TEMPO.CO, Jakarta - Serangan panik (panic attack) ditandai kemunculan rasa takut atau gelisah yang berlebihan secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa dialami mendadak tanpa sebab yang jelas. Mengutip Healthline, perasaan ini biasanya memuncak awal sekitar 10 menit. Setelah itu hilang secara cepat.
Panic attack menyebabkan emosi yang intens, seperti ketakutan kematian atau kecemasan lainnya. Gangguan ini juga menyebabkan gejala fisik, termasuk jantung berdebar dan sesak napas. Beberapa gejala serangan panik ini terkadang disadari sedang dalam kondisi itu. Gejalan seranga panik antara lain, kecemasan meningkat tanpa sebab, merasa lemah ingin pingsan, dan mendadak gemetar.
Mengetahui riwayat serangan panik untuk terapi
Di bagian tangan juga terkadang terasa kesemutan. Tubuh berkeringat, juga terasa mual dan kram di perut. Terasa nyeri juga di bagian dada. Orang yang mengalami serangan panik juga mengalami gejala psikologis, antara lain muncul rasa takut mati, cemas kehilangan kendali diri, perasaan ingin terlepas secara tak nyata.
Para ilmuwan mempelajari ketika seseorang mengalami panic attack, ada kemungkinan bagian otak yang memproses rasa takut lebih aktif. Orang yang mengalami panic attack memiliki banyak aktivitas di bagian otak yang terkait dengan respons, seperti ingin melawan atau berlari.
Ahli psikologi dari Atlanta's Emory University School of Medicine, Barbara O. Rothbaum menjelaskan ,kombinasi antara faktor genetik, lingkungan, peristiwa hidup, penyalahgunaan obat, dan pola berpikir yang membesar-besarkan reaksi fisik juga rentan memicu gangguan itu. Ia mengatakan, seseorang mungkin akan cemas mengenai masalah pekerjaan, ujian, atau membuat keputusan yang penting.
"Tapi, seseorang yang panic attack mungkin bereaksi terhadap tekanan sama dengan reaksi fisik yang berlebihan. Itu seolah-olah akan diserang harimau liar atau jatuh dari ketinggian,” katanya.
Jika seseorang pernah mengalami panic attack, maka akan menghindari situasi yang menyebabkan serangan panik itu. Biasanya untuk menangani risiko serangan panik, ahli kesehatan akan membuat evaluasi psikologis tentang gaya hidup dan pengalaman masa kanak-kanak.
Mengutip WebMD, pemulihan panic attack melalui terapi. Ada tiga jenis terapi yang digunakan untuk mengatasi kondisi panic attack.
1. Terapi pemaparan
Terapi ini bekerja dengan metode untuk menghadapi apa pun yang rentan memicu panic attack. Terapi ini dilakukan secara bertahap dan terkontrol agar orang dengan riwayat serangan panik belajar cara menangani kecemasan.
2. Terapi kognitif perilaku
Adapun terapi kognitif perilaku juga bermanfaat untuk mengenali rasa takut dan belajar cara mengendalikan pola pikir dan perilaku.
3. Terapi suportif
Terapi ini terkait edukasi mengenai kondisi yang dialami dan diberi dukungan secara emosional untuk melewatinya.
Baca: Panic Attack, Apa Kondisi Penyebab Serangan Panik Itu?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.