TEMPO.CO, Jakarta - Mengambil foto sendiri atau selfie sudah menjadi hal lumrah yang dilakukan banyak orang seiring semakin berkembangnya teknologi ponsel. Namun kini, tak sedikit pakar yang menganggap kegemaran tersebut terkait masalah kesehatan mental.
Sekelompok data dikumpulkan di Australia dan Amerika Serikat sejak 2011 dan menjadi ulasan dari Universitas New South Wales serta dimuat di Journal of Medical Internet Research pada September 2023. Berfoto selfie di lokasi dengan air jadi hal yang paling mengkhawatirkan terkait kecelakaan.
Menurut riset tersebut, penggunaan umum ponsel pintar dan aplikasinya berbahaya. Empat dari lima penelitian mengungkapkan jatuh dari ketinggian saat melakukan selfie sebagai penyebab terbanyak cedera dan kematian, diikuti oleh tenggelam.
Pemimpin penulis penelitian Sam Cornell dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Sydney di Australia mengatakan ia khususnya tertarik pada cedera dan kematian terkait selfie di lingkungan berair.
"Saya tak mempelajari orang yang cedera karena kecanduan selfie di tempat buatan manusia atau jalan kereta api, misalnya. Saya kaget karena kebanyakan korban perempuan muda," ujarnya kepada Fox News.
Korban kebanyakan berusia 22 tahun dan wisatawan perempuan. Risiko bahaya selfie juga berbeda di setiap negara. "Di India, banyak orang tewas tenggelam, seringnya dalam kelompok," tutur Cornell. "Di AS dan Australia, kebanyakan orang tewas atau terluka saat sendiri, biasanya karena terjatuh dari tebing."
Salah satu korban tewas belum lama ini adalah Fernanda Morella asal Brasil, 33 tahun, yang terjatuh di tebing Kangaroo Point ketika merayakan ulang tahun di Brisbane, Australia, pada 2021, menurut news.com.au. Wisatawan Inggris, Madalyn Davis, 21 tahun, jatuh dari tebing di tebing Diamond Bay Reserve di Sydney, Australia, dan tewas pada 2020.
Perlu peringatan khusus
Untuk mengurangi risiko perlu dibuat tanda peringatan seperti "zona dilarang selfie", pembatas fisik, marka dan informasi mengenai zona berbahaya yang dipublikasikan di media sosial. Peneliti mengakui semua itu tak cukup untuk mencegah kecelakaan.
Dr. Marc Siegel dari Universitas New York Langone dan tak terlibat penelitian sepakat kecelakaan terkait selfie menunjukkan krisis kesehatan mental. Bukan hanya cedera fisik tapi juga menyangkut aspek psikologis yang tak sehat karena berusaha mengabadikan momen kehidupan yang hanya sekejap.
Karena kasus tak juga berkurang, Cornell mengatakan cedera atau kematian terkait selfie bukan bahan lelucon. "Orang menertawakan kejadian itu tapi saya pikir kita tak harus kehilangan nyawa karena kesalahan yang konyol," jelasnya.
Pilihan Editor: Sebabkan Risiko Fisik dan Psikis, Ini 6 Bahaya Kecanduan Selfie