TEMPO.CO, Jakarta - Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung. Ini membuat jantung lebih lemah dan lebih sulit untuk memompa darah secara efektif ke bagian-bagian dari tubuh.
Peradangan dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh merespons infeksi. Miokarditis dapat disebabkan oleh infeksi virus atau kondisi inflamasi yang lebih sistemik seperti gangguan autoimun. Meski demikian, penyebab pasti miokarditis sering kali tidak diketahui.
Mengutip John Hopkins Medicine, terdapat beberapa jenis miokarditis, yakni:
1. Miokarditis akut
Miokarditis akut mengacu pada kondisi onset miokarditis yang terjadi secara cepat dan biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Miokarditis akut dapat berkembang secara tiba-tiba dan gejalanya juga dapat sembuh dengan cepat.
2. Miokarditis kronis
Pada penderita miokarditis kronis diperlukan waktu lebih lama untuk mengobati penyakit atau ketika gejala muncul kembali setelah mengalami kondisi tersebut. Ini dapat terjadi karena kondisi peradangan yang lebih umum seperti gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan menyerang sel dan jaringan pada tubuh.
Baca Juga:
Baca juga: AS Temukan Peradangan Jantung pada 8 Anak Usia 5-11 yang Divaksin Covid-19
3. Miokarditis limfositik
Miokarditis limfositik adalah bentuk miokarditis langka yang dapat mengharuskan penderitanya melakukan rawat inap untuk perawatan yang lebih serius. Miokarditis limfositik terjadi ketika sel darah putih (limfosit) masuk dan menyebabkan peradangan pada otot jantung. Kondisi ini dapat terjadi setelah virus.
Pada tahap awal miokarditis, pengidap mungkin mengalami sedikit atau bahkan tidak merasakan gejala sama sekali. Gejala umum mungkin termasuk:
- Sakit di area dada
- Kelelahan
- Irama jantung yang cepat atau tidak normal (aritmia)
- Tanda-tanda infeksi:
- Diare
- Sakit kepala
- Demam
- Nyeri otot
- Sakit tenggorokan
- Sesak napas
- Bengkak di kaki.
HATTA MUARABAGJA
Baca juga: Miokarditis, Efek Samping Vaksin Pfizer yang Perlu Anda Tahu