Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Beda Stres dan Kecemasan

Reporter

image-gnews
Ilustrasi Pria Stres (pixabay.com)
Ilustrasi Pria Stres (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Stres dan kecemasan sering dianggap sama, padahal keduanya berbeda meski sama-sama berdampak pada fisik dan mental. Para ahli mengatakan stres sebagian besar berasal dari faktor eksternal, sedangkan kecemasan lebih internal.

Psikolog klinis India dan pendiri Talk To Me, Narendra Kinger, mengatakan meskipun orang dapat memicu timbulnya stres dari dalam diri sendiri melalui self-talk negatif, sikap pesimis, atau kebutuhan untuk kesempurnaan, namun tetap lebih banyak berasal dari faktor eksternal.

"Terlalu banyak tanggung jawab atau proyek kerja berisiko tinggi biasanya dapat memicu respons stres. Kecemasan, di sisi lain, sebagian besar bersifat internal dan tergantung pada bagaimana Anda bereaksi terhadap stres," ujar Kinger, dilansir Indian Express.

Pada banyak kasus, orang yang telah berhasil menghilangkan stres masih memungkinkan untuk merasa kewalahan atau tertekan. Perasaan inilah yang disebut sebagai kecemasan.

"Ini adalah reaksi atau respons yang berlebihan terhadap situasi tertentu. Jika kekhawatiran dan kesusahan yang dirasakan dalam situasi tertentu tidak biasa, berlebihan, atau berlangsung lebih lama daripada kebanyakan orang lain, itu mungkin kecemasan bukan stres," kata Kinger.

Dr. Karthiyayini Mahadevan, Kepala Kesehatan dan Kesejahteraan di Columbia Pacific Communities, menjelaskan kecemasan merupakan reaksi psikologis terhadap setiap perubahan yang terjadi. Reaksi ini umumnya muncul dari rasa takut sebagai respons keadaan yang tidak terkondisi atau di luar ekspektasi.

"Reaksi luar biasa terhadap stres membawa kecemasan pada tingkat emosional. Stres sangat penting untuk menjaga percikan kehidupan sementara kecemasan menghabiskan hidup," kata Mahadevan.

Terkait stres, selalu ada faktor pemicu eksternal. Sedangkan kecemasan tidak perlu ada pemicu, ini akan muncul karena kekhawatiran tentang sesuatu yang dipikirkan terkait dengan yang akan terjadi di masa depan.

"Sangat sering, apa yang kita khawatirkan mungkin tidak terjadi, tetapi memikirkannya terjadi menyebabkan kita menjadi cemas dan panik," kata Dr. Shireen Stephen, psikolog konseling di Rumah Sakit Cadabams, Bengaluru.

Stephen kemudian memberikan contoh untuk membedakan antara stres dan kecemasan. Stres adalah tekanan yang mungkin dialami saat membuat presentasi di rapat tim atau untuk menyelesaikan proyek tepat waktu. Kecemasan adalah kekhawatiran presentasi mungkin tidak berjalan dengan baik atau proyek tidak selesai tepat waktu.

Menurut Stephen, perbedaan lain adalah soal durasi. Stres berlangsung sampai kejadian tersebut teratasi tetapi kecemasan dapat berlangsung lama dan bertahan untuk waktu yang sangat lama.

Gejala stres termasuk kemurungan, lekas marah, merasa kewalahan, pusing, kesepian, mual, dan perasaan tidak bahagia secara umum. Sedangkan kecemasan termasuk perasaan gelisah, tegang, gugup, dan perasaan takut secara umum.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Baik stres maupun kecemasan memiliki gejala umum seperti peningkatan detak jantung, pernapasan lebih cepat, dan sakit perut atau sembelit. Tetapi seperti yang dilihat, keduanya berbeda dalam semua aspek lain," jelas Stephen.

Kecemasan atau kepanikan yang berlebihan melumpuhkan orang sehingga tidak dapat menjalankan aktivitas dengan baik. Sedangkan stres, meski sulit untuk dilalui, namun akhirnya dapat dikelola. Kecemasan skala ringan mungkin tidak terlalu dapat dirasakan namun cukup meresahkan.

Kecemasan parah dapat secara serius mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Serangan panik adalah karakter gangguan panik, sejenis gangguan kecemasan. Selain itu, tingkat stres dan kecemasan yang tinggi dalam situasi sosial dapat mengindikasikan gangguan kecemasan sosial.

Salah satu gangguan kecemasan yang paling banyak dialami adalah kecemasan umum. Dr. J. Mayurnath Reddy, psikiater di Yashoda Hospital Hyderabad, mengatakan untuk mengidentifikasi apakah orang memiliki gangguan kecemasan umum adalah gejala seperti kekhawatiran yang berlebihan dan sulit dikendalikan, yang terjadi hampir setiap hari selama enam bulan.

"Kekhawatiran mungkin melompat dari satu topik ke topik lain," kata Reddy.

Menurut Reddy, jenis lain dari kecemasan adalah gangguan panik, yang ditandai dengan serangan kecemasan tiba-tiba yang dapat membuat berkeringat, pusing, dan terengah-engah. Kecemasan juga dapat bermanifestasi dalam bentuk fobia spesifik seperti takut terbang atau kecemasan sosial, yang ditandai dengan ketakutan yang meluas terhadap situasi sosial.

Aktivitas fisik, diet bergizi, dan kebiasaan tidur yang baik adalah titik awal untuk mengendalikan gejala ini. Akan tetapi, jika hal tersebut tidak menunjukkan perubahan maka perlu mempertimbangkan untuk berkonsultasi pada ahli. Selain itu, ada juga beberapa tindakan yang dapat membantu mengatasi gangguan kecemasan yang lebih ringan, lebih fokus, atau jangka pendek, seperti manajemen stres atau mengelola stres.

Teknik relaksasi, meditasi, latihan pernapasan dalam, mandi, istirahat dalam gelap, dan intervensi yoga untuk menggantikan pikiran negatif dengan pikiran positif. Buatlah daftar pikiran negatif yang dapat menimbulkan kecemasan dan pada sisi lain tulis juga hal-hal lain yang berisi hal-hal positif. Menciptakan gambaran mental tentang keberhasilan menghadapi dan menaklukkan ketakutan tertentu juga dapat memberikan manfaat jika gejala kecemasan berhubungan dengan penyebab tertentu, seperti pada fobia.

Dukungan orang terdekat juga mampu untuk mengatasi kecemasan. Layanan kelompok pendukung mungkin tersedia secara lokal dan online. Jangan lupa untuk melakukan aktivitas fisik untuk melepaskan zat kimia di otak yang memicu perasaan positif.

Terakhir, konseling adalah cara yang tepat untuk menangani kecemasan. Ini dapat berupa terapi perilaku kognitif (CBT), psikoterapi, atau kombinasi terapi. Perawatan potensial lain adalah terapi paparan, yang melibatkan orang untuk menghadapi pemicu kecemasan dengan cara yang aman dan terkendali untuk memutus siklus ketakutan.

Baca juga: 12 Trauma Masa Kecil ini Terbawa Hingga Dewasa

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Spesialis Saraf Jelaskan Segala Hal tentang Penyakit Parkinson

1 jam lalu

Legenda sepak bola Jerman Franz Beckenbauer berpose setelah dimasukkan ke dalam Hall of Fame, sebuah pameran permanen untuk menghormati legenda sepak bola Jerman di Museum Sepak Bola Jerman di Dortmund, Jerman, 1 April 2019. Beckenbauer kerap didera penyakit diantaranya parkinson, demensia dan sempat melakukan operasi jantung pada tahun 2016 dan 2017. Ina Fassbender/Pool via REUTERS/File Photo
Spesialis Saraf Jelaskan Segala Hal tentang Penyakit Parkinson

Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif sejalan dengan proses penuaan sistem saraf di otak ketika zat dopamin mengalami penurunan.


7 Cara Alami Meredakan Hipertensi Tanpa Obat

3 jam lalu

Jennifer Bachdim dan Dian Sastro meditasi bersama/Foto: Instagram/Jennifer Bachdim
7 Cara Alami Meredakan Hipertensi Tanpa Obat

Mengatasi hipertensi tidak selalu dengan obat. Masalah kesehatan ini juga bisa diatasi dengan melakukan beberapa hal berikut ini.


BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

1 hari lalu

BRIN mengembangkan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres. Dok. Humas  BRIN
BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

Riset ini berpeluang untuk membuat pemetaan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres pada pegawai.


5 Tanda Seseorang Butuh Me Time

4 hari lalu

Ilustrasi wanita. Freepik.com/Diana.grytsku
5 Tanda Seseorang Butuh Me Time

Me time atau waktu sendirian merupakan cara yang sehat untuk meremajakan diri, mengurangi stres, dan memulihkan energi


Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

9 hari lalu

Umat Muslim melaksanakan salat berjamaah saat menggelar aksi dan berbuka puasa bersama di depan kediaman Donald Trump di Trump Tower, New York, 1 Juni 2017. Aksi itu digelar sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Presiden Donald Trump yang xenofobia, seperti larangan perayaan Ramadan di AS.REUTERS/Lucas Jackson
Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

Xenophobia sebagai fenomena psikologis melibatkan ketakutan, ketaksukaan, atau kebencian ke individu atau kelompok yang dianggap asing atau beda.


Pakar Hubungan Ungkap Tipe Pasangan yang Senang Menghindar, Jangan Sampai Bikin Stres

10 hari lalu

Ilustrasi pasangan. Dok: StockXpert
Pakar Hubungan Ungkap Tipe Pasangan yang Senang Menghindar, Jangan Sampai Bikin Stres

Salah satu tipe hubungan yang dialami banyak pasangan adalah menghindar. Berikut beberapa tanda yang mungkin mengindikasikan pasangan punya gaya ini.


Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

15 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berpikir. shutterstock.com
Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?


Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

15 hari lalu

Ilustrasi wanita tersenyum pada orang tua atau lansia di panti jompo. shutterstock.com
Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.


Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

15 hari lalu

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.


Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

18 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.