Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Slow Living, Gaya Hidup yang Santai tapi Bukan Malas

image-gnews
Ilustrasi bekerja dari rumah (WFH). Shutterstock
Ilustrasi bekerja dari rumah (WFH). Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gaya hidup slow living atau melambatkan hidup mulai dilirik banyak orang untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan hidup. Gaya hidup ini memungkinkan seseorang terbebas dari segala hiruk-pikuk kesibukan pekerjaan dan tuntutan kehidupan modern yang melakukan aktivitas serba cepat.

Biasanya orang berpikir menjalani Slow living dengan bepergian ke lokasi terpencil atau mengasingkan diri. Namun, pada dasarnya Slow living dapat dilakukan dengan mengurangi peran di dunia kerja, kemudian memperbanyak kegiatan produktif dan menyenangkan di sekitar lingkungan rumah. Lantas apa itu Slow living?

Sesuai dengan namanya, Slow living merupakan gaya hidup yang melambatkan laju hidup demi menikmati setiap momen dan menjadikan setiap aktivitas lebih bermakna. Hal ini sesuai dengan filosofi utama gerakan Slow living yakni gagasan kesederhanaan sukarela, dimana memilih menghilangkan kelebihan dari hidup untuk lebih menikmati berbagai hal.

Mengutip dari psikologi.uma.ac.id, pola hidup ini sudah dimulai di Italia sejak 1980-an ketika kritikus gastronomi Carlo Petrini menciptakan gerakan Slow Food. Yaitu sebuah filosofi yang bertujuan untuk mengembalikan tradisi Mediterania dan makan sehat tradisional dalam menghadapi munculnya makanan tidak sehat di seluruh dunia.

Slow living dibuat untuk mengembalikan ritme yang lebih tenang agar dapat menjalani hidup lebih tenang dan sehat. Begitu juga supaya terhindar dari pola dan pakem yang selama ini telah membelenggu dan mengganggu kebebasan.

Slow living bertujuan mengembalikan cara hidup masa lalu. Bukan menafikan kemajuan dan perkembangan, melainkan memunculkan kebiasaan hidup yang sesuai dengan kebutuhan manusia yang sebenarnya. Tepatnya memelihara kesehatan manusia sepenuhnya, termasuk menghormati lingkungan.

Dalam gerakan Slow living, aktivitas diselesaikan dengan tenang dan tidak tergesa gesa. Seperti dijelaskan dari slowlivingldn.com, Slow living ditandai dengan pola pikir bermakna dan sadar yang sejalan dengan apa yang paling berharga dalam hidup. Sehingga memberi ruang di kepala untuk memprioritaskan apa yang penting dan menetapkan jumlah waktu yang tepat untuk setiap tugas maupun aktivitas.

Menurut Jenelle Kim, dokter pengobatan Tiongkok, ahli herba, dan penulis Myung Sung: The Korean Art of Living Meditation, Slow living adalah pendekatan hidup sadar yang melibatkan hidup lebih lambat sehingga menghargai setiap momen dan memprioritaskan apa yang penting dalam hidup. Pada akhirnya bermanfaat dari segi mentalitas dan fisik, seperti membuat tidur lebih nyenyak, memperbaiki pencernaan, meningkatkan suasana hati, mengurangi ketegangan otot, dan menurunkan tekanan darah.

Melambatkan laju hidup juga  menguatkan relasi dengan kerabat, keluarga, dan tetangga karena memiliki waktu untuk membangun hubungan. Selain itu, gaya hidup ini membuat seseorang pandai bersyukur, mencukupkan diri dengan apa yang dipunyai, tidak iri dan tidak membandingkan dengan yang orang lain miliki.

Dengan gaya hidup santai ini, mampu menghadirkan kebahagiaan. Kebahagiaan yang memang tidak lagi dicari-cari tetapi melekat dalam laku keseharian.

Pilihan Editor: Memahami Gayaq Hidup Slow Living dan Kelebihannya

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 jam lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

3 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga/Asics
Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.


Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

4 hari lalu

Ilustrasi pasangan. dailymail.co.uk
Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

Merasa terjebak dalam hubungan tak bahagia? Berikut tanda Anda harus mengakhiri hubungan karena sudah tak mungkin diperbaiki.


Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

4 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.


Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

5 hari lalu

Menulis jurnal setiap hari bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi gangguan kecemasan. (Pexels/Alina Vilchenko)
Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

7 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

8 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

9 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

9 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang