TEMPO.CO, Jakarta - Meski alat kontrasepsi pengendali kehamilan lebih banyak digunakan dan ditujukan kepada wanita, ternyata ada beberapa jenis kontrasepsi yang bisa diterapkan pada pria. Apa saja?
Melansir artikel medis Healthline di situsnya healthline.com, setidaknya ada tiga jenis kontrasepsi yang umum diterapkan pada pria, berikut di antaranya:
1. Kondom
Kondom merupakan jenis alat kontrasepsi yang umum digunakan pria saat berhubungan seksual. Benda ini ditempatkan pada penis pria yang sedang ereksi, dan dikenakan selama melakukan senggama. Kondom bekerja dengan menghentikan air mani memasuki saluran vagina, sehingga sel telur tidak dapat dibuahi.
Biasanya, kondom terbuat dari lateks atau poliuretan, namun dapat juga terbuat dari membran domba yang disebut kulit domba. Kondom memiliki berbagai ukuran dan tekstur. Beberapa perlu dilumasi dahulu sebelum digunakan, supaya penetrasi lebih mudah dan mengurangi gesekan yang dapat menyebabkan kondom robek. Lainnya dilapisi dengan spermisida untuk perlindungan tambahan terhadap kehamilan.
Selain bermanfaat mencegah kehamilan, penggunaan kondom juga dapat melindungi penggunanya dari infeksi penyakit seksual menular (IMS), seperti HIV, klamidia, gonore, dan sifilis.
2. Vasektomi Konvensional
Vasektomi, juga dikenal sebagai sterilisasi pria, adalah prosedur bedah yang dirancang untuk menjadi alat kontrasepsi permanen bagi pria.
Selama vasektomi, ahli bedah akan membagi dan menutup ujung tabung yang mengangkut sperma (vas deferens) untuk menghentikan sperma memasuki cairan mani. Sehingga ejakulasi pria tidak akan bisa membuahi pasangan wanitanya.
Vasektomi konvensional ini lebih dari 99 persen efektif dalam mencegah kehamilan, dan tidak mengurangi gairah seks dan kemampuan ereksi atau orgasme.
3. Vasektomi Tanpa Pisau Bedah
Seperti vasektomi konvensional, vasektomi tanpa pisau adalah bentuk permanen dari alat kontrasepsi pria. Prosedur ini memiliki tingkat keberhasilan yang sama untuk mencegah kehamilan, dan dilakukan sebagai prosedur rawat jalan tanpa anestesi umum.
Vasektomi tanpa pisau bedah dilakukan dengan cara mematikan skrotum menggunakan anestesi lokal. Dokter akan menggunakan forsep runcing yang tajam untuk membuat lubang kecil di setiap sisi skrotum dan menarik vas deferens keluar melalui setiap lubang dan memotongnya, kemudian dokter akan menutup ujungnya.
Sama seperti vasektomi konvensional, vasektomi tanpa bedah juga lebih dari 99 persen efektif dalam mencegah kehamilan, menghilangkan ketergantungan pada bentuk alat kontrasepsi lain, tidak mengubah produksi testosteron, dan tidak mengurangi gairah seks serta kemampuan ereksi atau orgasme.
DELFI ANA HARAHAP
Baca: 8 Alat Kontrasepsi untuk Wanita, Plus Minus Pemakaiannya