TEMPO.CO, Jakarta - Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh manusia. Organ ini berfungsi untuk memompa darah ke organ-organ lainnya. Karena itu lah, akibatnya bisa fatal jika terjadi gangguan jantung.
Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang memiliki tingkat kematian yang tinggi. Penyakit ini sering kali dikatakan sebagai silent killer karena jarang menunjukkan gejala awal yang jelas. Penyakit jantung biasanya disebabkan oleh keturunan, usia yang sudah lanjut, kurang berolahraga, mengonsumsi obat ADHD, merokok, pola makan yang tidak sehat, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
Salah satu penyebab penyakit jantung yang jarang diketahui adalah gangguan kecemasan dan depresi. Dilansir dari laman Harvard Medical School, ada banyak penelitian yang menghubungkan penyakit jantung dengan depresi. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa sekitar seperempat orang dengan penyakit kardiovaskular memiliki masalah kecemasan.
Ada kalanya gangguan kecemasan datang berbarengan dengan depresi. Hal ini berpotensi lebih dalam menyebabkan gangguan jantung. Rasa cemas yang berlebihan dan kerap muncul dapat menimbulkan gangguan jantung yang serius.
Ada beberapa gejala gangguan cemas dan depresi yang perlu diwaspadai. Namun, gejalanya dapat berbeda-beda di setiap individu. Gejala yang sering muncul dilansir dari laman Primaya Hospital antara lain adalah:
- Mudah merasa lelah
- Pikiran kosong
- Sulit berkonsentrasi
- Mudah marah
- Susah tidur atau tidur terlalu banyak
- Rasa takut dan khawatir muncul terus menerus
- Perubahan gaya hidup menjadi tidak sehat
- Sering merasa sedih, tidak berdaya, dan tidak berarti
- Mudah panic
- Berpikir untuk menyakiti diri atau bahkan bunuh diri
Lalu, bagaimana gangguan kecemasan dan depresi dapat menyebabkan penyakit jantung?
Ketika orang sering merasa cemas dan berujung pada depresi, muncul reaksi tubuh yang bisa menambah beban pada kerja jantung. Selain itu, orang yang mengalami depresi cenderung tidak memikirkan kesehatannya dan malah melakukan hal-hal yang buruk bagi kesehatan. Misalnya waktu tidur terganggu, makan tak teratur, serta tidak lagi peduli pada gizi dan kebugaran fisik. Inilah yang pada akhirnya menyebabkan gangguan jantung.
Selain itu, seseorang dengan gangguan kecemasan dan depresi sering kali memiliki gejala berupa irama detak jantung yang lebih cepat. Hal ini juga dapat mempengaruhi fungsi jantung dan meningkatkan risiko henti jantung.
MAGHVIRA ARZAQ KARIMA
Baca: Serangan Jantung Mendadak di Usia Muda, Cek Tandanya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.