TEMPO.CO, Jakarta - Donat dan bomboloni adalah kudapan ringan yang sangat populer di Indonesia. Keduanya sering disantap saat jam-jam bersantai dan berkumpul bersama keluarga. Karena rasanya cenderung mirip, bomboloni seringkali dianggap sama dengan donat, padahal keduanya berbeda.
Bomboloni lebih sering diberi topping yang creamy, seperti fla, cokelat leleh, dan selai lembut. Tak jarang ditaburi dengan sedikit gula halus. Sementara donat cenderung diberi topping meses, gula halus, kacang, dan parutan keju.
Dari rangkum dari berbagai sumber, berikut empat perbedaan bomboloni dengan donat:
1. Bentuk
Donat umumnya berbentuk bulat cincin dengan lubang di bagian tengahnya. Sementara bomboloni berbentuk bulat utuh, namun agak sedikit pipih. Jika topping donat diletakkan di bagian atas, topping bomboloni berada di bagian dalam.
2. Asal-usul
Mengutip Taste Atlas, donat berasal dari Amerika Utara dan mulai populer sejak dibawa oleh imigran Belanda. Kepopuleran donat hampir bersamaan dengan pai buah, pai krim, dan kue kering. Ada pula yang mengatakan dulunya donat belum berbentuk cincin, melainkan bulat utuh dan digoreng bersamaan lemak babi.
Sementara bomboloni diketahui berasal dari Tuscany dan hanya dihidangkan selama musim karnaval. Namun seiring berjalannya waktu, bomboloni mulai populer di berbagai negara berbeda.
3. Tekstur
Bomboloni memiliki tekstur yang lebih padat dibandingkan donat yang cenderung kempes saat digigit. Selain itu, isian bomboloni yang creamy memberikan sensasi lebih lembut dimulut dibandingkan topping pada donat cicin. Karena bomboloni sering diisi dengan fla, cokelat leleh, custard, dan selai lembut.
4. Cara Membuat
Meski bahan dan konsep pembuatan donat dan bomboloni cenderung sangat mirip, proses pembuatan keduanya tetap memiliki perbedaan. Bomboloni membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua jam untuk diproofing atau didiamkan agar mengembang. Sementara donat umumnya cukup didiamkan dalam waktu 30 menit saja.
Pilihan Editor: Cara Membuat Donat Empuk Untuk Camilan Berbuka Puasa