Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Efek Kejang Lobus Temporal Saat Dejavu, Apa itu dan Gejalanya?

Reporter

Editor

Bram Setiawan

image-gnews
Ilustrasi otak. medicalnews.com
Ilustrasi otak. medicalnews.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika seseorang merasa pernah mengalami keadaan tertentu pada masa lampau yang persis sama dialami sekarang itu menandakan dejavu atau déjà vu. Dalam bahasa Prancis déjà vu berarti, sudah (pernah) terlihat.

Mengutip Healthline, dejavu menggambarkan sensasi telah mengalami sesuatu. Pemandangan atau suara yang akrab bisa memicu perasaan itu. Sekitar 60 hingga 70 persen orang dengan kesehatan baik pernah mengalami beberapa bentuk dejavu selama hidupnya.

Dalam beberapa kasus, dejavu bisa menjadi tanda gangguan neurologis, seperti lobus temporal. Mengutip Penn Medicine, orang yang mempunyai riwayat epilepsi lobus temporal aktivitas sel sarafnya terganggu menyebabkan kejang. Lobus temporal menjadi faktor umum yang membentuk hubungan antara dejavu dan memori.

Kejang berkaitan semburan aktivitas listrik tak terkendali, itu menyebabkan sel saraf di otak macet. Kejang fokal yang singkat dan fakta mengenai orang biasanya tetap terjaga saat itu terjadi membuat sulit untuk mengenali sesuatu yang terjadi.

Terkadang kondisi itu diartikan lain, seseorang yang mengalami kejang fokal sebagai melamun atau menatap kejauhan. Kejang lobus temporal menghasilkan perasaan dejavu.

Gejala kejang lobus temporal berujung dejavu

  • Perasaan yang tiba-tiba dan tak bisa dijelaskan, seperti bergembira atau marah
  • Masalah mengendalikan otot
  • Kedutan di otot 
  • Sensasi yang melibatkan penglihatan, rasa, penciuman, pendengaran, dan sentuhan.
  • Merasa seolah-olah akan mengalami kejang.

Mengutip WebMD, kejang lobus temporal mempengaruhi kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Biasanya berlangsung selama 30 detik hingga satu menit. Saat itu kehilangan kesadaran terhadap lingkungan sekitar atau menyadari telah duduk dan menatap ke kejauhan.

Setelah kejang lobus temporal berakhir, kemudian merasa bingung. Ini sulit untuk mengingat yang terjadi saat mengalami kejang. Kejang lobus temporal bisa menjadi kejang tonik klonik serius yang menyebabkan kehilangan kesadaran.

Kapan perlu berkonsultasi dengan dokter?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kejang temporal yang bisa memperkecil hipokampus, bagian otak tempat memproses informasi dari luar, kemudian menyalurkannya untuk tersimpan sebagai memori.

Kondisi tertentu perlu memeriksakan diri ke dokter jika menduga gejala mengalami kejang temporal atau masalah neurologis lainnya penyebab dejavu, yaitu:

  • Kejang lebih dari 5 menit.
  • Mengalami kesulitan mengendalikan pernapasan setelah kejang
  • Tetap tidak sadar setelah mengalami kejang
  • Mengalami kejang kedua setelah yang pertama
  • Memiliki masalah medis lain seperti diabetes
  • Sedang hamil
  • Menyakiti diri sendiri saat kejang

KAKAK INDRA PURNAMA

Baca: Memahami Kondisi Dejavu dan Penyebab Seseorang Mengalaminya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kehilangan Memori Jangka Pendek: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

6 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Kehilangan Memori Jangka Pendek: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

Hilangnya ingatan alias memori jangka pendek adalah peningkatan atau kelupaan yang tidak biasa segera setelah mengalami suatu peristiwa.


Sering Lupa? Lakukan 5 Tips Berikut untuk Meningkatkan Daya Ingat

13 hari lalu

Ilustrasi orang lupa
Sering Lupa? Lakukan 5 Tips Berikut untuk Meningkatkan Daya Ingat

Dengan menerapkan tips-tips ini dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat meningkatkan daya ingat Anda dan mengurangi kecenderungan untuk lupa.


Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

13 hari lalu

Ilustrasi orang lupa
Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

Lupa ternyata memiliki manfaat penting untuk kesehatan otak dan kreativitas Anda.


Stimulasi Kognitif Terbanyak Bantu Lindungi Otak dari Masalah Daya Ingat

15 hari lalu

Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com
Stimulasi Kognitif Terbanyak Bantu Lindungi Otak dari Masalah Daya Ingat

Pekerjaan paling umum dengan tuntutan kognitif tertinggi yang bantu lindungi otak dari masadalah daya ingat adalah mengajar.


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

34 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.


Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

39 hari lalu

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk
Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

Masih banyak orang yang salah kaprah terkait epilepsi. Dokter beri faktanya untuk meluruskan.


26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

42 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal.


Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

44 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?


Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

46 hari lalu

ilustrasi minum kopi (pixabay.com)
Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

Penderita epilepsi diminta tidak minum kopi berlebihan untuk menghindari kejang. Pasalnya, kafein justru dapat meningkatkan frekuensi kejang.


Pakar Saraf Jelaskan Ciri-ciri Epilepsi, dari Bengong sampai Sakit Kepala

47 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
Pakar Saraf Jelaskan Ciri-ciri Epilepsi, dari Bengong sampai Sakit Kepala

Pakar menjelaskan ciri-ciri epilepsi yang sebenarnya sangat banyak, contohnya melamun atau bahkan sakit kepala.