Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Penyabab dan Gejala Hiperakusis

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi wanita menutup telinga. Freepik.com/Jcomp
Ilustrasi wanita menutup telinga. Freepik.com/Jcomp
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hiperakusis merupakan penurunan toleransi suara terhadap suara lingkungan biasa. Hiperakusis merupakan gejala dari kondisi medis tertentu. Orang dengan hiperakusis sering kali menganggap suara biasa terlalu keras dan suara keras tidak nyaman atau menyakitkan.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI, penderita hiperakusis menggambarkan pengalaman suara sehari-hari yang awalnya normal menjadi dianggap dirasakan sebagai suara yang keras, tidak menyenangkan, menakutkan, dan menyakitkan. Hiperakusis dapat menyebabkan depresi, kecemasan, insomnia dan pikiran untuk bunuh diri.

Penyebab Hiperakusis

Hiperakusis sering dikaitkan dengan tinitus, yakni suara berdengung, berdenging atau bersiul di telinga, dan distorsi suara. Biasanya kedua telinga terkena, meskipun ada kemungkinan hanya terjadi pada satu telinga. Jenis lain dari berkurangnya toleransi terhadap suara termasuk 'perekrutan kenyaringan' dan 'fonofobia'.

Dikutip dari Betterhealth.vic.gov.au, beberapa penyebab hiperakusis yang diketahui meliputi:

- Perubahan pendengaran akibat penuaan

- Paparan satu kali terhadap suara keras, seperti ledakan

- Tamparan di telinga

- Paparan kronis terhadap kebisingan, seperti bekerja di lingkungan yang bising

- Obat-obatan tertentu

- Cedera kepala

- Operasi pada telinga

- Kelumpuhan saraf wajah yang dapat menyebabkan mekanisme di telinga tengah yang melindungi Anda dari suara keras tidak berfungsi

- Prosedur medis, membersihkan saluran telinga yang tersumbat dapat menyebabkan peningkatan sensitivitas terhadap suara untuk sementara.

Jika Anda memiliki intoleransi terhadap suara di satu telinga saja, hal ini harus diperiksa untuk mengetahui adanya neuroma akustik (tumor) pada saraf keseimbangan (vestibular). Tumor akan lebih mudah diangkat jika terdeteksi sejak dini. Namun, meski tumor ditemukan, tidak semua kasus memerlukan pengangkatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gejala Hiperakusis

Orang dengan hiperakusis mungkin mengalami suara yang dianggap normal oleh orang lain, seperti tidak nyaman, sangat keras, menyakitkan, atau bahkan menakutkan. Suaranya yang keras mungkin sedikit mengganggu atau begitu kuat sehingga menyebabkan kesulitan menjaga keseimbangan atau mengalami kejang. 

Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut gejala lain hiperakusis.

- Berdenging di telinga

- Sakit telinga

- Perasaan penuh atau tertekan di telinga, mirip dengan berada di pesawat terbang, sebelum telinga Anda “meletus”

Gejala-gejala ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kehidupan sosial Anda. Pengalaman terus-menerus merasa kewalahan dengan suara-suara yang intens dan tidak menyenangkan dapat menyebabkan hal-hal berikut ini:

- Kecemasan 

- Depresi 

- Masalah hubungan

- Isolasi dan penghindaran sosial

Gejala dapat bertambah parah jika Anda merasa stres atau lelah. Jika Anda mengantisipasi, harus berinteraksi di ruangan yang Anda khawatirkan akan menimbulkan kebisingan yang tidak menyenangkan.

Pilihan Editor: Apa Penyebab Pendengaran Terlalu Peka atau Hiperakusis?

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

2 hari lalu

Ilustrasi wanita tersenyum pada orang tua atau lansia di panti jompo. shutterstock.com
Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.


Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

4 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.


Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

4 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.


Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

5 hari lalu

Menulis jurnal setiap hari bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi gangguan kecemasan. (Pexels/Alina Vilchenko)
Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

8 hari lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

9 hari lalu

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Foto: Unsplash.com/Diana Polekhina
Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

9 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

9 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

13 hari lalu

Ilustrasi sakit punggung. Freepik.com/Gpointstudio
Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

Stres sebabkan sakit punggung bisa terjadi lantaran tubuh Anda mengalami reaksi kimia sebagai respons terhadap stres.


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

15 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.