Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini 6 Penyebab Rambut Rontok, Ada Faktor Autoimun

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi rambut rontok. Shutterstock
Ilustrasi rambut rontok. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah laporan baru-baru ini mengaitkan rambut rontok dengan kemungkinan efek samping dari virus corona. Para ahli mengatakan ada lonjakan telogen effluvium (TE) atau kerontokan rambut di antara mantan pasien Covid-19.

Dilansir dari Metro UK, sebanyak 64 persen pasien mengatakan mereka mengalami TE selama atau setelah terkena virus corona, dengan berbagai tingkat kerontokan rambut. Namun terlepas dari apakah Anda terpapar virus corona atau tidak, rata-rata orang kehilangan sekitar 100 helai rambut setiap hari, sebagai bagian dari proses pembaruan alami pada kulit kepala dan folikel.

Sementara itu, sebanyak 50 persen pria dan 25 persen wanita akan mengalami kerontokan rambut pada saat berusia 50 tahun. Memang kerontokan rambut dapat terjadi terlalu dini, stres menjadi salah satu penyebabnya. Namun ada sejumlah faktor lain yang membuat rambut rontok.

Faktor pertama yakni kekurangan nutrisi dalam beberapa kasus diet. Kekurangan zat besi (bentuk paling umum dari kekurangan nutrisi) dapat menyebabkan rambut rontok, seperti kekurangan protein atau vitamin D, di antara sejumlah zat lainnya.

Jika Anda menduga bahwa rambut rontok Anda mungkin terkait dengan defisiensi, hal terbaik yang harus dilakukan adalah berbicara dengan dokter atau pergi ke klinik rambut rontok. Mereka akan melakukan tes darah dan memperbaiki kekurangannya agar rambut kembali ke ketebalan semula, serta melihat apakah ada komplikasi lain akibat kerontokan ini.

Faktor kedua yakni infeksi. Sejumlah infeksi seperti kurap, folikulitis, dan dermatitis seboroik dapat membuat rambut terlihat lebih tipis atau menyebabkan pola kerontokan rambut. Jika ini masalahnya, masalah rambut akan hilang saat infeksinya ditangani.

Faktor ketiga yakni traksi alopecia. Nicola Smart Consultant Trichologist dari Smart Hair Clinic menyebut traksi alopecia sebagai 'rambut rontok akibat praktik tata rambut yang ekstrim.' Mengepang atau mengikat rambut dengan ketat atau menggunakan bahan kimia keras pada kulit kepala dapat merusak folikel dan menyebabkan rambut rontok. Anda biasanya dapat membedakan antara jenis rambut rontok ini, karena rambut Anda tidak akan menipis secara keseluruhan atau di titik acak, melainkan di area di mana kulit kepala ditarik atau rusak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anda juga mungkin menemukan bintik-bintik kecil atau lepuh yang muncul sebelum rambut rontok. Pencegahan dan pengobatan utama dari jenis rambut rontok ini adalah dengan mengganti gaya rambut secara teratur. Jadi, jika biasanya mengenakan sanggul ketat atau jenis kepang tertentu, gantilah atau kendurkan gayanya. Jika Anda juga mengalami bintik-bintik atau lepuh, bicarakan dengan dokter karena mereka mungkin ingin meresepkan sampo atau krim.

Faktor keempat yakni kondisi autoimun. Alopecia areata adalah kondisi autoimun paling terkenal yang mempengaruhi rambut rontok, mempengaruhi sekitar 2 persen orang di beberapa titik. Ini bisa terjadi secara perlahan atau tiba-tiba rontok, dan dapat memengaruhi rambut di kepala atau alis, bulu mata, atau rambut lainnya. Kondisi lain seperti lupus, penyakit Hashimoto, arthiritis reumatoid, atau penyakit Crohn juga dapat memengaruhi folikel rambut.

Selain dalam kasus alopecia areata, rambut rontok kemungkinan merupakan salah satu dari beberapa gejala kodisi autoimun. Jika Anda khawatir tentang rambut rontok, bicarakan dengan dokter yang akan dapat menyelidiki penyebabnya lebih lanjut.

Faktor kelima yakni konsumsi obat-obatan tertentu, termasuk untuk kondisi autoimun di atas dapat menyebabkan kerontokan rambut. Biasanya pertumbuhan rambut Anda akan kembali normal setelah menghentikan penggunaan obat-obatan atau tubuh Anda terbiasa dengannya.

Faktor keenam pola kebotakan terkait usia. Seiring bertambahnya usia, beberapa orang mungkin benar-benar botak sedangkan yang lain akan melihat rambutnya tipis, seringkali dari depan ke belakang. Ini biasanya sesuatu yang disebut androgenic alopecia, yang merupakan jenis kerontokan rambut turun-temurun yang terjadi secara bertahap, meskipun mungkin terjadi pada beberapa orang lebih awal daripada yang lain tergantung pada genetika. Sayangnya jenis kerontokan rambut ini tidak dapat dicegah.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

17 jam lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

2 hari lalu

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Foto: Unsplash.com/Diana Polekhina
Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

2 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

2 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

6 hari lalu

Ilustrasi sakit punggung. Freepik.com/Gpointstudio
Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

Stres sebabkan sakit punggung bisa terjadi lantaran tubuh Anda mengalami reaksi kimia sebagai respons terhadap stres.


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

7 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.


Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

8 hari lalu

Ilustrasi cek kesehatan (Pixabay,com)
Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

Kenaikan berat badan seringkali diikuti dengan kenaikan kolesterol karena pola konsumsi yang berlebihan saat berlibur panjang dan menu Lebaran 2024.


Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

9 hari lalu

Ilustrasi liburan (Pixabay.com)
Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

Ternyata terdapat berbagai faktor psikologis dan eksternal yang dapat membuat waktu terasa semakin cepat berlalu selama liburan.


10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

9 hari lalu

Ilustrasi pria makan sehat atau sayur. shutterstock.com
10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

Peradangan bisa memicu berbagai penyakit kronis bila didiamkan, seperti penyakit jantung dan kanker. Namun, ada cara untuk mencegahnya.


Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

10 hari lalu

Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

Tindakan ini dipandang sebagai cara untuk meluapkan rasa sakit dan stres psikologis hingga mengembalikan rasa tenang.