TEMPO.CO, Jakarta - Demensia Alzheimer merupakan penyakit degeneratif yang dialami banyak lansia. Masalah itu dapat dicegah melalui pola hidup sehat dan pendekatan spiritual.
"Banyak faktor risiko yang bisa kita modifikasi dan harus dilakukan sejak muda, yaitu pola hidup sehat hingga pendekatan spiritual," ujar neurolog dan Guru Besar FK UNIKA Atma Jaya, Prof. Dr. dr. Yuda Turana, SpS (K).
Yuda menjelaskan pencegahan tersebut harus dilakukan sejak usia muda karena percuma bila dilakukan saat memasuki usia lanjut. "Penuaan tidak bisa dihentikan, apalagi kalau ada penyakit degeneratif lain. Maka, penting untuk melakukan pencegahan sejak usia muda," jelasnya.
Lebih lanjut, Yuda menjelaskan tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas hingga gaya hidup tidak sehat seperti merokok, kurang tidur, serta kurang aktivitas fisik seperti olahraga, bisa memicu demensia Alzheimer. Ketua Dewan Pembina Alzheimer Indonesia (ALZI), Eva Sabdono, menjelaskan demensia Alzheimer juga bisa terjadi karena adanya faktor genetik. Kendati demikian, risiko dapat ditekan bila sejak muda orang yang berisiko menerapkan gaya hidup sehat.
"Kemampuan tubuh semakin menua itu tentu semakin menurun, termasuk untuk mencerna dan beraktivitas. Jadi, kalau sudah merasa sering pusing karena makan daging berlemak, kurangilah itu, perbanyak makanan sehat," ujar Eva.
Selain itu, aktivitas fisik seperti olahraga sangat penting dilakukan sejak usia muda sehingga tubuh menjadi bugar dan kondisi otak pun sehat. Namun, begitu memasuki usia tua, Eva mengingatkan agar tetap mengenali kemampuan tubuh sendiri saat berolahraga.
"Jangan terlalu berat juga karena sendi dan kondisi tubuh tentu sudah tidak sekuat ketika masih muda," jelas Eva.
Yuda kemudian menjelaskan pentingnya pendekatan spiritual sebagai salah satu pencegahan demensia Alzheimer. "Ketika memasuki usia lanjut, banyak hal yang terjadi dan tidak jarang hal itu mengganggu psikis seorang lansia," kata Yuda.
Ia menyebutkan kondisi seperti kehilangan orang terdekat yang meninggal, pensiun sehingga tidak lagi berpenghasilan, harus berbagi kasih dengan anak yang sudah menikah, kemudian menerima banyak kabar duka dari teman seangkatan, itu menjadi faktor eksternal atau pemicu stres tersendiri.
"Untuk yang pernah memiliki jabatan hebat saat bekerja, kemudian pensiun, itu bisa memicu post power syndrome. Di sinilah pendekatan spiritual sangat dibutuhkan agar bisa legowo," jelas Yuda.
Dalam hal ini, pendekatan spiritual sangat penting untuk membuat orang dapat berpikir tenang dan positif. Direktur Eksekutif Yayasan ALZI, Michael Dirk Roelof Maitimoe, menjelaskan pentingnya pemulihan atau penyegaran yang berfungsi untuk menyegarkan otak dan pikiran yang penat sehingga tidak stres.
"Healing itu penting sebetulnya, tidak perlu mahal-mahal atau jauh-jauh, yang penting happy dan menyegarkan pikiran kembali," tutur Michael.
Baca juga: Segera Periksa bila Keluarga Tunjukkan Gejala Awal Demensia Alzheimer