TEMPO.CO, Jakarta -Atrial Fibrillation (A-fib) adalah gangguan irama jantung atau irama jantung yang tidak teratur dan sejenis aritmia. A-fib meningkatkan risiko pembekuan darah dan stroke.
Selain dapat mengganggu aliran darah, juga menyebabkan jantung berdebar, nyeri dada, dan sesak napas.
Baca : Seri Kesehatan Jantung: Irama Jantung Tidak Beraturan, Apa Atrial Fibrillation?
Meski tidak selalu menghasilkan gejala, tetapi ketika mengalaminya, seseorang akan merasa ketidaknyamanan dada dan pusing.
Meski risiko A-fib meningkat karena usia, tetapi kadang-kadang dapat terjadi di kalangan anak muda. Orang dengan A-fib mungkin memiliki detak jantung lebih cepat dari biasanya, dan jantung tidak memompa darah ke seluruh tubuh secara efisien. Darah dapat terkumpul atau menggenang di dalam jantung, meningkatkan kemungkinan terjadinya penggumpalan.
Baca juga:
Dikutip dari MedicalNewsToday, jantung manusia terdiri dari empat ruang, dua ruang atas disebut atrium dan dua ruang bawah disebut ventrikel. Setiap kali jantung berdetak, memompa darah dari atrium ke ventrikel dan kemudian dari ventrikel ke seluruh tubuh.
Setiap detak jantung dimulai dari bagian atas jantung dan bergerak ke bawah. Sinyal listrik mengontrol kecepatan detak jantung dan mengoordinasikan aliran darah di antara bilik.
Ketika seseorang memiliki A-fib, sinyal-sinyal listrik ini menjadi terdistorsi, menyebabkan atrium bergetar, atau berkedut secara tidak menentu, ini disebut fibrilasi.
Selama detak jantung, jantung tidak memompa semua darah dari atrium ke ventrikel, dan aliran darah tidak mengikuti ritme yang biasa.
Gejala Atrial Fibrillation
Tidak semua orang dengan A-fib akan mengalami gejala, dan pada mereka yang mengalaminya, gejalanya hanya muncul sebentar-sebentar. Menurut Asosiasi Jantung Amerika (AHA) gejala yang paling umum adalah jantung berdebar. Namun, ada juga gejala lain yang terjadi, seperti:
- Palpitasi atau perasaan detak jantung yang tidak teratur
- Sesak napas, terutama saat berolahraga atau beraktivitas
- Nyeri dada, tekanan, atau ketidaknyamanan
- Fekanan darah rendah , pusing dan pingsan
- Kelelahan
- Kebingungan atau perasaan tidak nyaman
Meskipun penuaan dan riwayat keluarga merupakan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, ada banyak cara untuk mengurangi risiko A-fib dan menjaga kesehatan jantung.
Menjaga kondisi yang mendasarinya, seperti hipertensi atau diabetes, terkendali juga mengurangi risiko A-fib.
Perubahan gaya hidup dapat mengurangi banyak risiko. Dalam hal gaya hidup, aturan dasar dengan mengikuti makanan bergizi, melakukan aktivitas fisik secara teratur, dan memelihara berat badan. Orang yang merokok atau minum alkohol juga dapat mengurangi risiko mengembangkan atrial fibrillation dengan membatasi atau menghentikan perilaku tersebut.
MALINI
Baca juga : 7 Penyebab Gangguan Irama Jantung Fibrilasi Atrium
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.