TEMPO.CO, Jakarta - Vidi Aldiano sedang mendapatkan perhatian publik karena kanker ginjal yang dialaminya. Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, @vidialdiano pada Jumat, 13 Desember 2019, ia memang mengakui sempat menjelaskan penyakitnya itu.
Sebelum menderita kanker ginjal, Vidi Aldiano rupanya sempat mengalami masalah kesehatan mental. Pada akhir tahun 2018, tepatnya pada 23 Desember 2018, Vidi pernah mengatakan bahwa harus mencari pertolongan dari ahli kesehatan mental. “Saya harus membatalkan pertemuan dengan penggemar karena harus mencari ahli untuk mengatasi serangan kecemasan yang saya alami,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa gangguan kecemasannya itu membuat badannya ikut sakit. "Sekarang aku tahu bahwa penting sekali untuk menjaga tidak hanya tubuh Anda, tapi juga kesehatan mental Anda," kata Vidi yang mengatakan tahun 2018 adalah tahun yang sangat sulit dan penuh dengan stres. Ia berharap pada 2019 bisa menjadi tahun yang lebih baik dan lebih membuatnya bahagia.
Pengakuan Vidi yang sempat mengalami gangguan kecemasan mendapatkan dukungan dari pengikutnya. "Semangat @vidialdiano, karena saya pun merasakan dan Insya Allah kita sembuh dari Anxiety, Amin," tulis @putrirahayu2904 dalam salah satu komentarnya.
Sebagian orang dengan gangguan kesehatan mental membutuhkan pertolongan. Sayangnya, tak sedikit yang takut untuk mengunjungi ahli seperti psikiater atau psikolog untuk mengungkapkan masalah mereka. Menemui psikiater masih dianggap stigma bagi kebanyakan masyarakat umum. “Asumsi masyarakat psikiater itu tempatnya orang gila, depresi akut, dan sebagainya. Padahal tidak demikian,” kata spesialis kesehatan jiwa Heriani dalam acara “Prevent Suicide by Loving Yourself” di Jakarta pada 9 Oktober 2019.
Beberapa tanda yang bisa mengindikasikan Anda wajib mengunjungi psikiater pun dijelaskan Heriani. Ia mengatakan bahwa tanda-tanda gangguan kejiwaan yang sederhana seperti stres, halusinasi, kesulitan untuk berpikir, dan menenangkan diri hingga tidak bisa tidur atau makan harus menjadi perhatian. “Ini menandakan bahwa kerja tubuh tidak seperti biasa. Berkunjung ke psikiater disarankan,” katanya.
Bagi yang masih merasa takut untuk pergi, Heriani pun menyarankan untuk introspeksi sambil menyakinkan bahwa tubuh memang membutuhkan bantuan. “Kalau dirasa mengganggu dan kejadiannya berkali-kali, itu sudah tanda dan wajib ditangani. Coba pikirkan baik-baik,” katanya.
Jika merasa takut untuk pergi sendiri, mengajak orang terdekat seperti pasangan, orang tua, atau sahabat pun bisa dilakukan. Heriani mengatakan bahwa hal ini justru bisa mendorong agar pasien lebih kuat dalam mendapatkan pengobatan. “Datang berdua juga tidak apa-apa. Malah tanggungan bebannya ada yang membantu,” katanya.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | INSTAGRAM