Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

6 Langkah Lewati Languishing, Apa Itu?

Reporter

image-gnews
Ilustrasi anak kutu buku atau malas = cerdas. TEMPO/Nita Dian
Ilustrasi anak kutu buku atau malas = cerdas. TEMPO/Nita Dian
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Languishing atau mendekam adalah masalah mental yang sedang dialami banyak orang selama pandemi Covid-19. Languishing berarti orang sedang berada di keadaan nol derajat, tidak negatif atau positif, berbeda dengan depresi yang sudah masuk ke negatif. Tak perlu khawatir, terdapat beberapa cara untuk melalui masa languishing.

“Ini bukan kesedihan tapi kurangnya kegembiraan. Ini adalah perasaan kosong yang netral,” kata psikiater Dion Metzger, dikutip dari Realsimple.

Sosiolog dan psikolog Amerika Serikat, Corey Keyes, adalah orang pertama yang menggunakan istilah languishing sebagai cara untuk menggambarkan kesejahteraan mental. Keyes mencatat orang yang mengalami languishing menghadapi risiko depresi berat dan dua kali lebih tinggi daripada yang cukup sehat mental dan hampir enam kali lebih besar daripada yang berkembang.

Languishing bisa terasa seperti awan kelabu yang telah menyelimuti Anda,” kata psikolog klinis di Sonoma County, California, dan penulis Joy From Fear, Carla Marie Manly.

Sering dikaitkan dengan depresi, Manly menjelaskan languishing sering dilihat sebagai respons sementara terhadap stres yang tak henti-hentinya, pengalaman yang melemahkan, dan frustrasi.

“Kombinasi dari isolasi sosial, kesedihan, dan ketakutan akan pandemi telah membuat keterpurukan kembali menjadi sorotan. Itu adalah berapa banyak orang yang menanggapi ketidakpastian dan naik turun emosional selama 22 bulan terakhir.” jelas Metzger.

Jadi, jika sepertinya orang sering mendengar tentang languishing akhir-akhir ini, khususnya selama dua tahun terakhir, itu bukan imajinasi. Sejalan dengan Metzger, Manly mencatat languishing dapat terjadi ketika penyebab stres yang berkelanjutan menciptakan kelelahan yang mendalam dan kelelahan mental.

“Jauh dari menjadi abnormal atau malas, mereka yang mengalami perilaku languishing selama pandemi sebenarnya menunjukkan respons alami terhadap sifat pandemi yang sangat menegangkan, melelahkan, dan melemahkan,” ungkap Manly.

Jika merasakan gejala-gejala yang telah disebutkan para ahli di atas, tak perlu khawatir karena masa-masa languishing dapat dilalui dengan cara-cara yang disarankan oleh Manly.

Ambil langkah-langkah kecil yang dapat ditindaklanjuti ke depan setiap hari
Buat daftar prioritas utama, kebutuhan paling penting, dan fokuslah untuk menyelesaikan hanya 2-3 di antaranya per hari. Misalnya, berjalan kaki 15 menit setiap hari untuk menjalankan rutinitas olahraga atau sesuatu yang lebih terlibat, seperti menyusun resume baru atau membersihkan rumah satu per satu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hadiahi diri sendiri untuk setiap langkah maju yang positif
Ketika sudah menyelesaikan tugas-tugas kecil di daftar yang dibuat, Manly menyarankan untuk memberikan hadiah yang menyenangkan kepada diri sendiri, seperti menonton 30 menit acara favorit sebagai ganti setiap 30 menit bersih-bersih, pekerjaan fokus, atau pencapaian lain. Sistem pemberian hadiah ini mendukung pola pikir positif dan berorientasi pada perkembangan yang sangat penting untuk melepaskan diri dari energi languishing.

Jangkau bantuan yang positif dan meneguhkan
Temukan kelompok pendukung atau penyedia kesehatan mental. Hindari dorongan untuk menyembunyikan kesulitan dan tantangan karena orang butuh dukungan ketika hidup menjadi sulit.

Identifikasi dan gabungkan kegembiraan ke dalam hidup
Selama periode di mana orang merasakan ketiadaan atau kehampaan, Metzger menyarankan untuk secara sadar mengidentifikasi apa yang membuat bahagia dan kemudian berusaha memasukkannya ke dalam hidup secara teratur. Cari kebahagiaan secara sengaja, tuliskan apa yang membuat bahagia dan masukkan ke dalam rutinitas mingguan. Itulah satu-satunya cara untuk menghilangkan languishing dengan menangkalnya dengan emosi positif.

Terhubung dengan orang yang dipercaya dan dicintai
Berinteraksi dengan orang-orang dalam hidup yang memberi kenyamanan atau membuat santai dan nyaman dapat membantu. Terhubung dengan orang lain untuk menikmati titik terang kecil dalam hidup seperti film, secangkir kopi, atau proyek pembuatan kue. Tertawa dan persahabatan bisa menjadi obat penawar yang sangat baik.

Akui dan validasi pengalaman sendiri
Jika menyadari sedang dalam masa languishing, mungkin sudah lama sekali, berbaik hatilah pada diri sendiri dan ingatlah kita semua telah melalui banyak hal. Jika menderita, jangan salahkan diri sendiri atau berharap akan keluar secara ajaib dari languishing. Mengakui perasaan sendiri tidak menandakan telah menyerah, kesadaran sebenarnya adalah langkah awal yang besar untuk membuat langkah-langkah positif ke depan.

"Pandemi telah merusak tubuh, pikiran, dan jiwa. Wajar jika kita merasa sangat sedih setelah semua yang telah terjadi,” ungkap Manly.

BERNADETTE JEANE WIDJAJA

Baca juga: Kiat Atasi Gugup pada Kencan Pertama

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

6 jam lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.


Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

7 jam lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.


Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

18 jam lalu

Menulis jurnal setiap hari bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi gangguan kecemasan. (Pexels/Alina Vilchenko)
Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.


Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

3 hari lalu

Ilustrasi laki-laki dan wanita berlari bersama. shutterstock.com
Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

Salah satu manfaat yang paling signifikan dari berlari di pagi hari adalah kemampuannya untuk mengurangi gejala depresi.


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

3 hari lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

4 hari lalu

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Foto: Unsplash.com/Diana Polekhina
Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

5 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

5 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

7 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

7 hari lalu

Ilustrasi anak pemalu. thrivingnow.com
Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial