TEMPO.CO, Jakarta - Makanan sering dikaitkan sebagai faktor penyebab berbagai masalah kesehatan. Sebut saja diare atau tifus yang dihubungkan dengan virus dan bakteri yang menular melalui makanan yang dikonsumsi. Namun itu tidak berlaku bagi gangguan tiroid. Gangguan tidroid bisa berupa hipotiroid atau hipertiroid.
Menurut dokter ahli endokrin Fatimah Eliana bahwa kadar hormon tiroid yang terlalu tinggi atau terlalu rendah ditandai dengan benjolan di bawah jakun. Hal itu dapat dipicu oleh berbagai faktor, namun bukan makanan.
Lalu apa penyebab utamanya? Fatimah menjelaskan tiga hal. Penyebab pertama berhubungan dengan faktor genetika. Ia mengatakan bahwa risiko penyakit tiroid sangat mungkin diturunkan apabila ibu maupun ayah memiliki riwayat tersebut.
“Penyebab terbesar masih genetika. Jadi penting bagi orang tua untuk selalu memperhatikan tumbuh dan kembang anak agar terhindar dari tiroid turunan,” katanya di Jakarta di acara Waspadai Gangguan Tiroid: Kenali dan Pahami untuk Hidup Lebih Baik, pada Rabu, 17 Juli 2019.
Pemicu lainnya adalah paparan radiasi yang berlebih. Ini umumnya diderita mereka yang tinggal di area dengan zat radioaktif tinggi. Selain itu, paparan radiasi juga mungkin terjadi kepada ahli kesehatan, pekerja pabrik, dan pasien yang melakukan aktivitas dekat dengan radiasi.
“Radiasi itu membuat kelenjar tiroid rusak. Jadi kalau Anda bekerja di daerah rawan radiasi, sebaiknya pakai peralatan dan pelindung yang lengkap,” katanya.
Pemicu lainnya adalah penggunaan obat-obatan tertentu. Fatimah mengatakan bahwa salah satu obat yang bisa menyebabkan tiroid itu ialah yang berjenis interferon. Umumnya ini digunakan bagi pasien kanker. Ia mengatakan bahwa dengan mengkonsumsi interferon secara terus menerus, ini bisa menyebabkan kerusakan sel-sel tiroid dan menyebabkan masalah tiroid.
“Untuk menghindari agak susah ya, karena kebutuhan. Tapi kalau diimbangi dengan makanan yang baik, istirahat yang cukup dan olahraga, harusnya tidak masalah,” katanya.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA