TEMPO.CO, Jakarta - Tagar TV nasional down alias #TVNasionalDown menggema di Twitter. Hal ini sebagai buntut dari keputusan Pemerintah untuk mematikan siaran TV analog dan beralih ke TV digital.
Saat ini hidup tak lepas dari televisi, bahkan ada saja yang kecanduan TV. Lantas, bisakah manusia hidup tanpa televisi ?
Kecanduan Televisi
Baca : Kebanyakan Menonton TV, Awas Penyakit Jantung Mengintai
Bagi sejumlah orang, TV bisa membuat kecanduan. Zaman dahulu, tidak sedikit para orang tua yang memaksa anaknya untuk pergi dari depan televisi setelah mereka menontonnya selama berjam-jam. Hal itu mungkin juga masih terjadi hingga sekarang.
Mengutip dari laman webmd, kecanduan televisi bisa juga disebut sebagai TV addiction. Kecanduan adalah perilaku atau ketergantungan yang berlebihan pada suatu zat dan tindakan atau aktivitas. Misalnya, kecanduan TV, yang merupakan kecanduan perilaku, ditemukan memberikan efek yang serupa dengan jenis kecanduan lainnya.
Sejumlah studi menunjukkan indikasi kecanduan TV didasarkan pada jumlah waktu yang dihabiskan untuk menonton TV per hari.
Dalam satu penelitian, indikasi kecanduan TV adalah menonton selama rata-rata 2 hingga 3 jam per hari. Studi lain mengklaim bahwa 4 jam lebih dianggap sebagai gejala yang berat. Namun penelitian lain tidak mendasarkan menonton atau kecanduan TV pada jam, namun pada sejauh mana TV mengambil alih kehidupan nyata.
Tips Mengurangi Kecanduan Menonton TV
Baca : Stop Kecanduang nonton Televisi dengan 4 Kiat Berikut
Jika Anda merasa terlalu banyak menonton TV, strategi ini dapat membantu Anda menghentikan kebiasaan tersebut. Mengutip dari healthline, beberapa tips tersebut antara lain:
- Pantau seberapa banyak Anda menonton
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang berapa banyak TV yang biasanya Anda tonton, coba catat waktu yang Anda habiskan untuk menonton setiap hari.
Jika perlu, cobalah untuk mencatat hal-hal seperti pola sekitar saat Anda biasanya menonton TV maupun perubahan suasana hati terkait penggunaan TV
Menemukan pola dalam menonton TV dapat memberi Anda lebih banyak wawasan tentang bagaimana hal itu memengaruhi kehidupan sehari-hari. Anda juga dapat menggunakan pola ini untuk menonton TV lebih sedikit.
Misalnya, jika Anda selalu menyalakan TV setelah makan malam, Anda dapat memilih untuk berjalan-jalan.
- Ketahui alasan Anda menonton TV
Mungkin Anda mulai menonton TV karena bosan. Atau Anda mulai hanyut ke acara bincang-bincang larut malam dan sekarang Anda tidak bisa tidur tanpa menyalakan TV.
Melissa Stringer, seorang terapis di Sunnyvale, Texas, merekomendasikan untuk mengeksplorasi alasan Anda menonton TV dan bertanya pada diri sendiri apakah alasan ini benar-benar sesuai dengan cara Anda menghabiskan waktu.
Membuat introspeksi, mengapa Anda membutuhkan TV ketika anda mengalami hal negatif, seperti masalah tidur terus-menerus, kurangnya hobi yang bermanfaat, hingga beberapa hubungan yang tidak memuaskan.
Baca : Kebanyakan Nonton TV, Anak bisa Jadi Antisosial
- Buat batasan spesifik seputar waktu TV
Jika Anda biasanya menonton banyak siaran TV, Anda mungkin akan kesulitan untuk mengontrolnya.
Stringer menunjukkan bahwa langsung membuang TV bukan pilihan terbaik untuk menghilangkan perilaku kecanduan. Perubahan, menurut Steinger sebaiknya dilakukan secara bertahap, termasuk mengurangi kecanduan gadget lainnya.
Misalnya, Anda mungkin memutuskan untuk:
- batalkan semua kecuali satu layanan streaming
- batasi menonton episode baru acara favorit Anda
- hanya menonton TV di akhir pekan atau saat Anda melakukan hal lain, seperti berolahraga
- Alihkan perhatian
Menemukan aktivitas baru dapat mengikis kecanduan TV. Mengubah pola kebiasaan memang membutuhkan pengalih perhatian.
Misalnya setelelah meletakkan remote atau menyembunyikannya, cobalah untuk melakukan aktivitas lain seperti membaca buku, menikmati alam, berkebun atau mengunjungi taman, atau sekadar belajar bahasa baru.
- Terhubung dengan orang lain
Kecanduan TV atau gadget juga dapat membuat kita kesepian dan kurang interaksi. Kalau sudah begitu, lebih baik segera seperti mencari teman baru atau berkencan.
Coba juga untuk mulai dengan mengganti satu jam waktu TV harian dengan beberapa jenis interaksi, seperti:
- berkumpul bersama orang tersayang
- menghabiskan waktu di tempat umum
- berpartisipasi dalam hobi kelompok
- melakukan kegiatan sukarela atau volunteering
- Setelah merasa lebih nyaman dalam situasi sosial, cobalah menambah waktu yang Anda habiskan bersama orang lain sambil terus mengurangi menonton TV.
Ini juga cukup umum untuk menonton TV daripada stres, yang dapat mencakup masalah persahabatan atau hubungan. Curhat biasanya merupakan pendekatan yang paling menguntungkan.
Setelah melalui beberapa tips di atas, perlu diingat bahwa tips ini tidak akan berhasil dalam semalam. Butuh waktu untuk mengubah perilaku kecanduan menonton TV. Jadi bersikaplah lembut pada diri sendiri dan jangan terlalu berkecil hati jika Anda mengalami kesulitan di tengah jalan.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca : Anak Kecanduan TV, Begini Cara Tantri Kotak Mengakalinya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.