TEMPO.CO, Jakarta - Masalah kesehatan mental umumnya bermula dari segala sesuatu yang tidak sesuai harapan. Kondisi ini terkadang membuat orang terpuruk, merasa gagal, depresi, dan berimbas pada kehidupan sehari-hari.
Contoh satu peristiwa yang menjadi perbincangan publik adalah saat pesenam Amerika Serikat Simone Biles memutuskan mundur dari final Olimpiade Tokyo 2021. Perempuan 24 tahun itu tak melanjutkan pertandingan bukan karena cedera. Peraih medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro pada 2016, ini ingin fokus memulihkan kesehatan mentalnya.
Biles adalah satu dari ratusan korban pelecehan dokter senam Amerika Serikat, Larry Nassar. Biles masih sulit menghadapi bagaimana dia berlatih setiap hari di tempat di mana kekerasan seksual itu terjadi. Dia juga harus bertemu banyak orang yang sudah tahu tentang kasus tersebut.
Gejala depresi yang terjadi kepada Simon Biles antara lain tegang saat olahraga di pagi hari, hingga tubuhnya gemetar menjelang laga di Olimpiade Tokyo 2021. Padahal di kompetisi sebelumnya, perempuan berjuluk Ratu Senam ini tak pernah mengalami hal itu. "Saya berusaha menenangkan diri, mencari cara untuk senang, melakukan pemanasan. Saat itu memang terasa lebih baik, namun begitu tampil, semua buyar," katanya.
Dalam penampilan terakhir di Olimpiade Tokyo 2021, Biles menutup gerakannya dengan pendaratan yang tak seperti biasanya. "Untung tidak ada cedera. Itu sebabnya saya mundur karena tak ingin ada kejadian konyol," kata Biles yang secara tak langsung mengakui dia kurang fokus saat melakukan gerakan itu.
Masalah kesehatan mental memang tak bisa dianggap remeh. Kita harus mengidentifikasi sejak awal dan melakukan sesuatu agar dampaknya tidak merembet ke mana-mana. Ketika mendeteksi ada persoalan, segera lakukan tiga tahap ini untuk menjaga kesehatan mental.
- Menerima
Banyak orang takut menerima kenyataan bahwa mereka mengalami gangguan kesehatan mental. Mereka khawatir dianggap seperti orang gila atau mengalami ketidakstabilan emosi. Penerimaan ini penting supaya kamu lancar menempuh tahap berikutnya. Sebab, setiap penyangkalan akan membuatmu kembali ke titik nol atau posisi terendah dalam kondisi tertekan. Jika kamu belum bisa menerima dengan cara sendiri, mintalah bantuan ahli.
- Bicarakan
Sampaikan apa yang kamu alami kepada orang yang kamu percaya atau minta bantuan konselor. Terhubung dengan orang yang terpat akan membantumu mengatasi masalah kesehatan mental. Ketika kamu merasa nyaman dengan orang tersebut, ekspresikan dan lepaskan semuanya. Rileks dan jangan menyiksa diri dengan memendam segala kekecewaan, kemarahan, rasa malu, dan semua tekanan. - Bersyukur
Orang yang mengalami masalah kesehatan mental cenderung melihat sisi negatif kehidupan. Sudut pandang ini menempatkan mereka dalam keadaan yang menyedihkan. Untuk mengalihkannya, mulai bersyukur atas semua yang kamu dapatkan dalam hidup. Buang pikiran negatif dan tetap percaya diri, yakin kuat dalam menghadapi kondisi apapun.
NATHASYA ESTRELLA | FOX NEWS | VOX | INDEPENDENT
Baca juga:
Beberapa Artis Mengaku OCD, Apa itu Obsessive Compulsive Disorder?