TEMPO.CO, Jakarta - Radang tenggorokan adalah salah satu masalah kesehatan yang sangat mengganggu. Tak heran, banyak cara yang dilakukan untuk meredakan rasa tak nyaman itu.
Sayangnya, tidak semua berbuah baik untuk kesembuhan. Salah satunya ialah dengan mengonsumsi antibiotik. Dalam acara dokter asal Inggris, David John Leaper, pun memberikan penjelasannya.
Pertama, ia mengatakan bahwa antibiotik tidak akan berpengaruh pada pemulihan sebab penggunaan antibiotik dikhususkan untuk membunuh bakteri, sedangkan radang tenggorokan disebabkan oleh virus.
“Tidak ada untungnya mengonsumsi antibiotik karena target yang mau dibunuh berbeda. Sebenarnya, ditunggu satu minggu tanpa diberi apa-apa, pasti sembuh sendiri,” katanya di Jakarta pada Rabu, 28 Agustus 2019.
Radang tenggorokan.
Kedua, ia juga menyebutkan penggunaan antibiotik dapat memberikan efek samping. Khususnya bagi anak-anak, rasa mual, muntah, diare dan perubahan warna kulit pun bisa dirasakan.
“Anak-anak kekebalan tubuhnya tidak seperti yang dewasa sehingga saat ada objek asing di tubuh, akan menimbulkan efek negatif,” katanya.
Terakhir, Leaper menekankan akibat jangka panjang yang bisa diterima. Melalui konsumsi antibiotik, ia menjelaskan bahwa tubuh akan menerima bakteri untuk melawan bakteri jahat. Saat ia tidak bekerja karena tak memiliki fungsi untuk penyakit radang tenggorokan, bakteri tersebut bisa tinggal dan menciptakan infeksi baru.
“Infeksi baru ini akan lebih kebal dengan antibiotik yang pernah dikonsumsi sehingga menyembuhkannya perlu cara yang lebih susah dan berbeda,” jelasnya.