TEMPO.CO, Jakarta - Rehat bekerja atau cuti sebenarnya merupakan mekanisme refreshing alias penyegaran dari rutinitas sehari-hari. Kembali bekerja seharusnya memberikan suntikan semangat baru untuk kembali berkarya di tempat kerja. Akan tetapi, kembali ke rutinitas bekerja kerap menimbulkan masalah tersendiri setelah melewati masa liburan yang panjang.
Semangat bekerja seolah menjadi turun atau tidak sekuat sebelum liburan. Di dunia psikologi, fenomena itu disebut dengan post holiday blues, di mana setelah liburan motivasi bekerja menjadi agak menurun dan terkesan kurang bersemangat. Meninggalkan pekerjaan untuk menyambut libur, baik hari raya maupun cuti harus memiliki persiapan yang matang. Jangan sampai liburan yang seharusnya menjadi momen untuk menyegarkan diri, justru malah membawa beban pikiran.
Baca: Komplain Si Dia Banyak Kerja? Belajar pada Anak Ayu Ting Ting
Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Santoso menegaskan perlunya menciptakan budaya yang baik sebelum libur, seperti mengetahui skala prioritas pekerjaan, yaitu pekerjaan yang bisa dikerjakan sendiri, dan didelegasikan. “Ketika liburan telah usai maka kita harus siap kembali bekerja,” katanya.
Jika motivasi bekerja menurun, Santoso selalu melihat kembali moto hidupnya, yakni “hidup ini untuk berkarya dan memberikan warna untuk dunia dan akhirat”.
Baca juga:
Bagi direktur yang bertanggung jawab pada pengembangan bisnis dan pemasaran transaksi perbankan, pengembangan solusi kerja sama transaksi perbankan, pengembangan produk transaksi perbankan, serta layanan dan pendukung bisnis transaksi perbankan, moto tersebut selalu mengembalikan mood-nya dalam bekerja. Dia menjelaskan, pada saat menikmati liburan bersama keluarga harus benar-benar dinikmati. Liburan itu membutuhkan waktu dan biaya yang merupakan salah satu kenikmatan dan hasil kerja keras. Santoso pun mensyukuri nikmat tersebut sehingga saat kembali kerja mutlak untuk kembali berkarya. “Moto tersebut menjadi motivasi yang terus saya tanamkan setiap hari.” Menurutnya, sebelum bekerja selalu merencanakan apa yang harus dikerjakan dalam jangka panjang, menengah, dan pendek.
Baca: 5 Catatan Ini Bisa Membuat Bos Terkesima pada Kerja Anda
Rencana harian juga harus disiapkan dengan baik. Selanjutnya, dia melakukan refleksi atas pencapaian serta adjustment terhadap perencanaan karena perubahan dan lainnya setiap bulan. Dia menyadari bahwa dalam bekerja tidak selalu menemukan keberhasilan. Ada kalanya terjadi kegagalan atau terjadi sesuatu yang tidak seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, diperlukan refleksi diri, pengendalian diri, dan perencanaan yang matang serta fleksibel agar tidak putus asa ketika gagal. “Ora et labora atau berdoa dan bekerja harus dijalankan karena manusia berencana tetapi dalam realita ada bagian yang tidak berada dalam kendali, dan berserah kepada yang Maha Kuasa.”
Koko Rachmadi, Kepala Divisi Unit Usaha Syariah Bank OCBC NISP, mengatakan bahwa liburan menjadi momentumnya untuk mengisi ulang semangat dalam bekerja. Menurutnya, cuti itu mendorong karyawan untuk refreshing di luar. “Jadi ketika masuk kantor, kita harus paham cuti bersama atau sendiri itu adalah bagian recharging diri,” tegasnya.
Guna mendongkrak semangat, sambungnya, selama liburan mutlak fokus untuk diri sendiri dan keluarga sehingga benar-benar refresh. Tidak boleh ada pikiran atau mengerjakan urusan kantor. Dengan demikian, saat masuk kantor akan menemukan semangat kembali. “Saya langsung kerja karena sudah tuntutan dari kantor. Tidak boleh menunda-nunda. Dengan liburan yang cukup, saya semangat ketika di kantor. Saat liburan harus dimanfaatkan betul untuk refreshing,” katanya.
Menurut Koko, untuk mencapai kehidupan atau pekerjaan yang berprestasi diperlukan olahraga yang rutin. Dia berusaha olah raga secara rutin, yakni 1 jam per hari dan dilakukan 4-5 hari dalam sepekan. Olahraga yang dilakukan sederhana, yakni berjalan kaki atau senam, serta terkadang diselingi dengan meditasi.
Baca: Ingin Produktif Bekerja? Dengarkan Musik Tanpa Lirik
Andi Kurniawan, CEO Indonesian Sports Medicine Centre, mengatakan bahwa sebelum memulai segala aktivitas harian, Anda harus menyadari dan menerima bahwa liburan telah usai. Di samping itu, lanjutnya, memeriksa kondisi tubuh perlu dilakukan karena membutuhkan penyesuaian setelah ‘bebas’ selama liburan. “Setelah Anda mempersiapkan mental untuk kembali bekerja, barulah mulai mempersiapkan tubuh supaya tetap bugar dalam melakukan segala aktivitas harian. Anda dapat mulai berolah raga ringan untuk menstimulus tubuh tetapi dengan durasi yang singkat dan rutin.”
Dia menambahkan, beberapa jenis fitness seperti latihan beban, boleh dilakukan tetapi dengan beban yang ringan. Bila terbiasa olah raga kardio seperti lari dan bersepeda, dapat dilakukan dengan durasi yang pendek terlebih dahulu.
Hanya saja, kata Andi, setelah liburan tidak disarankan untuk langsung memaksa diri kerja karena tubuh belum siap. Bagi para pemudik, tubuh juga perlu beristirahat sejenak setelah melalukan perjalanan jauh.