TEMPO.CO, Jakarta – Setiap 1 November diperingati sebagai World Vegan Day atau Hari Vegan Sedunia. Perayaan Hari Vegan sedunia merupakan hari penting, khususnya bagi para veganisme, sebutan orang-orang yang menganut pendirian tidak mengonsumsi produk apapun dari hewan. Dibalik kepopulerannya, ternyata terdapat sejarah panjang yang mengiringi tercetusnya Hari Vegan Sedunia atau World Vegan Day.
Melansir dari p2k.unimus.ac.id, istilah vegan berasal dari kata vegetarian yang dalam Indonesia bermakna sayuran. Perayaan Hari Vegan Sedunia pertama kali dilaksanakan pada 1 November 1994 guna memperingati 50 tahun Masyarakat Vegan Inggris. Keberadaan nya diperkirakan sudah ada sejak 1944 meskipun tidak diketahui secara pasti tanggal kelahirannya. Eksistensi penganut Vegan ini ternyata memiliki sejarah yang panjang.
Penganut veganisme sudah ada sejak 2000 tahun lalu, tepatnya dipopulerkan oleh para filsuf dan matematikawan Yunani, layaknya Phythagoras. Sebagaimana dikutip dari daysoftheyear.com, mereka menyadari pentingnya dalam kehidupan untuk saling peduli antar sesama makhluk hidup, salah satunya dengan tidak menyakiti hewan lain untuk dikonsumsi. Gagasan yang sama juga dianut oleh ajaran agama Buddha yang menjunjung vegetarianisme.
Konsep gaya hidup veganisme kemudian terus berkembang, tepatnya pada 1806. Sekitar waktu ini, Dr William Lambe dan Percy Bysshe Shelley menyebarkan paham tentang keberatan untuk mengonsumsi susu dan telur ke wilayah Eropa. Seratus tahun kemudian, Donald Watson turut meluaskan paham ini dengan menciptakan istilah vegan hingga melahirkan Masyarakat Vegan Inggris.
Gerakan tersebut kemudian menyebar luas pada 1951 dan banyak orang yang bergabung. Mereka menganut prinsip tidak mengeksploitasi hewan dalam bentuk apapun, termasuk memakai kulit, bulu, atau bagian tubuh hewan lainnya. Akhirnya, perkembangan gerakan vegan pun meluas, tak sedikit orang menerapkan gaya hidup vegan dari berbagai kalangan, mulai dari selebriti, atlet, praktisi kesehatan, dan kelompok-kelompok lapisan masyarakat lainnya.
Dilansir dari vegfund.org, bagi para Vegan, mereka percaya bahwa Hari Vegan Sedunia tidak hanya merupakan sebuah perayaan semata, tetapi juga sebagai edukasi kepada orang-orang tentang nilai-nilai hidup vegan. Selain itu, dengan mengurangi konsumsi produk hewani, dinilai mengurangi efek gas rumah kaca. Dengan demikian, keseimbangan kehidupan pun tercipta, baik bagi keadaan bumi maupun kesehatan tubuh manusia yang lebih sejahtera.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca: Vegan Tak Sama dengan Vegetarian, Di Mana Letak Perbedaannya