasi. Baik pasien berusia lanjut ataupun usia muda.

"Tapi saya selalu bilang kalau stroke itu adalah akhir dari suatu penyebab." Jadi, Yuda melanjutkan, hal yang harus dilakukan untuk mengatasi stroke adalah ketahui dulu penyebabnya.

Maka, jika sebagian orang mungkin menganggap stroke pada usia muda adalah hal yang mengejutkan, Yuda mengungkapkan itu bukan hal yang mustahil. Kasus stroke pada usia muda memiliki beberapa faktor yang mendasari. Seperti faktor genetik ditambah dengan pola gaya hidup pasien yang tidak baik.

"Atau faktor lain adalah pasien memiliki autoimun atau lupus, misalnya." Autoimun adalah kondisi kelainan sistem imun dalam tubuh Anda. Jadi, imun akan menganggap organ-organ di dalam tubuh adalah benda asing. Dengan kata lain, imun di dalam tubuh akan merusak organ-organ atau sel lain di tubuh Anda sendiri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meminimalisir atau mencegah risiko stroke, Yuda menyarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, paling tidak setahun sekali. "Lakukan pemeriksaan standar atau check up. Tujuan dari pemeriksaan ini supaya dapat memantau tingkat kesehatan Anda."

Baca juga: 
Heboh Jokowi Tur, Pejabat Ini Juga Pernah Naik Motor

Vokalis The Script Pernah Kabur dari Lamaran Pernikahan Fans

Dari pemeriksaan kesehatan tersebut akan diketahui kadar tingkatan faktor-faktor risiko penyakit. Contoh, setelah diperiksa ternyata kadar gula tinggi. Maka, dokter dapat menyarankan program diet untuk meminimalisir faktor risiko yang akan datang.

"Check up juga bisa memantau kadar kolesterol. LDL atau kadar kolesterol jahat, sebaiknya angkanya dibawah 100, atau jangan sampai melebihi takaran 130," ucap dokter yang juga mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya.

Selain LDL, terdapat juga HDL, yaitu yang biasa disebut dengan kolesterol baik. Yuda menjelaskan, yang harus menjadi fokus perhatian adalah besaran rasio dari kedua kandungan kolesterol ini. "Dalam artian, saat dilakukan pemeriksaan, yang dilihat adalah besaran perbedaan dari kedua kolesterol tersebut. Apakah LDL lebih besar atau HDL yang lebih besar."

Pemeriksaan kesehatan rutin ini juga sangat berguna untuk memantau kesehatan seseorang yang memiliki penyakit genetik. "Setelah dilakukan pemeriksaan, jika ada suatu kondisi masalah, dokter bisa menyarankan perawatan yang tepat untuk tindakan selanjutnya. 

Disebutkan Yuda, dengan melakukan pemantauan secara rutin tersebut, maka faktor risiko penyakit vaskular termasuk stroke bisa diminimalisir. Dan jika ada masalah, maka bisa dilakukan penangangan sedini mungkin.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


11 Daftar Makanan Ultra Proses atau Makanan Instan yang Membahayakan Kesehatan

7 jam lalu

Ilustrasi sereal. Unsplash.com/John Matychuk
11 Daftar Makanan Ultra Proses atau Makanan Instan yang Membahayakan Kesehatan

Para ahli lebih menyarankan masyarakat untuk membatasi makanan ultra proses alias makanan instan yang tidak memberikan nutrisi-nutrisi berharga.


Mitos Terkait Serangan Jantung saat Berolahraga dan Faktanya

1 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Mitos Terkait Serangan Jantung saat Berolahraga dan Faktanya

Ada sejumlah mitos seputar serangan jantung saat berolahraga yang sebenarnya keliru. Dokter jantung menjelaskan faktanya.


Ciri Orang Berisiko Terkena Serangan Jantung, Sering Pingsan Hingga Nyeri Dada

2 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Ciri Orang Berisiko Terkena Serangan Jantung, Sering Pingsan Hingga Nyeri Dada

sejumlah ciri fisik yang perlu diwaspadai seseorang yang berisiko terkena serangan jantung mendadak saat beraktivitas berat seperti olahraga.


Peneliti Sebut Kaitan Disfungsi Ereksi dan Penyakit Jantung

3 hari lalu

Ilustrasi disfungsi ereksi. Shutterstock
Peneliti Sebut Kaitan Disfungsi Ereksi dan Penyakit Jantung

Penelitian menyebut penderita disfungsi ereksi lebih mungkin terkena penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke. Cek sebabnya.


Tips Bagi Calon Jemaah Haji dengan Riwayat Diabetes: Yang Boleh dan Tidak Boleh

3 hari lalu

Jamaah calon haji kelompok terbang (kloter) pertama embarkasi Palembang, menaiki tangga pesawat di Bandara Internasional Sultan Mahmud Baddarudin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan, Minggu, 12 Mei 2024.  Sebanyak 450 jamaah calon haji asal Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dan Palembang diberangkatkan ke Madinah, Arab Saudi, untuk menunaikan ibadah haji. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Tips Bagi Calon Jemaah Haji dengan Riwayat Diabetes: Yang Boleh dan Tidak Boleh

Dengan memperhatikan hal-hal yang boleh dan tak boleh, jemaah haji dapat mengoptimalkan pengalaman ibadah haji mereka tanpa komplikasi kesehatan.


Pasien Diabetes dengan Gangguan Makan Lebih Berisiko Kematian

3 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Pasien Diabetes dengan Gangguan Makan Lebih Berisiko Kematian

Peneliti mengingatkan gangguan makan pada pasien diabetes tipe 1 berisiko meningkatkan peluang komplikasi diabetes, rawat inap, dan bahkan kematian


Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

3 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot


Daftar 6 Persiapan Penderita Diabetes yang Berangkat Haji

3 hari lalu

Petugas memasangkan gelang kepada Jemaah Calon Haji (JCH) kelompok terbang (kloter) pertama embarkasi Makassar di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu 11 Mei 2024. Sebanyak 442 JCH yang tergabung dalam kloter pertama embarkasi Makassar didampingi delapan orang petugas haji daerah dan petugas kloter telah masuk asrama haji setempat yang dijadwalkan akan berangkat ke Arab Saudi pada Minggu (12/5) melalui Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Daftar 6 Persiapan Penderita Diabetes yang Berangkat Haji

Dengan persiapan dan pengelolaan diabetes yang baik, penderita diabetes dapat menjalani ibadah haji tanpa mengganggu kesehatan.


Risiko Diabetes dan Obesitas Lebih Tinggi pada Pekerja Shift Malam

4 hari lalu

Seorang perawat beristirahat saat bekerja pada shift malam di sebuah rumah sakit di Cremona, Italia, 8 Maret 2020, dalam gambar ini diperoleh dari media sosial. Francesca Mangiatordi via REUTERS.
Risiko Diabetes dan Obesitas Lebih Tinggi pada Pekerja Shift Malam

Hanya beberapa hari bekerja jadwal shift malam dapat mempengaruhi perkembangan kondisi metabolik kronis dengan risiko diabetes dan obesitas.


Beragam Hal yang Perlu Disiapkan Penderita Diabetes sebelum Berangkat Ibadah Haji

4 hari lalu

Beberapa calon jemaah haji menjalani pemeriksaan di Asrama Haji Donohudan Boyolali sebelum berangkat ke Tanah Suci, Sabtu, 11 Mei 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Beragam Hal yang Perlu Disiapkan Penderita Diabetes sebelum Berangkat Ibadah Haji

Berikut hal-hal yang perlu disiapkan penderita diabetes yang akan menunaikan ibadah haji menuru spesialis penyakit dalam.