Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gangguan Makan Pica: Kerap Mengonsumsi Sesuatu yang Tidak Lazim

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Perempuan rentan mengalami gangguan makan, seperti bulimia dan anoreksia. (Pexels/Alex Green)
Perempuan rentan mengalami gangguan makan, seperti bulimia dan anoreksia. (Pexels/Alex Green)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan makan pica adalah kondisi ketika seseorang memiliki keinginan dan nafsu makan terhadap benda atau zat non-makanan atau tidak memiliki nilai gizi secara kompulsif. Orang yang menderita gangguan makan pica bisa mengonsumsi benda-benda yang berbahaya bagi kesehatan, misalnya kapur, lem, dan debu. Pola makan seperti ini bisa dianggap sebagai gangguan makan pica bila telah dilakukan setidaknya selama satu bulan.

Melansir healthline, hingga saat ini, penyebab gangguan makan pica belum diketahui secara pasti. Terdapat sejumlah hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap pica, antara lain kehamilan, gangguan perkembangan, masalah kesehatan mental, serta kekurangan nutrisi tertentu.

Baca : Cerita Jane Fonda Kesulitan Mengatasi Gangguan Makan yang dialami sejak remaja

Dalam sejumlah kasus, kekurangan zat besi, zinc, atau nutrisi lain dapat dihubungkan dengan pica. Gangguan makan pica umumnya hanya bersifat sementara dan bisa sembuh tanpa perlu pengobatan. Meski begitu, gangguan makan pica juga bisa saja berlangsung dalam jangka waktu yang lama yang biasanya dialami oleh orang dengan masalah kesehatan mental.

Kebiasaan mengonsumsi benda non-makanan tertentu dapat menyebabkan kondisi serius lainnya seperti keracunan, infeksi parasit, penyumbatan usus, hingga tersedak.

Penanganan untuk pica biasanya dimulai dari mengobati gejala atau komplikasi yang diakibatkan mengonsumsi benda atau zat yang bukan makanan. Jika pica disebabkan oleh ketidakseimbangan nutrisi, dokter mungkin akan meresepkan suplemen vitamin atau mineral.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, dokter juga akan memeriksa dari sisi psikologis untuk melihat apakah pengidap memiliki kondisi kesehatan mental tertentu. Jika terdapat masalah kesehatan mental, dokter akan meresepkan obat atau terapi yang cocok atau merujukkan ke psikiater. 

Mengutip Cleveland Clinic, pengobatan utama untuk pica adalah terapi dengan metode yang berbeda tergantung pada situasi dan kebutuhan. Metode terapi gangguan makan tersebut meliputi:

-Mild aversive therapy. Metode ini melatih orang untuk menghindari perilaku pica menggunakan mild aversions (konsekuensi). Metode ini juga mengajarkan untuk menghindari benda non-makanan dan beralih pada perilaku makan sehat.

-Behavioral therapy. Metode terapi ini melibatkan pengajaran mekanisme dan strategi koping untuk membantu mengubah perilaku.

-Differential reinforcement. Dalam metode ini, orang belajar untuk menghindari perilaku pica dengan berfokus pada perilaku dan aktivitas lain.

HATTA MUARABAGJA

Baca juga : Hilary Duff Mengalami Gangguan makan Saat Remaja

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

1 hari lalu

Ilustrasi cuci tangan. Dok. Save The Children
Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya mencegah berbagai penyakit infeksi dan bagian dari cara hidup sehat. Ini cara yang dianjurkan.


Kenali Gejala-gejala dan Cara Mencegah Keracunan Makanan

2 hari lalu

Ilustrasi keracunan makanan. Freepik
Kenali Gejala-gejala dan Cara Mencegah Keracunan Makanan

Berikut beberapa gejala yang mungkin muncul saat terjadi keracunan makanan dan cara untuk menghindari keracunan makanan


Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

2 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda


Puluhan Orang di Cianjur Keracunan Makanan, Apa Saja Pertolongan Pertama Keracunan Makanan?

2 hari lalu

Ilustrasi keracunan makanan. Makaremlaw.com
Puluhan Orang di Cianjur Keracunan Makanan, Apa Saja Pertolongan Pertama Keracunan Makanan?

Apa saja pertolongan pertama untuk keracunan makanan sebelum terlambat untuk diatasi?


Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

4 hari lalu

Kolam terapi ikan di Setu Babakan, Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, dibuka gratis untuk masyarakat mulai Selasa (25/8/2020).(ANTARA/HO-Kominfotik Jakarta Selatan)
Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

Terapi ikan bisa menghilangkan sel kulit mati, namun dapat berbahaya jika kebersihan kolam tidak terjaga.


Pakar Tak Anjurkan Hadiahi Diri dengan Makanan, Ini Alasannya

9 hari lalu

Ilustrasi wanita makan cokelat. Freepik.com/Kroshka__Nastya
Pakar Tak Anjurkan Hadiahi Diri dengan Makanan, Ini Alasannya

Anda mungkin merasa perlu menghadiahi diri dengan makanan enak setelah hari berat dan panjang. Namun pakar mengingatkan cara ini tak baik buat mental.


Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

14 hari lalu

Ilustrasi Ketupat. shutterstock.com
Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

Masyarakat diminta mewaspadai penyakit kronis yang bisa timbul kembali di masa Lebaran karena tidak dikontrol seperti saat berpuasa.


WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

16 hari lalu

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

Hepatitis B menyebabkan 83 persen kematian dan hepatitis C menyumbang 17 persen di dunia.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

21 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

22 hari lalu

Flu Singapura.
Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

Flu Singapura merupakan infeksi yang diakibatkan oleh virus. Penyakit ini sering menjangkiti anak-anak, terutama di bawah 7 tahun.