Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar Sebut Data Terkait Virus Langya Belum Solid

Reporter

image-gnews
Ilustrasi virus Langya. shutterstock.com
Ilustrasi virus Langya. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, meminta semua pihak tetap waspada karena data terkait virus Langya (LayV) yang berasal dari Cina belum solid.

“Kehadiran atau timbulnya penyakit yang berasal dari hewan atau penyakit zoonosis ini merupakan ancaman terhadap kesehatan global dan nasional,” kata Dicky.

Ia mengungkapkan virus Langya pertama kali ditemukan di Cina, tepatnya di Langya, Provinsi Shandong. Total dari kasus yang ditemukan di seluruh wilayah negara itu mencapai 35 kasus. Virus Langya sendiri masuk ke dalam keluarga virus Nipah dan diduga penularannya berasal dari tikus sebagai hewan pengerat. Walaupun demikian, hanya sembilan dari 35 kasus yang berhasil ditelusuri sedangkan sisanya belum sempat ditelusuri atau menunjukkan potensi terjadinya penularan.

“Hanya sembilan kasus yang berhasil ditracing dan itu ditemukan kurang lebih 15 yang keluarganya positif, maksudnya ditracing terbukti ada penularan dari keluarga dekatnya. Tapi, sisanya belum sempat ditracing atau dipastikan apakah ada potensi penularan atau tidak, jadi datanya belum solid,” ujar Dicky.

Dari belum solidnya data yang dikumpulkan itulah ia meminta setiap pihak untuk tetap mewaspadai berbagai bentuk penularan karena virus dari hewan berpotensi menjadi wabahpenyakit bagi manusia. Dicky menyatakan meski belum ditemukan keparahan berupa orang yang masuk ICU atau kematian, 75 persen penyakit yang menginfeksi manusia disebabkan atau berasal dari hewan dan jelas merugikan manusia karena bisa menular dari hewan ke manusia menjadi manusia ke manusia.

"Indonesia sendiri memiliki yang mirip seperti Cina, baik kondisi lingkungan ataupun dilihat dari perilaku masyarakat, kebijakan dan sistem kesehatannya, karena masih berhubungan erat dengan sejumlah jenis hewan sehingga negara berada pada posisi yang dapat dikatakan rawan," jelasnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia menambahkan negara yang termasuk dalam kawasan Indocina seperti Indonesia merupakan negara yang ada di zona rawan terjadinya berbagai penyakit yang berasal dari hewan. Karena itu, diperlukan strategi hingga ke daerah untuk melakukan surveilans ataupun kajian lebih mendalam terkait penyakit zoonosis agar tidak terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB), wabah, atau pandemi lain.

Selain surveilans, Dicky turut menyarankan agar kajian terkait berbagai penyakit yang berasal dari hewan dapat lebih diperdalam serta memaksimalkan perubahan perilaku melalui penerapan hidup sehat di dalam masyarakat, sebab meski sistem kesehatan di Indonesia mulai berkembang dengan baik, kebanyakan dari program yang dijalankan sangat berfokus pada manusia saja. Seharusnya, guna mewujudkan harmonisasi dalam kesehatan, pemerintah juga harus fokus pada kesehatan hewan dan lingkungan sekitar.

“Artinya, kita harus benar-benar memperbaiki dan mengkaji ulang sistem deteksi, bukan hanya pada manusia tapi juga pada hewan di alam liar,” tutur Dicky.

Baca juga: Belum Ada Bukti Virus Langya Menular Antarmanusia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

14 jam lalu

Kelinci yang menjadi alat uji ilmiah. shutterstock.com
Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

3 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?


10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

5 hari lalu

Kosta Rika menyimpan 50 jenis burung kolibri, hingga disebut ibu kota kolibri dunia. Foto: Konrad Whote/Look-Foyo/Getty Images
10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

Berikut ini deretan hewan terkecil di dunia, mulai dari spesies ikan, katak, kura-kura, kelinci, tikus, hingga ular.


10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

5 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

Berikut deretan hewan paling berbahaya di dunia yang bisa membunuh manusia dalam hitungan detik. Ada lalat tsetse hingga tawon laut.


Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

5 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

6 hari lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

6 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.


Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

12 hari lalu

Winter Aespa. Foto: Kpop Wiki
Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

17 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

18 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?