TEMPO.CO, Jakarta - Insititut Kesehatan Mental Nasional (NIMH) Amerika Serikat menyebut sebakin banyak warga di sana yang menderita gangguan bipolar. Kini, sekitar 4,4 persen orang dewasa di AS pernah menderita gangguan bipolar atau 11,3 juta orang pernah atau sedang mengalaminya.
Gangguan bipolar sebelumnya disebut depresi manik dan oleh NIMH didefinisikan sebagai gangguan mental yang menyebbakan perubahan suasana hati, energi, level aktivitas, dan konsentrasi. Keparahannya berbeda pada setiap penderita tapi dampaknya tetap pada kehidupan, hubungan, dan aktivitas setiap hari.
Ada tiga macam gangguan bipolar, yakni:
Gangguan bipolar I: Yang paling parah dan bisa menyebabkan depresi manik bisa sampai tujuh hari.
Gangguan bipolar II: Hampir mirip dengan tipe I tapi tak separah tipe I.
Gangguan siklotimik: Disebut sebagai episode yang tak terlalu intens dibanding dua tipe lainnya dan berlangsung tak terlalu lama.
"Karena tak ada tes khusus untuk gangguan bipolar, diagnosis berdasarkan gejala dan tes medis yang meneliti gejala," kata Robert Beech, psikiater di Sekolah Kedokteran Yale, kepada USA Today.
Faktor keturunan dan lingkungan
Seperti gangguan kejiwaan lainnya, Beech mengatakan penyebab gangguan bipolar masih belum diketahui, tapi biasanya karena faktor keturunan dan lingkungan. Bila pemicunya keturunan maka ada ketidakseimbangan zat kimia di otak.
Jika salah satu dari orang tua yang mengalaminya, kemungkinan menurun ke anak sekitar 10 persen. Namun jika kedua orang tua mengalaminya, maka kemungkinan menurun 40 persen.
Sementara faktor lingkungan yang paling umum adalah trauma masa kecil, bisa juga karena penyebab stres kronis lainnya, jelas Chase Anderson, asisten dosen kejiwaan klinis di Universitas California, San Francisco.
Para pakar tersebut menyarankan bila Anda atau orang terdekat mengalami gejala terkait gangguan bipolar, langkah terbaik adalah berkonsultasi dengan pakar kesehatan mental. Gangguan mental ini mempengaruhi jutaan orang di dunia. Banyak terapi yang bisa dilakukan, pengobatan untuk menstabilkan suasana hati, dan langkah lain yang bisa membantu.
Langkah yang bisa diambil adalah cukup tidur nyenyak, meditasi, memonitor kadar stres, dan menghindari obat-obatan tertentu, papar Anderson. Menurutnya, pengobatan yang tepat atau berbicara dengan terapis bisa sangat membantu.
Pilihan Editor: Gejala Gangguan Bipolar dan Pengobatannya