TEMPO.CO, Jakarta - Bermain termasuk bentuk stimulasi yang diperlukan anak-anak di bawah usia 6 tahun agar maksimal pertumbuhannya. Begitu kata psikolog pendidikan dari Rumah Dandelion, Binky Paramita.
"Manfaat bermain bagi anak-anak sangat besar karena dapat memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi dan mengembangkan skill-skill yang kelak dibutuhkan dalam kehidupan di masa yang akan datang," kata Binky.
Anak-anak sejatinya tengah berlatih memecahkan masalah saat menghadapi kesulitan dengan bermain. "Dalam permainan, kadang anak dihadapkan untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi, kadang anak kalau main sama teman suka diskusi, kadang juga berdebat," jelasnya.
Selain itu, bermain juga diyakini bisa mengembangkan rentang konsentrasi di mana kemampuan sensor motorik, logika berpikir, serta rentang konsentrasi turut dilatih. Binky mencontohkan saat anak bermain lego maka itu bisa menjadi sarana melatih motorik halus dan saat berlarian maka saraf-saraf motorik kasar turut diolah. Bukan hanya itu, kecerdasan emosional melalui komunikasi dan interaksi bersama teman turut dilatih lewat situasi permainan.
Sambungan saraf baru
Sementara itu, pakar kesehatan anak sekaligus asisten pengajar pediatrik di Sekolah Kedokteran Harvard, Claire McCarthy, menjelaskan lebih dari satu juta sambungan saraf baru dibuat di otak dalam beberapa tahun pertama kehidupan.
"Membentuk koneksi saraf ini membuatnya lebih efisien. Proses-proses tersebut nantinya akan membangun otak dan membantu memandu bagaimana fungsinya selama sisa hidup anak itu," tulisnya dalam publikasi Harvard Health.
Saat anak-anak diajak bermain sehingga bereaksi dan berinteraksi satu sama lain dengan cara yang penuh kasih maka blok otak yang sehat dan anak yang bahagia akan memiliki kesempatan lebih baik untuk tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat, bahagia, kompeten, dan sukses.
Baca juga: 5 Aktivitas Sederhana untuk Perkembangan Kognitif Anak