TEMPO.CO, Jakarta - Batuk merupakan respon alami tubuh yang berfungsi untuk menjaga paru-paru dan saluran pernapasan agar tetap dalam kondisi yang baik. Namun, batuk secara terus menerus selain dapat mengganggu aktivitas sehari hari, juga dapat mengindikasikan adanya gangguan kesehatan.
Dikutip dari Medical News Today, berikut jenis jenis batuk:
1. Batuk kering
Batuk kering adalah batuk yang tidak mengeluarkan lendir. Batuk kering sering disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas, seperti pilek atau flu.
Orang yang mengalaminya akan merasakan sensai menggelitik di bagian belakang tenggorokan sehingga memicu refleks batuk.
Batuk kering seringkali sulit dikendalikan dan dapat muncul dalam waktu yang lama. Batuk kering terjadi karena ada peradangan atau iritasi pada saluran pernapasan, tetapi tidak ada lendir yang berlebihan.
Pada anak-anak dan orang dewasa, batuk kering biasanya berlangsung selama beberapa minggu setelah pilek atau flu berlalu. Dalam kebanyakan kasus, batuk kering akanhilang dengan sendirinya.
Tetapi, jika batuk menjadi kronis harus waspada karena bisa saja batuk kering diakibatkan oleh penyakit serius seperti asma, Gastroesophaeal reflux disease (GERD), dan kanker paru paru.
Untuk pengobatannya, disarankan meminum air untuk meringankan sensasi menggelitik batuk kering, mengambil batuk drop, atau menggunakan sirup batuk.
2. Batuk berdahak
Batuk berdahak ditandai dengan adanya lenidr atau dahak. Batuk berdahak biasanya disebabkan oleh infeksi, seperti flu, flu biasa, atau infeksi dada. Seorang batuk berdahak yang diakibatkan oleh infeksi dada dapat mengandung sejumlah kecil darah merah terang. Darah ini berasal dari paru-paru dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan.
Akan tetapi, jika batuk berdahak ditandai dengan darah bewarna gelap dan mengandung makanan atau sesuatu yang menyerupai bubuk kopi, harus mencari bantuan medis.
Jika batuk berdahak sudah kronis, kemungkinan disebabkan penyakit tertentu seperti bronkiektasis, pneumonia, infeksi mycobacteria nontuberculous.
Adapun cara mengatasinya, penting pasien tetap terhidrasi, hal ini dapat membantu batuk basah tetap produktif dan meringankan gejala pilek. Beberapa orang juga menemukan bantuan dari over-the-counter (OTC) obat batuk, seperti obat batuk, menggosok dada, dan penghilang rasa sakit. Jika infeksi bakteri menyebabkan batuk, seseorang mungkin memerlukan antibiotik. .
3. Batuk Rejan
Batuk rejan atau disebut pertussis adalah infeksi bakteri yang sangat menular. Seseorang dengan batuk rejan biasanya memiliki gejala pilek ringan atau seperti flu diikuti oleh batuk yang agresif dan menyakitkan.
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti bayi, lebih berisiko terserang infeksi dan mengalami kesulitan bernapas. Terlebih bayi yang baru lahir dan orang-orang yang belum vaksinasi berisiko mengembangkan penyakit ini.
Orang yang menderita infeksi ini kemungkinan besar akan menularkannya selama sekitar dua minggu terhitung sejak mereka mulai batuk. Perlindungan terbaik terhadap penyakit ini adalah vaksinasi batuk rejan.
Untuk dapat mengurangi keparahan batuk rejam penderita dapat meminum antibiotik lebih awal. Sehingga orang yang tidak divaksinasi harus menemui dokter sesegera mungkin jika gejala berkembang.
4. Batuk Kronis
Batuk kronis adalah batuk yang berlangsung lebih lama dari penyakit biasa, yaitu sekitar 8 minggu atau lebih. Batuk ini kadang-kadang menandakan penyakit yang mendasarinya. Beberapa penyebab potensial batuk kronis ini di antaranya :
- Infeksi yang tidak diobati atau virus pernapasan yang berlangsung lebih lama dari biasanya
- Alergi
- Rokok
- paparan iritasi seperti jamur atau debu di rumah atau tempat kerja
- Pneumonia atau penyakit paru-paru lainnya
- Tenggorokan atau kanker mulut
- Gangguan menelan yang disebabkan oleh kondisi lain, termasuk demensia
Jika mengalami batuk kronis ini disarankan menemui dokter untuk diagnosis dan mendapatkan pengobatan yang tepat.
5. Batuk croup
Batuk croup kerap dialami anak-anak di bawah lima tahun yang ditandai dengan suara mengi (melengking). Batuk ini disebabkan oleh virus seperti influenza, parainfluenza RSV, campak, dan adenovirus dengan gejala pilek umum yang disertai batuk mengi dan demam.
Jika anak Anda mengalami batuk croup terdapat tanda tanda yang mengharuskan orang tua atau pengasuh mencari bantuan darurat, yaitu anak mengalami kesulitan bernapas, tubuhnya berubah menjadi biru, alami nyeri dada yang parah, alami demam di atas 104 derajat fahrenheit.
Gejala batuk croup dapat lebih buruk ketika malam hari, maka cara untuk mengatasinya ketika perawatan di rumah meliputi:
- Menggunakan humidifier
- Minum banyak cairan hangat
- Mendapatkan banyak istirahat
- Minum obat OTC, seperti acetaminophen
Perlu diketahui, tidak diperbolehkan memberi aspirin kepada anak karena berisiko terkena sindrom Reye. Anak-anak di bawah 14 tahun tidak boleh minum obat batuk OTC, karena berbahaya. Croup biasanya berlangsung selama 5-6 hari, tetapi batuk dapat berlanjut selama sekitar dua minggu.
WILDA HASANAH
Baca juga: Waspada 4 Jenis Batuk, Manakah yang Paling Berbahaya?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.