TEMPO.CO, Jakarta - Saat liburan usai, termasuk libur Nataru yang relatif singkat, beberapa orang justru mengalami sakit kepala yang tidak diharapkan.
Meskipun liburan bertujuan untuk menghilangkan stres, beristirahat, dan bersantai, beberapa faktor dapat memicu sakit kepala setelah kembali dari liburan yang seharusnya menyenangkan.
Penyebab Sakit Kepala Pasca Liburan
1. Perubahan pola tidur
Ketika liburan, mungkin pola tidur seseorang berubah, baik karena perbedaan zona waktu, aktivitas yang lebih aktif, atau bahkan kurangnya rutinitas yang teratur. Kembalinya ke rutinitas normal dapat memicu sakit kepala.
Selain itu, menurut ahli saraf dan spesiali sakit kepala, Deena Kuruvilla, saat Anda jauh dari tempat tidur, rasa ingin tidur Anda menjadi lebih sulit. Migrain dan tidur berjalan beriringan, terutama ketika bepergian melintasi zona waktu yang dapat mengganggu ritme sirkadian seseorang, dan berkontribusi terhadap gangguan tidur dan serangan migrain.
"Anda mungkin ingin memiliki suplemen melatonin untuk membantu. Melatonin adalah hormon yang membantu mengatur ritme sirkadian,” kata Kuruvilla dikutip dari Health.com.
2. Dehidrasi
Terlalu banyak minuman beralkohol, cuaca yang panas, atau kurang minum air selama perjalanan liburan dapat menyebabkan dehidrasi. Kondisi ini bisa menjadi pemicu sakit kepala setelah liburan.
3. Stres pasca-liburan
Kembali ke rutinitas sehari-hari, beban pekerjaan, dan tumpukan tanggungan setelah liburan bisa menjadi sumber stres yang dapat memicu sakit kepala.
4. Kadar kortisol meningkat
Adanya tenggat waktu kerja akhir tahun, persiapan liburan, dan kesibukan dari satu aktivitas sosial ke aktivitas berikutnya, membuat kadar kortisol meningkat. Dikutip dari South Orange Chiropractic Center, kortisol merupakan hormon yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal (kelenjar kecil yang berada di ginjal) saat seseorang mengalami stres.
Penelitian menunjukkan bahwa penurunan kadar kortisol, seperti yang dialami selama liburan, ketika tingkat stres kembali ke tingkat normal, dapat memicu terjadinya migrain . Bagi banyak orang, kekecewaan setelah kegembiraan atau stres akibat liburan sebenarnya bisa menjadi pemicu migrain yang lebih besar.
5. Perubahan pola makan
Konsumsi makanan yang berbeda selama liburan, seperti makanan berlemak, kurangnya asupan makanan sehat, atau bahkan makanan yang tidak biasa bagi tubuh, bisa memengaruhi keseimbangan tubuh dan menyebabkan sakit kepala.
Pilihan editor: Polisi Amankan Gereja Katedral Selama 24 Jam Saat Perayaan Natal, Jumlah Personel Ditambah Hari Ini