Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menurut Studi, Begini Pola Makan Nabati Terbukti Turunkan Kolesterol

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Organ hati memproduksi kolesterol, yang membangun membran sel dan menghasilkan hormon untuk memenuhi kebutuhan tubuh, sehingga kita mendapatkan kolesterol ekstra melalui makanan.

Orang sering mengurangi kadar kolesterol mereka dengan mengubah pola makan yang diet tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol – ditemukan dalam daging, produk susu, dan telur – yang meningkatkan kadar kolesterol juga risiko serangan jantung. 

Menurunkan Risiko Kolesterol 

Sebuah studi baru yang diterbitkan oleh European Heart Journal yang dimuat di Times of India awal pekan ini, yang menemukan pola makan vegetarian dapat menurunkan kadar kolesterol. Para peneliti menganalisis data dari 2.372 peserta antara 1982 dan 2022 pada sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Swedia, Finlandia, Korea Selatan, Australia, Brasil, Republik Ceko, Italia, Iran, dan Selandia Baru.

Pola makan vegetarian masih berkaitan dengan penurunan kolesterol total, kolesterol low-density lipoprotein dan apolipoprotein B – efek yang konsisten muncul pada berbagai studi dan karakteristik peserta. “Diet nabati memiliki potensi untuk mengurangi beban aterosklerotik dari lipoprotein aterogenik sekaligus mengurangi risiko penyakit kardiovaskular,” studi tersebut menyimpulkan.

Hasil penelitian menemukan, kadar kolesterol jahat atau LDL turun menjadi 10% pada mereka yang mengikuti pola makan nabati dibandingkan dengan mereka yang memiliki pola makan yang terdiri dari produk nabati dan daging. Peningkatan kadar apolipoprotein B dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi. Kisaran normal tingkat apolipoprotein B adalah 100 mg/dL. 

Seiring dengan temuan penelitian, para peneliti telah memanfaatkan metode pengobatan yang paling penting dan faktor risiko aterosklerosis. Pengobatan statin lebih unggul daripada pola makan nabati dalam mengurangi kadar lipid dan lipoprotein. 

Pencegahan faktor risiko penyakit seperti kelebihan berat badan, hipertensi, dan dislipidemia menjadi kunci untuk memperlambat proses aterosklerotik, karenanya konsumsi pola makan nabati dapat menunda atau bahkan mengurangi kebutuhan akan statin, sehingga menyelamatkan penderita dari efek samping yang terkait dengan pengobatan.

Pola Makanan Nabati

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebuah laporan Harvard menjelaskan sifat makanan yang berbeda dan cara mereka membantu menurunkan kolesterol. Seperti serat mengikat kolesterol dalam sistem pencernaan dan mengeluarkannya dari tubuh sebelum mereka masuk ke sirkulasi. Lemak tak jenuh ganda secara langsung menurunkan LDL. Sterol dan stanol tanaman menghalangi tubuh menyerap kolesterol.

Makanan nabati seperti gandum, barley, biji-bijian, kacang-kacangan, terong, okra, kacang-kacangan, minyak sayur, buah-buahan musiman, kedelai, dan ikan berlemak dapat membantu menurunkan kolesterol. Makanan yang diperkaya dengan stanol dan sterol dan suplemen serat juga dapat membantu.

Klaim Nabati Tidak Selalu Cocok

Di sisi lain, hanya karena makanan tertentu cocok dengan pola makan nabati tidak berarti itu sehat atau cocok untuk anda, menurut laman webmd. Profesor Ilmu Gizi, Kris Etherton, PhD, RDN merekomendasikan untuk mengurangi makanan olahan dalam kemasan, minyak tropis (kelapa, kelapa sawit, dan minyak inti sawit), dan makanan manis, termasuk madu. 

Kris Etherton mengatakan beberapa orang bisa memperoleh manfaat dari pola makan nabati, namun banyak orang juga dapat meningkatkan kesehatan mereka, termasuk dalam hal menjaga kadar kolesterol, dengan pola makan yang mencakup makanan hewani bergizi. Jika Anda memutuskan untuk memulai rencana makan nabati, lakukan riset untuk memastikan Anda mendapatkan pola makan yang seimbang, lengkap, dan sesuai dengan kondisi kesehatan. 

TIMES OF INDIA | WEB MD

Pilihan editor : Mengapa Kolesterol Tinggi Disebut Silent Killer
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Deretan Mitos yang Keliru Tentang Kesehatan Jantung

22 jam lalu

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Deretan Mitos yang Keliru Tentang Kesehatan Jantung

Deretan mitos terkait kesehatan jantung yang keliru lainnya yang penting untuk diketahui.


Hal yang Perlu Dihindari untuk Menekan Faktor Risiko Stroke

14 hari lalu

ilustrasi stroke (Pixabay.com)
Hal yang Perlu Dihindari untuk Menekan Faktor Risiko Stroke

Faktor risiko yang tak terdeteksi membuat stroke tak bisa dikontrol. Tapi 80 persen risiko stroke bisa dicegah dengan perubahan gaya hidup.


Ahli Gizi Sarankan Ginseng untuk Turunkan Kolesterol, Apa Lagi?

20 hari lalu

Ilustrasi ginseng. Pixabay.com/markroad1230
Ahli Gizi Sarankan Ginseng untuk Turunkan Kolesterol, Apa Lagi?

Ahli gizi menyebut lima macam bahan alami yang bisa membantu menurunkan kadar kolesterol jahat, termasuk ginseng dan jahe.


Bisa Turunkan Kolesterol, 3 Makanan Ini Dianjurkan untuk Sarapan

22 hari lalu

Ilustrasi buncis (Pixabay.com)
Bisa Turunkan Kolesterol, 3 Makanan Ini Dianjurkan untuk Sarapan

Berikut tiga jenis makanan yang perlu dijadikan menu sarapan untuk menurunkan kadar kolesterol.


Kadar Kolesterol Sehat yang Dianjurkan Dokter

24 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Kadar Kolesterol Sehat yang Dianjurkan Dokter

Kadar kolesterol total 150 mg/dL adalah batas yang sehat dan kalau sudah di atas 200 mg/dL disebut tinggi.


Ini Perbedaan Batu Empedu dan Batu Ginjal

36 hari lalu

Ilustrasi batu empedu. harvard.edu
Ini Perbedaan Batu Empedu dan Batu Ginjal

Meskipun fungsinya sangat berbeda, namun kedua organ itu dapat memiliki masalah serupa, yakni batu yang memiliki kesamaan dalam gejalanya.


7 Tanda-tanda Penyakit Hati Berlemak pada Anak

51 hari lalu

Ilustrasi Liver. Shutterstock
7 Tanda-tanda Penyakit Hati Berlemak pada Anak

Mengidentifikasi tanda-tanda penyakit hati berlemak pada anak dan mencari pengobatan tepat waktu sangat penting untuk mencegah perkembangannya.


Ini Alasan Burger Disebut Makanan Tidak Sehat

51 hari lalu

ilustrasi burger (pixabay.com).jpg
Ini Alasan Burger Disebut Makanan Tidak Sehat

Asupan natrium yang tinggi pada makanan cepat saji, termasuk burger, tidak baik untuk kesehatan.


Hati-hati, Sakit Pinggul Bisa Jadi Disebabkan Kolesterol Tinggi

53 hari lalu

Penyebab Kolesterol Tinggi
Hati-hati, Sakit Pinggul Bisa Jadi Disebabkan Kolesterol Tinggi

Rasa nyeri yang hebat di pinggul meskipun aktivitas fisik ringan merupakan indikasi Anda perlu segera ke dokter karena pertanda kolesterol tinggi.


6 Manfaat Rutin Mengonsumsi Beras Merah

54 hari lalu

Ilustrasi jenis beras (merah, putih, hitam). shutterstock.com
6 Manfaat Rutin Mengonsumsi Beras Merah

Beras merah menjadi alternatif yang tepat untuk menggantikan beras putih sebagai makanan pokok sehari-hari, terutama bagi penderita diabetes.