Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terapi Dibutuhkan untuk Mengatasi Serangan Panik

image-gnews
Ilustrasi panik. pumirror.com
Ilustrasi panik. pumirror.com
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSerangan panik (panic attack) ditandai kemunculan rasa takut atau gelisah yang berlebihan secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa dialami mendadak tanpa sebab yang jelas. Mengutip Healthline, perasaan ini biasanya memuncak awal sekitar 10 menit. Setelah itu hilang secara cepat.

Panic attack menyebabkan emosi yang intens, seperti ketakutan kematian atau kecemasan lainnya. Gangguan ini juga menyebabkan gejala fisik, termasuk jantung berdebar dan sesak napas. Beberapa gejala serangan panik ini terkadang disadari sedang dalam kondisi itu. Gejalan seranga panik antara lain, kecemasan meningkat tanpa sebab, merasa lemah ingin pingsan, dan mendadak gemetar.

Mengetahui riwayat serangan panik untuk terapi

Di bagian tangan juga terkadang terasa kesemutan. Tubuh berkeringat, juga terasa mual dan kram di perut. Terasa nyeri juga di bagian dada. Orang yang mengalami serangan panik juga mengalami gejala psikologis, antara lain muncul rasa takut mati, cemas kehilangan kendali diri, perasaan ingin terlepas secara tak nyata.

Para ilmuwan mempelajari ketika seseorang mengalami panic attack, ada kemungkinan bagian otak yang memproses rasa takut lebih aktif. Orang yang mengalami panic attack memiliki banyak aktivitas di bagian otak yang terkait dengan respons, seperti ingin melawan atau berlari. 

Ahli psikologi dari Atlanta's Emory University School of Medicine, Barbara O. Rothbaum menjelaskan ,kombinasi antara faktor genetik, lingkungan, peristiwa hidup, penyalahgunaan obat, dan pola berpikir yang membesar-besarkan reaksi fisik juga rentan memicu gangguan itu. Ia mengatakan, seseorang mungkin akan cemas mengenai masalah pekerjaan, ujian, atau membuat keputusan yang penting.

"Tapi, seseorang yang panic attack mungkin bereaksi terhadap tekanan sama dengan reaksi fisik yang berlebihan. Itu seolah-olah akan diserang harimau liar atau jatuh dari ketinggian,” katanya.

Jika seseorang pernah mengalami panic attack, maka akan menghindari situasi yang menyebabkan serangan panik itu. Biasanya untuk menangani risiko serangan panik, ahli kesehatan akan membuat evaluasi psikologis tentang gaya hidup dan pengalaman masa kanak-kanak.

Mengutip WebMD, pemulihan panic attack melalui terapi. Ada tiga jenis terapi yang digunakan untuk mengatasi kondisi panic attack.

1. Terapi pemaparan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terapi ini bekerja dengan metode untuk menghadapi apa pun yang rentan memicu panic attack. Terapi ini dilakukan secara bertahap dan terkontrol agar orang dengan riwayat serangan panik belajar cara menangani kecemasan.

2. Terapi kognitif perilaku

Adapun terapi kognitif perilaku juga bermanfaat untuk mengenali rasa takut dan belajar cara mengendalikan pola pikir dan perilaku.

3. Terapi suportif

Terapi ini terkait edukasi mengenai kondisi yang dialami dan diberi dukungan secara emosional untuk melewatinya.

Baca: Panic Attack, Apa Kondisi Penyebab Serangan Panik Itu?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

23 jam lalu

Ilustrasi wanita sedih. Shutterstock
Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.


Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

2 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berpikir. shutterstock.com
Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?


Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

3 hari lalu

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.


Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

3 hari lalu

Justin Bieber dan Hailey Bieber. Foto: Instagram/@justinbieber
Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

Justin Bieber menangis di Instagram. Reaksi warganet pun beragam. Bahkan istrinya, Hailey, ikut mengomentari dengan kata cengeng.


Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

8 hari lalu

Ilustrasi Chiropractic. Shutterstock
Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

Chiropractic merupakan salah satu metode pengobatan terapi manual yang awal mengenalnya sebagai pijat kretek. Amankah?


7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

9 hari lalu

Kecanduan judi online bisa membuat hidup berantakan. Ketahui cara menghentikan kejaduan judi online yang efektif berikut ini. Foto: Canva
7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

10 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

10 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

11 hari lalu

Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com
Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.


Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

12 hari lalu

Ilustrasi anak pemalu. thrivingnow.com
Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial