TEMPO.CO, Jakarta - Gula rafinasi merupakan gula yang berasal dari gula bit dan gula tebu. Gula jenis ini umumnya digunakan sebagai bahan baku oleh industri makanan dan minuman. Ada dua jenis gula rafinasi yang paling umum, yakni gula meja atau sukrosa dan sirop jagung tinggi fruktosa (high-fructose corn syrup/HFCS)
Mengutip laman Sehatq, gula rafinasi disebut juga sebagai kalori kosong. Artinya, gula ini tidak mengandung nutrisi bagi tubuh. Tidak ada vitamin, mineral, protein, lemak, dan serat. Sebab itu, berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan.
Berikut efek samping jika terlalu banyak mengkonsumsi gula rafinasi:
- Obesitas
Kamu perlu mengetahui keterkaitan antara mengkonsumsi makanan dan minuman manis dengan obesitas. Kandungan fruktosa yang tinggi pada gula rafinasi akan membuat tubuh resisten terhadap hormon leptin. Hormon ini bertugas mengirimkan sinyal ke otak untuk memberitahu kapan makan dan kapan berhenti.Lantaran resistensi ini, otak tak dapat mendeteksi kalau kamu sejatinya sudah kenyang. Dengan begitu, kamu akan makan terus dan kondisi ini berujung pada kelebihan berat badan.
Ilustrasi gula putih, gula coklat, dan gula kayu manis. pixabay.com/Ulleo
- Kolesterol tinggi
Setelah keinginan makan tidak terkontrol gara-gara tubuh resisten terhadap hormon leptin, maka penyakit selanjutnya akan datang, yakni kolesterol. Seperti kita ketahui, makanan manis biasanya diiringi dengan makanan yang tinggi garam dan lemak.IklanScroll Untuk MelanjutkanPeneliti juga menemukan hubungan antara terlalu banyak konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula dengan tingginya kadar trigliserida dan rendahnya kadar kolesterol baik atau HDL.
Cara terbaik untuk menekan bahaya gula rafinasi adalah dengan membatasi konsumsinya. Asosiasi Jantung Amerika Serikat menyarankan maksimal mengkonsumsi enam sendok teh gula sehari untuk perempuan, dan sembilan sendok teh gula untuk laki-laki.