TEMPO.CO, Jakarta - Mungkin Anda sering merasa tampak lebih tua saat melakukan pertemuan via aplikasi Zoom. Bisa jadi karena aplikasi tersebut mengubah citra diri Anda.
"Beberapa di antaranya karena persepsi, yang saya sebut 'wajah Zoom', antara pencahayaan yang terlalu terang, sudut yang aneh, dan hanya menatap wajah Anda selama berjam-jam dapat mengubah persepsi tentang penampilan Anda sendiri," kata dokter kulit di Texas, Amerika Serikat, Rajani Katta.
Tetapi, perubahannya mungkin juga nyata saat offline. Salah satunya karena stres selama pandemi COVID-19 akibat kehilangan kesempatan bertemu langsung orang yang dicintai, merasa gelisah, yang kemudian merusak kulit, dan menyebabkan garis-garis samar.
Stres bisa mengganggu tidur, yang menyebabkan kelopak mata bengkak dan lingkaran hitam di bawah mata. Tubuh juga melepaskan lebih banyak kortisol saat stres, menghentikan produksi kolagen, yang berfungsi mencegah keriput. Untuk tampilan kulit yang lebih baik, Anda disarankan rutin berolahraga, tidur cukup, dan makan makanan yang kaya antioksidan.
Apabila menua lebih cepat karena pandemi, sebenarnya ada banyak cara untuk mengurangi tingkat stres, misalnya menggunakan produk antipenuaan. Asisten profesor klinis dermatologi di Sekolah Kedokteran Icahn, Whitney Bowe, merekomendasikan penggunaan produk ini selama satu malam, kemudian menggunakan minyak biji bunga matahari atau minyak jojoba 1-2 malam berikutnya.
Untuk nutrisi, para ahli merekomendasikan konsumsi makanan dengan banyak kandungan antioksidan dan sifat anti-inflamasi karena membantu melindungi kulit wajah. Pada siang hari, Anda dapat secara aktif mencoba mengurangi stres dengan yoga, meditasi, atau pernapasan dalam.
"Semua itu telah terbukti menurunkan produksi kortisol dan tingkat stres," demikian kata Bowe.
Jadi, tak perlu khawatir lagi wajah terlihat lebih tua kala rapat via aplikasi Zoom.
Baca juga: Tips Mencegah Lelah karena Pertemuan Virtual Zoom