TEMPO.CO, Jakarta - Saat mendengar kata hipertensi, kita pasti menduga mengarah pada tekanan darah tinggi. Selain itu, ada juga hipertensi yang menyerang paru-paru atau dikenal sebagai hipertensi pulmonal.
Hipertensi sistemik alias tekanan darah tinggi dan hipertensi pulmonal (PH) atau hipertensi paru memang tampak serupa, namun hipertensi yang berarti tekanan tinggi pada arteri dan jantung berusaha untuk memompa darah ke dalamnya. Berbeda dengan PH, tekanan arteri tinggi yang menyalurkan darah ke paru-paru.
Banyak orang tidak menyadari, tubuh kita memiliki dua jenis sirkulasi dalam laman healthcentral. Salah satunya memperoleh tenaga dari sisi kanan jantung, yang memompa darah ke paru-paru sehingga mendapatkan oksigen. Lainnya, memiliki tenaga dari bagian kiri, yang mengambil darah beroksigen dan memompanya ke seluruh tubuh.
Tekanan darah mengukur resistansi yang berhadapan dengan darah, saat mengalir melalui pembuluh darah. Meskipun tidak sepenuhnya penyebab tekanan meningkat pada beberapa orang, kita mengetahui penuaan, genetika, penyakit, atau ketiganya menghambat kemampuan pembuluh darah untuk rileks.
Ketika tekanan darah tinggi di paru-paru, sisi kanan jantung berjuang dan akhirnya melemah hingga membesar. Sedangkan, tekanan darah tinggi bersifat sistemik, sisi kiri juga terpengaruh akan dampaknya.
Baca: Penderita Hipertensi Paru Banyak yang Tidak Terdiagnosis
Gejala Hipertensi dan HP
Melansir dari healthline, ada dua jenis hipertensi yang memiliki penyebab berbeda. Hipertensi primer ini memiliki berbagai faktor, yang berperan dalam perkembangannya, termasuk gen, usia, ras, pola gaya hidup yang buruk, memiliki diabetes dan sindrom metabolik, dan asupan natrium yang tinggi.
Hipertensi sekunder sering terjadi dengan cepat dan menjadi lebih parah daripada hipertensi primer, beberapa kondisi seperti penyakit ginjal, apnea tidur, kelainan jantung, masalah dengan tiroid, efek samping obat, penggunaan obat terlarang, konsumsi alkohol kronis, masalah kelenjar adrenal, dan tumor endokrin tertentu menyebabkan hipertensi sekunder.
Hipertensi pulmonal atau tekanan darah tinggi pada paru-paru tidak umum seperti hipertensi sistemik, infeksi ini dalam verywellheath, tidak menimbulkan gejala dengan catatan tekanan pada arteri pulmonal meningkat, sesak napas, lemah, lesu, dan kelelahan. Jika kondisinya menjadi parah, nyeri dada, edema parah, dan sering kehilangan kesadaran dapat terjadi.
Beberapa masalah medis dapat memicu hipertensi pulmonal, termasuk gangguan jantung, gangguan paru-paru, obat-obatan, dan penyakit jaringan ikat. Tidak hanya itu, ada lima jenis HP yang membuat arteri menebal, kaku, aau rusak karena racun atau kondisi medis tertentu; hipertensi pulmonal yang disebabkan oleh penyakit jantung kiri lanjut; hipertensi pulmonal terkait dengan penyakit paru-paru seperti COPD; hipertensi paru karena pembekuan darah paru; dan hipertensi pulmonal yang disebabkan oleh berbagai penyebab lainnya.
BALQIS PRIMASARI
Baca juga: Waspadai Hipertensi Paru Pada Anak, Kenali Gejalanya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.