TEMPO.CO, Jakarta - Meski olahraga baik untuk kesehatan, bila tubuh belum terbiasa sebaiknya awali dengan intensitas rendah agar tidak berakibat buruk. Begitu saran spesialis saraf Dewanta Sembiring dari Ikatan Dokter Indonesia.
"Harus cek dulu apakah sanggup melakukannya, jangan langsung forsir, naiknya intensitas harus bertahap," kata Dewanta.
Dia mencontohkan orang yang baru mulai berolahraga bisa mulai dengan latihan dua kali sepekan, baru kemudian ditambah pada pekan berikutnya menjadi tiga kali. "Jangan sampai orang yang tidak pernah olahraga tiba-tiba olahraga dua jam, badannya akan kaget," jelasnya.
Sebelum menentukan olahraga yang akan dilakukan, penting untuk mengecek dulu kondisi tubuh, terutama bagi yang di atas 35 tahun. Periksa riwayat kesehatan diri sendiri juga keluarga untuk mengetahui apakah ada risiko terkena penyakit keturunan seperti hipertensi.
Bila merasa cepat lelah saat baru mulai berolahraga, sebaiknya periksa dulu dan cari olahraga yang memang sesuai dengan kondisi tubuh. Waspadai juga potensi cedera saat berolahraga yang disebabkan oleh kurang pemanasan, penggunaan alat yang tak sesuai, gerakan berulang yang terlalu banyak, terlalu cepat, dan dalam waktu yang lama, otot lemah, lingkungan tidak tepat untuk berolahraga, pengobatan yang tidak tuntas setelah cedera, juga pelaksanaan fisioterapi pascacedera yang tidak sesuai.
Spesialis ortopedi dan traumatologi Evan dari Universitas Hasanuddin, Makassar, menjelaskan ciri-ciri awal cedera yang berpotensi diabaikan seperti timbul nyeri, rasa tidak nyaman, atau mengalami bengkak yang hilang timbul. Saat berolahraga di luar rumah, masker harus tetap digunakan untuk melindungi diri dari virus corona. Penggunaan masker saat olahraga dengan intensitas ringan sampai sedang tak akan mengganggu sistem pernapasan.
Baca juga: 7 Sebab Cedera Saat Olahraga dan Cara Penanganannya