TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu faktor risiko yang seringkali dikaitkan dengan Refluks Gastroesofageal atau GERD adalah kebiasaan merokok. GERD adalah kondisi medis yang melibatkan refluks asam lambung ke dalam kerongkongan. Kondisi itu menyebabkan gejala nyeri dada, sensasi terbakar, dan gangguan pencernaan.
Merokok telah lama diketahui sebagai faktor risiko utama dalam berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit kardiovaskular, kanker, dan gangguan pernapasan. Namun, dampak merokok pada saluran pencernaan juga tidak dapat diabaikan.
Baca juga:
Dilansir dari Hopkins Medicine, nikotin dan bahan kimia lain dalam rokok dapat memiliki efek negatif pada fungsi kerongkongan dan sfingter esofagus bawah, yang mengatur aliran makanan dan cairan dari kerongkongan ke lambung.
Sfingter esofagus bawah adalah otot cincin di antara kerongkongan dan lambung yang berfungsi menghalangi refluks asam lambung ke atas. Merokok dapat mengganggu fungsi sfingter ini dengan beberapa cara.
Nikotin dalam rokok menyebabkan relaksasi otot polos, termasuk sfingter esofagus bawah, sehingga membuatnya lebih mudah bagi asam lambung untuk naik kembali ke kerongkongan. Selain melemahkan sfingter esofagus bawah, merokok juga dapat merangsang peningkatan produksi asam lambung.
Dikutip dari Healthline, asam lambung yang berlebihan dapat dengan mudah merusak lapisan dinding kerongkongan yang lebih sensitif. Kondisi itu menyebabkan peradangan dan gejala GERD seperti sensasi terbakar dan nyeri dada.
Dilansir dari Everyday Health, kondisi GERD yang tidak terkendali dapat menyebabkan komplikasi serius seperti luka pada kerongkongan, erosi gigi, dan bahkan peningkatan risiko kanker kerongkongan.
Perokok memiliki risiko lebih tinggi terhadap komplikasi ini karena dampak buruk merokok pada saluran pencernaan yang sudah melemahkan pertahanan tubuh.
Berhenti merokok adalah langkah yang paling penting untuk mengurangi risiko GERD dan masalah kesehatan lainnya. Selain itu, mengadopsi diet seimbang, menghindari makanan yang memicu refluks asam, dan menjaga berat badan yang sehat juga dapat membantu mengelola kondisi ini.
Pilihan Editor: Jangan Salah Bedakan Gejala Gagal Jantung dan GERD