TEMPO.CO, Jakarta - Jangan biarkan anak di bawah umur menenggak minuman energi. Minuman tinggi kafein dan stimulan ini bisa berdampak pada risiko lebih tinggi terkena masalah kesehatan mental, termasuk attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), depresi, kecemasan, dan pikiran untuk bunuh diri.
Dalam sebuah ulasan yang dimuat di jurnal Public Health, para peneliti mempelajari data 57 studi pada lebih dari 1,2 juta pelajar dan anak muda di lebih dari 21 negara yang mengonsumsi minuman energi. Ulasan ini merupakan lanjutan penelitian pada 2016.
"Kami menemukan lebih banyak masalah kesehatan mental dan fisik terkait anak-anak dan orang muda yang mengonsumsi minuman energi," kata penulis utama penelitian, Amy Lake, pengajar nutrisi kesehatan masyarakat di Universitas Tennesse, kepada Fox News Digital.
Kandungan kafein pada minuman energi bervariasi antara 55-505 mg. Bandingkan dengan 90 mg pada 8,45 ons kopi, 50 mg pada teh dalam jumlah sama, dan 34 mg pada 16,9 ons soda. Berdasarkan temuan tersebut, para peneliti dan beberapa organisasi kesehatan di Inggris meminta pemerintah melarang penjualan minuman berenergi pada yang berusia di bawah 16 tahun.
"Bukti ini menunjukkan tak ada tempat bagi minuman energi di pola makan anak dan orang muda," kata Lake. "Pembuat kebijakan harus mengikuti contoh negara-negara yang sudah membuat peraturan ketat penjualan kepada anak-anak."
Ganggu fungsi kognitif
Pakar diet di New Jersey, Amerika Serikat, Erin Palinski-Wade, yang tak terlibat penelitian mengaku penemuan ini tak membuatnya kaget. "Minuman energi tak aman buat anak-anak dan ada panduan aman terkait konsumsi kafein buat yang berumur di bawah 18 tahun," jelasnya.
"Bahkan, sedikit kandungan kafein bisa berdampak pada kualitas dan kuantitas tidur. Kurang tidur terkait langsung pada penurunan kesehatan mental dan fisik. Kurang tidur berpengaruh pada fungsi kognitif seperti pembuatan keputusan, mengatasi konflik, daya ingat dan pembelajaran, sekaligus perubahan perilaku, suasana hati, dan meningkatnya risiko depresi," tambahnya.
Bahkan, pada orang dewasa pun asupan kafein tak boleh melebihi 400 mg sehari, menurut BPOM-nya Amerika Serikat (FDA). "Dengan kandungan kafein 200 mg atau lebih, asupannya bisa melebihi batas, bahkan pada orang dewasa sekali pun," tegas Palinski-Wade.
Pilihan Editor: Mahasiswa Tewas setelah Tenggak Minuman Berkafein. Bisakah Kafein Sebabkan Kematian?